This gonna be super long chapter. It's almost 5000 words. So, be ready to get bored. Because I think, this chapter is sooooo dumb.
Pecaya sama gue, ini gak ada sedih-sedihnya sama sekali.
***
One year later...
Sore yang cukup dingin untuk akhir musim semi. Vally berencana untuk menghabiskan waktu di rumah sambil melakukan movie marathon di dalam kamar Calum dan ditemani beberapa camilan. Michael tak bisa menemaninya malam ini karena lelaki itu harus berkunjung ke rumah nenek nya yang sakit dan berada di Bradford bersama kedua orang tuanya. Jadilah ia malam ini hanya sendiri di kamar Calum.
"Haaahh, harusnya malam ini kita makan malam bersama sebagai perayaan kelulusanmu, Cal," lirih Vally sambil mengobrak-abrik lemari Calum, mencari-cari baju hangat ataupun sweater yang bisa ia kenakan.
Satu tahun telah berlalu, namun tak ada yang berubah sejak kepergian Calum. Semua masih sama. Tangisan itu masih ada, sesak itu masih terasa, dan sepi itu semakin menyiksa. Vally sendiri sudah tak pernah tidur di kamar pribadinya. Ia selalu tidur di kamar Calum agar selalu merasa dekat dengan kakak semata wayangnya itu.
Ia selalu merindukannya. Merindukan suara khas Calum setiap kali menggerutu, suara tawanya yang begitu renyah, dekapannya yang begitu hangat, dan masih banyak hal manis dan menyebalkan lainnya tentang Calum yang selalu ia rindukan.
Letak dan posisi barang-barang yang berada di kamar Calum pun tak berubah. Hanya ada beberapa tambahan barang pribadi Vally lah yang kini berjejer rapi, tepat bersebelahan dengan barang-barang pribadi Calum diatas mejanya. Bahkan alat mandi yang berada di dalam kamar mandi Calum pun tak bergeser sedikit pun dari terakhir kalinya Calum menggunakannya. Vally hanya tak ingin semuanya benar-benar berubah. Meski kini Calum sudah tak lagi ada disisinya, ia tak ingin semua barang dan kenangan peninggalan Calum ikut hilang begitu saja.
"There you are," ucapnya begitu ia menemukan jaket Calum yang bertuliskan 'Blink-182' pada bagian punggungnya.
Ditariknya jaket tersebut dari dalam lemari dengan perlahan agar tak merusak susunan baju yang berada diatasnya. Namun begitu ia menarik jaket tersebut. Setumpuk amplop jatuh keatas lantai. Dengan kening berkerut, Vally mengambil setumpuk amplop tersebut dan membaca satu persatu tulisan yang tertera pada amplop tersebut.
"I– ini...."
Belum sepenuhnya ia membaca satu persatu kata pada setiap amlop tersebut, tangannya mulai bergetar bersamaan dengan rasa sesak pada dadanya yang selalu mengundang air untuk berkumpul di pelupuk kedua mata indahnya.
***
"CONGGRADUATION!!!!"
Michael memeluk erat Vally yang datang bersama Eii dengan sebuah bucket bunga yang cukup besar. Eii pun memberikan masing-masing bucket bunga kepada Ashton, Luke, Al dan juga Flo sambil memeluk mereka satu persatu.
"Finally, high school is over!!!" pekik Ashton semangat. Dirangkulnya Flo dengan begitu erat hingga nyaris membuat keduanya terjungkal ke samping kiri karena tingkah Ashton yang terlalu bersemangat.
"Sekolah akan terasa sepi tanpa kalian satu tahun ke depan," ucap Vally dengan nada sedih yang diangguki oleh Eii. Michael yang kini tengah merangkulnya hanya tertawa kecil lalu mendaratkan kecupan hangat pada pucuk kepala gadisnya.
Mereka terlihat begitu bahagia. Ya, kebahagian sesaat yang penuh haru mengingat salah satu dari sahabat mereka, tak merasakan kebahagian yang sama dengan mereka saat ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/23673400-288-k52322.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CALUM //c.h [AU]
FanficAwalnya terlihat, ia bukanlah apa-apa dalam kisah ini. Ia lebih banyak diam dan tak mengambil banyak peran. Tapi dibalik semua itu, kalian akan tau bahwa ia memang pantas menjadi, peran utama.