Calum menghilang.
Keesokan harinya setelah acara pensi berlangsung keberadaan Calum sudah tak terlacak oleh siapapun. Termasuk Vally yang tinggal serumah, dan juga Eii yang selalu disinggahi kalau ia tak bermalam di rumah. Awalnya mereka berdua salah paham. Vally menyangka Calum tak pulang ke rumah karena ia menginap di apartment Eii. Begitu pula dengan Eii, ia mengira kalau Calum pulang ke rumah karena lelaki itu tak menghubunginya sejak kejadian pada malam pensi itu.
Semua panik dan mencari Calum hampir setiap sudut kota London selama seminggu ini. Luke bahkan sampai berinisiatif untuk bertanya pada guru konseling mengenai perizinan Calum, dan hasilnya nihil karena Calum hanya mengatakan untuk mengambil izin selama dua minggu ke depan tanpa jelas apa alasannya ia mengambil izin selama itu.
Ashton dan Michael tidak ada hentinya menghubungi ponsel Calum setiap 1 jam sekali, berharap kalau sahabatnya ini memberi jawaban, namun lagi-lagi usaha mereka tak membuahkan hasil. Vally pun sudah menghubungi kedua orang tuanya yang sudah kembali ke Paris, dan keduanya pun ikut panik karena mereka juga tak mengetahui dimana keberadaan anak sulung mereka ini.
"So, kita mau cari kemana?" Eii bertanya pada Luke yang kini tengah mengemudikan mobilnya menuju perusahaan keluarga Hood yang berada di pusat kota London.
Sejak kejadian malam pensi itu, Luke harus berpura-pura berperan sebagai pengirim surat kaleng Eii selama ini. Awalnya ia ingin protes pada Calum karena sahabatnya itu tidak memberi taunya terlebih dahulu tentang hal ini dan juga tak meminta persetujuannya sebelum melakukan drama ini. Tapi baru saja Luke ingin protes keesokkan harinya, mengingat begitu pensi selesai ia harus mengantar artisnya ke hotel dan menemani mereka sampai penerbangan mereka datang, Calum justru menghilang tanpa kabar bahkan sampai hari ini. Mau tak mau, Luke harus menjalankan 'tugas' yang Calum amanahkan padanya secara tidak langsung ini, selama lelaki itu pergi tak berkabar seperti ini.
"Vally meminta kita untuk menemui sekertaris kantor Calum yang baru bisa ia hubungi semalam. Mungkin ia tau dimana Calum sekarang," jawab Luke tanpa menoleh sedikit pun pada Eii.
Entah mengapa ia mendadak awkward setiap kali berbicara dengan Eii sejak kejadian itu. Ada perasaan tak tega bercampur kesal dalam dirinya. Ia tak ingin menyakiti gadis ini, karena ia sangat tau kalau Eii sudah lama sekali menunggu hari itu tiba, tapi disisi lain ia tak ingin membuat Calum marah padanya. Ia sudah mengenal Calum lebih dari 10 tahun, dan dalam waktu selama itu ia merasa sudah cukup mengenal Calum dengan baik.
Eii menatap lurus kearah jalanan dengan tatapan kosong. Sudah seminggu ini hatinya merasa kosong dan sesak, tapi ia tak tau apa yang membuatnya selalu sulit tidur setiap malamnya dan selalu ingin menangis setiap kali mengingat Calum. Bahkan ketika ia melihat Luke yang berada di tengah kerumunan pada pensi malam itu dengan setelan flannel merah dan juga black jeans yang begitu sesuai dengan pernyataan pengirim surat kaleng itu, perasaan berbunganya mendadak hilang. Ia tersenyum miris saat melihat Luke terlihat mencari-cari seseorang dalam kerumunan itu. Orang yang ia harapkan selama ini –menurutnya- bukanlah orang yang sama dengan pengirim surat kalengnya.
"Tenang lah," ucap Luke masih dengan pandangan lurus dan fokus pada jalanan di depannya. "Aku yakin ia tak apa-apa. Sesakit apapun Calum, aku sangatlah yakin kalau ia tak selemah itu."
Eii menatap Luke dalam. Dalam hati ia merasa bersyukur karena ia tak benar-benar sendiri saat ini, karena adanya Luke yang kini menemaninya mencari Calum. Diraihnya tangan kiri Luke dan meremasnya pelan, membuat Luke mau tak mau menatap Eii bingung.
"Thanks for being here," ucap Eii lembut sambil tersenyum. "Mungkin aku lebih sering menghabiskan waktuku untuk menangis di apartment karena hilangnya Calum ini daripada mencarinya kesana kemari karena.... Kau tau-"

KAMU SEDANG MEMBACA
CALUM //c.h [AU]
FanfictionAwalnya terlihat, ia bukanlah apa-apa dalam kisah ini. Ia lebih banyak diam dan tak mengambil banyak peran. Tapi dibalik semua itu, kalian akan tau bahwa ia memang pantas menjadi, peran utama.