Chapter 20

3.5K 319 75
                                        

Please read the Author Notes at the end of this chapter :)

Happy reading!!!!!

***

Suara mesin mobil berwarna merah terang yang baru saja berhenti tepat di sebuah pekarangan rumah mewah milik keluarga Austin, perlahan menghilang. Dari balik pintu penumpang belakang mobil tersebut, keluarlah dua orang gadis cantik yang terlihat sedang tertawa bersamaan dari kedua sisi pintu mobil tersebut. Mereka masih saling melemparkan jokes yang entahlah darimana segi lucunya, sampai membuat si pengemudi merasa bosan mendengar tawa mereka. Dengan malas, ia mengikuti kedua gadis itu menuju rumah megah yang berada di hadapannya.

"Woaahh, aku tak menyangka kalau rumahmu ini sangat classic, Flo."

Flo hanya tertawa kecil mendengar pujian singkat yang keluar dari bibir Al. Haah, ia sebenarnya sudah terlalu bosan dengan ucapan atau pun pujian tentang interior rumahnya yang memanglah sangat classic karena ibunya sangat mengagupi arsitektur gedung-gedung bersejarah dari negeri Eropa.

"Kau sungguh norak, Al."

Sahutan Ashton yang berada tepat dibelakang keduanya, membuat Flo berusaha sekuat tenaga untuk menahan tawanya. Jujur saja, seharian bersama mereka berdua membuat Flo lupa kalau ia sangatlah membenci seorang Ashton Irwin. Yaaa, setidaknya ia sudah berani untuk berbicara pada Ashton dengan nada santai dan tak ketus seperti biasanya.

"Diam kau Irwie," sahut Al kesal. Ia menatap Ashton yang kini hanya mencibir sambil memutar kedua bola matanya. Al menoleh pada Flo yang terlihat tertawa kecil. Entah kenapa ia senang melihat Flo yang sudah mulai bertingkah biasa saja kepada Ashton. Tak seperti biasanya yang selalu dingin dan berkesan tak pernah menganggap Aston ada.

Flo mengajak Al dan Ashton menuju ruang keluarganya yang berdominasi dengan warna merah dan gold. Terlihat classy dan mewah seperti interior-interior ruang tamu yang mereka lalui tadi. Al menatap sekeliling dengan tatapan takjup, bisa dibilang ia sangat menyukai hal-hal yang berhubungan dengan interior rumah karena salah satu mimpinya adalah menjadi seorang designer interior ternama. Sedangkan Ashton terlihat biasa saja karena relasi kerja keluarganya kebanyakan memiliki rumah yang setipe dengan kediaman keluarga Austin ini.

"Kalian duduklah," ujar Flo sambil menunjuk sebuah sofa besar berwarna merah yang berada tepat di depan TV flat berukuran sangat besar. Lagi-lagi Al berdecak kagum melihatnya. Astaga, kenapa anak ini jadi norak sekali? Pikir Ashton kesal. "Aku akan mengambil minuman dan beberapa camilan, sebentar ya."

Flo pun berlalu, meninggalkan Ashton dan Al yang masih sibuk memperhatikan setiap detail ruang keluarga milik keluarga Austin. Al mendudukan dirinya diatas sofa yang ditunjuk oleh Flo tadi, sedangkan Ashton terlihat sedang tertarik dengan deretan bingkai foto dan juga album foto yang berada di sudut ruangan.

"Sepertinya kau berhasil menjinakkannya, Ash."

Ashton menoleh sekilas pada Al yang mulai sibuk dengan ponselnya. Ia mengambil asal salah satu album foto kemudian mendekati Al sambil membuka-buka album tersebut secara acak. Ia tertawa kecil begitu melihat beberapa foto Flo yang menurutnya sangatlah lucu. "Hei, kau mendengarkanku tidak sih?"

Al menatap Ashton yang masih sibuk menertawakan foto-foto yang terdapat di dalam album dipangkuannya. Karena penasaran, akhirnya ia pun mendekati Ashton yang duduk di depannya, lalu mengambil posisi tepat berada di sisi kanan Ashton.

"Siapa dia?" tanya Al sambil menunjuk foto seorang gadis culun yang berbadan gemuk, berkacamata tebal dengan rambut coklat yang terkepang dua. Sekilas, Al seperti mengenali gadis tersebut. Tapi ia masih sedikit kurang yakin dengan perkiraannya.

CALUM //c.h [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang