"KALIAN BERTEMU DENGANNYA?!" Aku menatap Mike dan Luke bergantian. Kami sama sekali tak janjian untuk mengatakan hal yang sama begitu Calum dan Al bercerita kalau kemarin mereka bertemu dengan 'gadis itu' di Bandara saat menjemput Vally. Bagaimana bisa?!
"Harus berapa kali lagi aku mengatakannya, Idiots?" Aku menatap Al yang terlihat lebih bersemangat menceritakan kejadian kemarin dibanding Calum. Padahal aku sangat yakin kalau Mike dan Luke sama denganku yang tak begitu percaya dengan ceritanya. Tapi melihat gelagat Calum yang mendadak murah senyum hari ini, kelihatannya yang dikatakan oleh Al memang benar.
"Mana mungkin kami percaya padamu, Al." Aku mengangguk bersamaan dengan tertawanya Mike karena perkataan Luke tadi. Tak salah bukan? karena ya memang dikatakannya tadi ada benarnya bukan?
"Iiih! Aku serius!" Al menatap Luke galak. Kalau begini, pasti sebentar lagi akan terjadi perang dingin diantara mereka, seperti biasa.
"Calum saja terlihat biasa saja. Harusnya dia yang bersemangat bercerita tentang 'gadis itu' bukan kau."
Al sudah siap untuk kembali menjawab perkataan Luke, tapi Calum langsung membekap mulut Al dengan tangan kanannya setelah menutup buku Biologi yang sejak tadi di bacanya. Typical Calum.
"Sudahlah. Kalian berhenti menggoda Al. Yang dia bilang memang benar. Kami bertemu dengan dia di sana," kata Calum setelah melepaskan bekapan tangannya pada mulut Al. Yang merasa baru di bela langsung mengerling meledek ke arah kami. Calum memang selalu menjadi pahlawan yang mau membelanya di setiap saat. Karena sikapnya ini aku sempat curiga kalau Calum menyukai Al selama 'gadis itu' menghilang.
"Bagaimana bisa?" Aku menatap Mike yang baru saja merebut pertanyaan di otakku tadi.
"Aku yang menyuruhnya kembali ke sini kalau dia masih penasaran dengan diriku."
"MAKSUDMU?" bola mataku nyaris saja keluar mendengar jawaban Calum tadi. Apa maksudnya dia dengan kata 'menyuruh'? Aku benar-benar tak mengerti jalan pikiran Calum. Terkadang ia itu terlalu rumit dan.........tertutup? Atau mungkin lebih tepatnya tak pernah ingin berbagi apa yang ia rasakan selama ini kepada kami, sahabatnya.
"Yaaa, aku mengiriminya surat sebulan sekali dan di suratku yang terakhir, aku bilang padanya seperti yang tadi aku bilang barusan."
"Kau tau alamatnya darimana?" tanya Luke. Lagi-lagi Aku dan Mike hanya mengangguk karena benar-benar bingung.
"Aku bertanya pada pihak administrasi sekolah tentang surat kepengurusan pindahnya dia. Pasti ada penjelasan bukan kemana ia pindah? Begitu aku tau Dia pindah ke Paris, aku langsung meminta tolong Vally untuk mencari alamat keluarganya melalui buku telephone."
"Insane," gumamku dan Mike bersamaan.
"I told you. Aku tak mengerti apa yang membuatmu begitu terobsesi dengan 'gadis itu', Cal," ujar Al.
"Cinta tak perlu sebuah alasan bukan?"
Aku hanya menggedigkan bahuku sebagai tanda masa bodo dengan kata-kata Calum tadi. Setelah menjawab, ia kembali membuka buku paket biologi yang tadi di bacanya. Astaga anak ini. Padahal ini baru hari kedua masuk tapi ia sudah belajar serajin itu. Jangankan membaca, aku bahkan menyentuh buku hanya untuk ku masukkan ke dalam tas dan di bawa ke Sekolah.
Bel pulang sudah berdering sejak setengah jam yang lalu, tapi kami masih saja betah untuk menghabiskan waktu di kantin untuk sekedar ngobrol seperti ini. Karena yaaa, entahlah. Semenjak libur musim panas kemarin, kami jadi jarang kumpul bersama. Kami memiliki kegiatan masing-masing, jadilah untuk pertama kalinya kami tak menghabiskan musim panas bersama.
![](https://img.wattpad.com/cover/23673400-288-k52322.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CALUM //c.h [AU]
Hayran KurguAwalnya terlihat, ia bukanlah apa-apa dalam kisah ini. Ia lebih banyak diam dan tak mengambil banyak peran. Tapi dibalik semua itu, kalian akan tau bahwa ia memang pantas menjadi, peran utama.