"Ash, can we talk?"
Aku menengadahkan kepalaku, begitu Al selesai bertemu dengan Calum yang baru saja sadar sekitar pukul 7 pagi tadi. Itu artinya sudah lebih dari 6 jam Calum sadar dan kini semua orang tengah bertemu dengannya.
Di depanku kini tak hanya Al yang berdiri menatapku dengan tatapan yang tak bisa ku artikan, disana ada Michael dan juga Luke yang menatapku serius. Ada apa ini? Bahkan sejak semalam menunggu Calum, aku dan Luke tak banyak berinteraksi. Ku pikir ia sedang ada masalah sehingga ia malas untuk berbicara apapun itu padaku.
Al pun terlebih dahulu keluar dari kamar inap Calum ini, lalu diikuti oleh Michael dan Luke. Aku pun mengikuti mereka yang sepertinya menggiringku menuju Starbucks yang berada di depan Rumah Sakit. Ada apa ini?
Setelah masing-masing dari kami memesan minuman dan menempati meja yang berada di pojok ruangan, Al terlihat meneliti satu persatu dari kamil. Entah apa yang ada dipikirannya, tapi ada guratan kesedihan dan kekecewaan disana. Sepertinya ia merindukan Calum yang selalu ada diantara kami berempat.
"So, what you gonna ask?" tanyaku memecah keheningan diantara kami.
Al dan Michael terlihat saling tatap. Sedangkan Luke terlihat memainkan ujung sedotan yang entah darimana segi menariknya.
"Kenapa kau tak pernah menceritakan pada kami tentang keadaan Calum selama ini? Ku kira, itulah gunanya dari sahabat," sahut Al terdengar to the point. Michael dan Luke menatapku tajam lalu menganggukkan kepalanya setuju. Hey, jadi aku diforum sekarang?
"Kau sendiri dulu sering mengingatkan kita untuk selalu berbagi masalah apapun itu, tapi sekarang? Calum tak mau bercerita, dan kau malah menutupinya," sahut Michael.
"Kondisi Calum bukanlah kondisi main-main, Ash. Dan aku tau kau sangat mengerti akan hal itu. Kenapa kau tak memberitau kami? Kita bisa mencari pendonor lambung untuk Calum bersama-sama bukan?"
Mereka bertiga menatapku dengan tatapan mengintimidasi. Terutama Al yang terlihat paling marah diantara mereka bertiga. Ya, aku tau. Aku salah karena tak menceritakan kondisi Calum yang sesungguhnya pada mereka sejak awal aku mengetahuinya, tapi kan, Calum sendirilah yang memaksaku untuk tidak memberi tau siapapun. Apa itu sepenuhnya salahku?
"Sejak kapan kau mengetahuinya?"
Al kembali bersuara setelah menatapku tajam hampir lebih dari 10 menit. Aku pun hanya bisa menegung caramel frap ku sebentar, lalu menatap satu persatu dari mereka.
"Aku minta maaf sebelumnya," kataku setelah itu. "Calum yang memintaku untuk menutupi ini dari kalian karena ia tak ingin kalian khawatir. Aku baru mengetahuinya sekitar 3 atau 4 bulan yang lalu. Awalnya aku marah karena ia menyembunyikan penyakit ini selama 2 tahun dan bertingkah kalau ini adalah penyakit kecil. Tapi aku sadar kalau itu tak akan membantunya untuk sembuh."
Aku menatap satu persatu dari mereka yang menunjukkan berbagai ekspresi. Al yang terlihat menahan tangisnya, Luke yang sejak tadi hanya menatapku dingin dengan kedua tangan yang terlipat diatas meja, dan Michael yang menatapku kesal dengan kedua tangan yang terlipat di depan dadanya. Sepertinya ini tak baik.
"Kenapa kau mengikuti apa mau nya, sedangkan kau tau? Ia skarat! Ia butuh pertolongan dan ia harus sembuh dari penyakitnya itu, Ash! Dimana otakmu, HAH!!!?"
Michael tiba-tiba saja menarik kerah kaus yang ku kenakan hingga membuatku sedikit tercekik. Wajahnya yang terlihat putih, kini berubah menjadi merah padam. Dan entah mengapa emosiku pun jadi ikut terpancing. Hey, aku tak sepenuhnya salah disini. Mengapa mereka tak mengerti?
Al dan Luke berusaha untuk memisahkan kami, mengingat kalau kami berempat berada di Starbucks dan hampir seluruh pengunjung dan juga barista mulai memperhatikan pertengkaran kami ini. Akhirnya, Michael melepaskan cengkraman tangannya pada kerah kausku dan kembali duduk, diikuti oleh Al dan juga Luke.

KAMU SEDANG MEMBACA
CALUM //c.h [AU]
ФанфикAwalnya terlihat, ia bukanlah apa-apa dalam kisah ini. Ia lebih banyak diam dan tak mengambil banyak peran. Tapi dibalik semua itu, kalian akan tau bahwa ia memang pantas menjadi, peran utama.