Elementary School - 8 years ago
"Calum, bisa bantu ibu membawa karya teman-temanmu?"
Calum kecil yang masih berada di tingkat 3 sekolah dasar, hanya bisa menganggukkan kepalanya. Ia pun bangkit dari duduknya lalu mengambil beberapa hasil karya teman-temannya. Selaku ketua kelas, sudah seharusnya ia melakukan ini setiap harinya. Membantu guru membawa apapun itu ke ruangan mereka. Lagi pula tak ada hal yang bisa ia lakukan selama jam istirahat berlangsung selain membaca buku atau menulis puisi karena status nya sebagai anak baru yang baru memasuki sekolah ini sekitar 5 bulan yang lalu.
Sifatnya yang tertutup dan sangat sulit untuk berbaur membuatnya meyendiri dan tak memiliki teman sejak awal masuk. Hanya ada segelintir anak yang menyapanya setiap kali berpapasan dengannya karena ia dikenal sebagai siswa pindahan dari Paris yang pendiam namun memiliki wajah yang lumayan membuat anak-anak perempuan penasaran akan dirinya. Well, setidaknya anak-anak berusia 9 dan 10 tahun memang sudah merasakan cinta monyet bukan?
"Thank you," ucap Miss Ruby, guru seninya sambil mengambil karya-karya yang dibawa oleh Calum. "Boleh aku bertanya?"
Calum kecil menganggukan kepalanya dengan raut wajah bingung. Miss Ruby pun akhirnya menarik Calum kecil lalu menyuruhnya duduk di kursi miliknya. "Apa kau sudah memiliki teman? Sudah 5 bulan kau bersekolah disini, Calum. Ku harap kau sudah mau berbaur dengan yang lain."
Calum kecil hanya diam. Ia hanya menundukkan kepalanya , memperhatikan kedua ujung sepatunya yang ia adu satu sama lain. Ia merasa takut dan malu untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh Miss Ruby. Karena menurutnya, orang-orang akan sulit menerimanya yang tertutup dan keras kepala ini.
Miss Ruby pun menghembuskan nafasnya pelan. Ia sudah mengira kalau anak didik kesayangannya ini memang belum memiliki teman sama sekali. Kedua matanya beralih pada dua orang bocah lelaki yang membuntuti Mr. Parker dengan sebuah tumpukan kertas dikedua tangan masing-masing anak tersebut. Dan entah kenapa, senyumannya seketika mengembang begitu melihat kedua anak itu hendak bergegas keluar setelah meletakkan tumpukan kertas yang mereka bawa tadi di atas meja Mr. Parker.
"Ashton? Luke? Bisa kesini sebentar?"
***
"Jadi kau benar-benar anak pindahan dari Paris yang dijuluki Ice Prince oleh anak-anak gadis?"
Calum kecil mengerutkan keningnya begitu Ashton kecil mengucapkan julukan aneh yang baru di dengarnya hari ini. Hey, sejak kapan ia mendapat julukan Ice Prince itu?
"Aahh, jadi kau anak lelaki yang selalu membuat anak-anak gadis kelas kami berteriak dengan suara cempreng yang mirip dengan burung pelican setiap kali kau melewati kelas kami?" kali ini Luke kecil lah yang bertanya.
Mereka bertiga tengah menyusuri koridor menuju kantin. Awalnya Calum menolak ajakan kedua anak yang terlihat cukup mirip dengan gaya yang berbeda ini. Tapi karena Miss Ruby memaksanya, pada akhirnya ia pun mengiyakan ajak Ashton yang terdengar begitu ramah dan juga dorongan halus yang diberikan oleh Luke ketika mereka keluar dari ruang guru.
"Memangnya sampai seperti itu?" tanya Calum balik. Akhirnya, ia berhasil menghilangkan rasa takut dan gugupnya untuk berbicara dengan kedua teman barunya ini.
Ashton dan Luke menganggukkan kepalanya serempak. Mereka pun akhirnya menceritakan apa saja hal yang tak pernah Calum ketahui selama 5 bulan ia bersekolah disini diselingi dengan beberapa candaan yang benar-benar lucu dari Ashton dan candaan yang tidak terlalu lucu dari Luke.
Perlahan, Calum pun luluh. Senyuman itu akhirnya terkembang sempurna dikedua sudut bibirnya. Ia pun mulai menanggapi beberapa kalimat yang dilontarkan oleh Luke maupun Ashton. Hatinya menghangat. Baru kali ini ia merasa bisa sebebas ini berbicara dengan orang-orang yang baru dikenalnya. Dan ia merasa kalau Luke dan Ashton adalah orang-orang yang akan mempunyai posisi penting dalam hidupnya kelak.
![](https://img.wattpad.com/cover/23673400-288-k52322.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CALUM //c.h [AU]
Fiksi PenggemarAwalnya terlihat, ia bukanlah apa-apa dalam kisah ini. Ia lebih banyak diam dan tak mengambil banyak peran. Tapi dibalik semua itu, kalian akan tau bahwa ia memang pantas menjadi, peran utama.