Bonus Chapter 2

1.3K 149 35
                                    

Junior High School – 4 years before

"Kau tau Calum? Sophomore, Ketua ekskul futsal yang terkenal dingin namun kalau sudah berkumpul dengan sahabat-sahabatnya, ia akan berubah menjadi orang paling manis di dunia."

Eii menatap Lucy salah satu teman nya yang tengah menceritakan sosok Calum Hood, senior yang paling digilai oleh para gadis angkatannya. Entah apa yang membuat lelaki itu begitu menarik di mata teman-temannya, yang ia tau adalah Calum adalah senior tampan yang super dingin dan judes yang berteman dengan 3 orang lelaki tampan lainnya yang super baik dan ramah. Oh, jangan lupakan tentang Allison, ketua cheers yang juga menjadi sahabat dari keempat lelaki tampan tersebut. That's it. Dan menurutnya, Calum sama saja dengan seniornya yang lain.

"Ku dengar ia tengah dekat dengan Al, si ketua cheers," sahut Belinda, temannya yang lain namun nadanya terdengar lebih santai daripada Lucy.

'Bitch please. They are best friend. That's normal if they are that close,' bisik Eii dalam hati. Ia malas menanggapi obrolan teman-temannya yang tak pernah jauh dari Calum and the gang. Ia bukan tak suka. Ia hanya merasa bosan dan tak mau terlalu ikut campur dengan urusan hidup orang lain.

"Bukankah Al memang dekat dengan keempat dari mereka?" tanya Lucy lagi dengan nada sarkas. "Aku tak mengerti, kenapa mereka berempat mau berteman dengan Al yang freak itu."

"Freak?" tanya Eii refleks. Ia mengenal baik sosok Al karena ia juga anggota cheers. Tapi sudah 4 bulan ia mengenal Al, ia tak pernah menemukan sisi freak yang ada di dalam diri seorang Allison Howards. Hey, yang benar saja! Menurutnya Al adalah sosok yang sempurna dan begitu baik dengan siapapun. Ia juga terdengar begitu tenang dan sabar menghadapi hates yang di dapat dari para 'pecinta' sahabat-sahabatnya itu. Dan menurutnya, wajar saja keempat lelaki itu betah bersahabat dengannya.

"Iya," jawab Lucy semangat. Belinda yang berada di sisi kiri Eii pun melemparkan tatapan bingungnya, sama seperti Eii. "Dia itu freak. Itulah sebabnya ia selalu mendapat bully dari kelas senior dan bahkan junior."

"Memangnya dia se-freak apa?" tanya Eii lagi dan diangguki oleh Belinda yang masih terlihat bingung.

"Entahlah. Yang ku dengar, ia selalu bermanja-manja dengan mereka berempat dan melebih-lebihkan keadaan," jawab Lucy lalu kembali meminum mango juice pesanannya. Eii dan Belinda pun saling tatap. Merasa aneh dengan jawaban yang Lucy berikan.

"Itu namanya mereka iri. Bukan Al yang freak," sahut Belinda yang kemudian di angguki oleh Eii. "Lagi pula itu wajar. Mereka sudah bersahabat sejak mereka masih di elementary school," sambung Eii.

Lucy menghentikan aktifitasnya. Ditatapnya bingung kedua teman yang duduk dihadapannya itu, seakan tak terima dan tak suka dengan tanggapan kedua temannya tersebut. "Wajar apanya? Sudah tau banyak orang yang cemburu dengannya, tapi dia malah umbar 'kegatelan' nya itu di depan umum."

Eii dan Belinda kembali saling tatap. Tak habis pikir dengan jalan pikiran teman baru mereka ini. Untung saja, Eii sudah mengenal baik Belinda sejak ia masih duduk di elementary school dan juga mereka adalah tetangga, jadi Eii tak merasa takut kehilangan teman jika ia menemui jenis teman sejenis seperti Lucy lagi nantinya.

"Fix, dia gila," bisik Belinda di telinga Eii. Membuat Eii tertawa pelan, menyetujui gagasan yang dibuat oleh sahabatnya ini.

Tiba-tiba saja Lucy memekik. Suasana kantin pun berubah menjadi sedikit riuh begitu sosok Calum, Ashton, Michael, dan Al tengah bercanda sambil memasuki pintu kantin. Dibelakang mereka terlihat Luke yang tengah berbincang-bincang dengan Vally yang berada di rangkulan. Sesekali mereka tertawa dan Luke sempat mendaratkan sebuah kecupan singkat pada pelipis Vally.

CALUM //c.h [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang