4. Valerie Blossom Hood

6.1K 541 21
                                    

"DOR!"

"Astaga! Kau membuatku terkejut, Blossom."

"Maafkan aku, Cherry Pie. Lihatlah, aku membawakanmu makan siang."

"Waaaa, sepertinya enak. Suapi aku!!!"

"Ayo cepat buka mulutmu."

"Enak. Kamu memang yang terbaik dalam hal ini, My Blossom."

"Aku masih belajar, Kau tau bukan?"

"Aku mencintaimu, My Baby Blossom."

***

"Kau akan pergi?"

"Maafkan aku. Tapi aku harus ikut dengan Mom dan Dad ke Paris."

"Kau bisa tinggal dengan Calum disini."

"Aku sudah membujuk Mom dan Dad, tapi mereka bilang aku harus melanjutkan sekolahku disana."

"Tapi aku tak ingin kehilanganmu, Blossom."

***

"Ini tak baik. Aku tak sanggup kalau begini terus, Cherry Pie."

"Apa maksudmu?"

"Ini semua terasa percuma. Hubungan ini menjadi semakin buruk karena timezone sialan ini."

"Aku tak mengerti."

"Aku lelah, Luke. Another timezone take me away from you."

"Kita sudah sepakat untuk tidak membahas ini bukan?"

"Im sorry, Luke. Tapi aku benar-benar tak bisa."

"Aku benar-benar tak mengerti, Vally."

"Kita selesai sampai disini, Luke."

***

Jam dinding di kamarku sudah menunjukkan pukul 11 malam, tapi aku belum mendengar tanda-tanda kembalinya Calum dari kediaman keluarga Austin. Luke dan yang lain sudah pulang sekitar pukul 10 tadi. Jadi sekarang tinggallah aku sendiri di rumah ini.

Aku menatap layar iphoneku yang menunjukkan fotoku dengan seseorang. Lagi-lagi perasaan aneh itu kembali datang. Perasaan yang seharusnya sudah ku buang jauh sejak 1 tahun yang lalu. Aku tak bisa terus seperti ini. Ia bahkan sudah tak peduli dengan kehadiranku. Ia sudah tak membutuhkanku, seperti aku yang sampai detik ini masih sangat membutuhkannya. Ini memang salahku. Aku yang bodoh karena menyakitinya dulu. Aku yang teramat jahat karena mengacuhkannya dari hidupku. Tapi sekarang? Justru aku yang ingin ia kembali. Hahaha, karma baru saja menimpaku.

Semua eksprektasiku berubah ketika aku melihatnya yang tak merespon dengan setengah hati setiap ucapanku padanya. Bahkan aku sempat diabaikan olehnya. Yaaa, mungkin ia sudah move on. Tapi bisakah aku mendapat kesempatan kedua? Setiap orang berhak untuk memperbaiki kesalahannya bukan?

Kalian sudah tau bukan siapa dia yang ku maksud? Yap, dia Luke. Lucas Robert Hemmings. Seseorang yang sejak dulu hingga sekarang masih memiliki tempat tersindiri di sudut hatiku. Aku tau, aku bodoh telah menyia-nyiakan dia yang begitu menyayangiku dulu. Tapi demi dewa neptunus, aku bahkan masih sering terjatuh begitu dalam begitu melihat mata birunya yang sangatlah menenangkan itu. Aku masih teramat sangat mencintainya. Bahkan aku tak tau lagi seberapa sering aku mengingat namanya dan merasakan sensasi gila pada jantungku begitu namanya terlintas dalam otakku.

Aku tadi sempat jujur padanya kalau aku merindukannya dan masih membutuhkannya untuk menemaniku di hari-hariku seperti dulu. Dan apa jawabannya? Ia hanya bilang kalau ia juga merindukkanku tapi bagaimana pun caranya, kami tak akan pernah bisa bersatu kembali. Aku juga menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi saat aku memutuskannya dulu. Bahkan aku berkali-kali mengucapkan kata maaf. Tapi hasilnya? Ia tetap mengatakan kalau aku dan dia lebih baik menjadi sahabat baik. Astaga! Aku merasa benar-benar bodoh saat itu.

CALUM //c.h [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang