"GOOD MORNING!!!"
Aku menyentak kepalaku kebelakang, begitu Vally memasuki mobilku yang sudah terparkir manis di halaman rumahnya ini. Aku mengantuk dan Vally mengejutkanku dengan suaranya yang menggelegar itu.
3 hari menjelang pensi dan semua beban pekerjaanku menggunung sejak dua hari yang lalu sampai satu hari setelah pensi nanti. Sudah dua malam ini aku sulit tidur karena suara bising yang berasal dari telingaku karena hampir lebih dari 5 jam aku berkutat dengan stage, sound system, dan tata stage lainnya. Ditambah lagi aku selalu pulang mendekati tengah malam selama 2 hari berturut-turut.
"Good morning, hun."
Aku kembali meletakkan kepalaku kembali pada kemudi, karena jujur saja aku baru tidur 2 jam tadi malam karena aku harus mengerjakan tugas presentasi. Oh, bisakah seseorang belah tubuhku menjadi dua untuk seminggu ini? Karena tubuhku tak akan sanggup menjalani sekolah ditengah-tengah event seperti ini. Ditambah lagi pensi ini diadakan di musim dingin.
Ingin rasanya aku menggunting rambut Ashton waktu ia bilang ia ingin mengadakan pensi seminggu setelah libur tahun baru, dimana musim dingin masih berlangsung dengan alasan agar pensi kita berbeda dari angkatan-angkatan sebelumnya yang selalu mengadakan pensi setiap musim semi tiba. Dia ini memang sinting.
"Hey, you ok?" Aku bisa merasakan Vally menepuk pelan pundak kananku dan mengusapnya pelan, membuatku semakin terlelap dalam rasa kantukku. Sial. Bagaimana bisa aku mengedarai mobil kalau begini?
Aku masih tetap dalam posisiku hingga Vally terus menanyakan hal yang sama sampai entah berapa kali karena aku tak kunjung menjawab pertanyaannya. Jangankan untuk berbicara, untuk membuka matapun rasanya sangatlah berat saat ini.
"Right, kalau begitu, biar aku yang menyetir dan kau tidur."
Vally menarik paksa bahuku agar kepalaku yang sejak tadi menempel manis di atas kemudi, menjauh dan bangun. Aku bisa melihat dirinya yang keluar dari mobil kemudian berlari kecil menuju sisi pintuku. Aku mengerang pelan begitu ia menarik paksa tubuhku untuk keluar. Karena aku begitu malas untuk keluar mengingat udara dingin ini sungguh sangatlah menyiksa, aku pun hanya mengangkat tubuhku dan pinda ke sisi kanan, lebih tepatnya kursi penumpang. Dasar wanita tukang paksa.
"Kenapa kau memaksa untuk masuk sekolah kalau kau kelelahan, Mike?"
"Dan meninggalkan semua pekerjaanku? Leher ku akan ditebas oleh Ashton dan Calum kalau begitu," jawabku sambil meregangkan tubuhku lalu menguap. "Lagi pula, aku ada quiz hari ini. Kalau aku tak mengikuti quiz hari ini aku terancam gagal dalam pelajaran ini."
"Pelajaran apa?" Tanya Vally.
"Kau sangat tau bukan kalau aku sangat 'mencintai' fisika?"
Vally tertawa kecil lalu mulai menyalakan mesin mobilku. Hey, seharusnya kami menunggu Calum, karena semenjak ia sakit, Vally tak pernah mengizinkannya untuk berkendara sendiri. Karena itu jugalah, Calum selalu meminta tolong Luke untuk menjemput Eii yang kebetulan arah rumah mereka searah.
"Calum?" tanyaku sambil melongok sedikit kearah jendela.
"Ia sudah berangkat dari tadi."
"Kok bisa?"
Vally menggedigkan bahunya dan terlihat malas untuk membahas ini, tapi bukan Michael namanya kalau aku tak penasaran dengan segalanya. "Kalian bertengkar?"
"Aku hanya berusaha untuk peduli padanya, tapi ia justru berteriak dan membentakku. Dua hal yang tak pernah ia lakukan selama ini kepadaku."
Mobilku kini mulai berjalan perlahan meninggalkan pekarangan rumah keluarga Hood. Sesekali aku melirik kearah Vally yang masih terlihat sedih. Aku merasa bersalah karena bertanya seperti tadi padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALUM //c.h [AU]
FanficAwalnya terlihat, ia bukanlah apa-apa dalam kisah ini. Ia lebih banyak diam dan tak mengambil banyak peran. Tapi dibalik semua itu, kalian akan tau bahwa ia memang pantas menjadi, peran utama.