Aku masih belum bisa menghentikan senyumanku. Entahlah, kejadian semalam membuatku gila. Aku masih tak menyangka kalau 'hal itu' akan terjadi, dan ASTAGA!!!! Kalimat manis yang Calum ucapkan semalam masih saja terngiang di kepalaku.
Ia menyayangiku dan mencintaiku. Aku merasa kalau ia sedang bercanda saat itu, tapi lagi-lagi sebelum tidur ia kembali mengirimiku pesan singkat yang berisi sama dengan ucapannya semalam sehingga membuat jantungku- Oh lihatlah, bahkan aku masih gemetar setiap ingin memegang ponselku. Astaga.
Suasana koridor pagi ini sedikit lebih ramai dari biasanya karen aku yang datang lebih siang dari biasanya. Aku bangun kesiangan karena Calum. Suaranya saat mengucapkan kalimat manis itu terus mengusikku setiap kali aku ingin tidur, dan sialnya lagi ia semakin menambah penderitaanku dengan pesan singkatnya yang berisi kalimat yang sama. Oh, terima kasih Calum karena sudah rela menjadi sponsor sulitnya tidurku malam ini.
Senyumanku terus terkembang sejak aku menapakkan kedua kakiku begitu memasuki gedung sekolah. Aku merasa bersemangat hari ini. Walau sebenarnya aku masih sedikit malu untuk bertemu dengan Calum, tapi sepertinya dengan melihat senyumannya dari jauh untuk hari ini akan cukup bagiku. Ku rasa ia semakin jauh masuk ke dalam seluk beluk hatiku, dan mulai mengacaukan semua perasaanku. Aku menyukainya? Oh ayolah sejak junior high school aku memang menyukainya, tapi kali ini perasaannya sungguh berbeda. Terasa lebih dalam dan menyentuh dan aku tak tau apa itu.
"EII!!!"
Aku tersentak kaget begitu Vally menepuk bahuku sambil berteriak. Anak ini selalu bersemangat seperti biasanya. Upps, tumben sekali ia sudah datang? Biasanya ia datang lebih siang kalau berangkat dengan Mike, apa jangan-jangan ia datang bersama.......
"Morning, Eii."
Right. Senyuman yang sejak semalam membuatku sulit tidur hanya karena membayangkannya, kini terlihat jelas di hadapanku. Aku mendadak sesak nafas.
"Ehm, Hi," sapaku kaku pada mereka berdua. Aku menutup pelan lokerku yang baru saja ku buka, lalu menatap kedua kakak beradik di hadapanku sambil membalas senyuman mereka. "Tumben sekali kalian datang berbarengan."
"Ada tugas yang ingin aku tanyakan padamu makanya aku ikut dengan Calum, karena kau sendiri kalau Mike datangnya sangat siang."
Calum menonyor pelan kepala Vally dengan tatapan kesal. Mendapat perlakuan itu, Vally terlihat tak terima lalu bergerutu tak jelas karena sikap kakaknya itu. Hahaha, mereka sangat lucu, sungguh.
"Dasar pembohong," ucap Calum kesal. "Kau bilang karena kau malas datang dengan Mike."
Vally menggaruk pelipisnya seperti sedang mencari alasan. Aku selalu gemas setiap kali melihat ia sedang bingung seperti ini. Pantas saja Luke susah sekali untuk melepaskannya bahkan Mike pun ikut-ikutan menyukainya.
"Iya aku malas, karena kalau aku datang telat, aku tak bisa mengerjakan tugasku."
Aku menahan tawaku begitu melihat Calum membulatkan kedua mata coklatnya. Ia terlihat kesal tapi justru sama sekali tak terlihat menyeramkan. Ia justru terlihat menggemaskan. Astaga. Lagi-lagi jantungku bekerja cepat disaat yang kurang tepat.
"Kau ini-"
"Eii, ayo cepat. Sebelum ada monster jelek mengamuk."
Vally langsung menarik tanganku begitu saja karena Calum yang sudah bersiap untuk menerkamnya. Tapi baru beberapa langkah, Calum menarik tanganku dan menghadang kami.
"Tunggu aku pulang sekolah nanti," katanya sambil tersenyum. "Aku mau mengajakmu ke suatu tempat."
"Oh ayolah, kau hanya mengajaknya?! Siapa yang adiknya disini sebenarnya?" gerutu Vally yang terlihat tak nyaman dengan pembicaraan kami. Aku hanya tertawa kecil melihat mereka yang sedang beradu pandangan dengan tatapan yang sengit.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALUM //c.h [AU]
FanfictionAwalnya terlihat, ia bukanlah apa-apa dalam kisah ini. Ia lebih banyak diam dan tak mengambil banyak peran. Tapi dibalik semua itu, kalian akan tau bahwa ia memang pantas menjadi, peran utama.