Suji pulih dengan sangat baik dalam kurun waktu satu minggu, tetapi dirinya diminta tetap untuk banyak beristirahat dari berbagai aktifitas. Suji sendiri pun juga mengerti dan paham, dirinya tidak mau membahayakan anak - anaknya dan juga tidak mau membuat Yoongi terlalu khawatir karena keduanya akan tidak saling bertemu dalam kurung waktu sekitar tiga minggu.
Tiket pesawat telah disiapkan, kali ini masih Yoongi yang membereskan pakaian milik Suji, laki - laki itu masih tidak mau membiarkan istrinya mengerjakan pekerjaannnya sendiri. Ia juga khawatir kalau Suji kembali kelelahan, tak tega sekali dirinya melihat sang istri hanya diam berbaring.
"Sampai disana kau harus beristirahat, Datang ke cafe hanya seminggu sekali dan harus di temani dengan Eomma atau Noona atau Hyung. Boleh mengerjakan pekerjaan mu, tapi hanya di rumah dan tidak sampai larut malam." Yoongi menjeda sebentar
"Aku akan meminta tolong Noona dan juga Hyung untuk membantu berbelanja isi kulkas. Pokoknya kamu tidak boleh melakukan hal - hal berat, Holly juga akan menemanimu di rumah, aku tidak akan menitipkannya asal dia tidak merepotkan kamu." Tambah Yoongi
Suji hanya diam mendengarkan ocehan panjang Yoongi tentang apa yang harus dirinya lakukan. Sudah lama Sekali ia tidak mendengar Yoongi sebawel ini tentang dirinya. Suji ingat terakhir kali Yoongi seperti ini saat dirinya harus di rawat di rumah sakit karena kelelahan saat menjalani ujian universitas. Pada saat itu Suji sampai mengabaikan jam makan dan juga beristirahat tidak cukup mengakibatkan dirinya jatuh sakit. Yoongi tidak bisa menjenguk dirinya karena saat itu Yoongi sudah debute dan tengah bekerja.
"Kau mendengarkan ku?" Protes Yoongi.
"Aku mendengar mu dengan sangat baik Yeobo"
Tampak raut puas di wajah Yoongi setelah mendengar jawaban Suji. Sebelum Yoongi berbicara begitu Suji sudah merencanakan akan berbelanja beberapa pakaian untuk dirinya. Sepertinya harus ia urungkan mengingat ia belum benar - benar pulih dan juga Yoongi tidak ada di dekatnya, kemungkinan ia akan merepotkan banyak orang nantinya.
Selama seminggu ini ia hanya menghubungi teman -teman dekatnya dan juga kakak ipar dan ponakannya. Mereka semua tidak sabar ingin bertemu dengan Suji tentunya. Begitu pun dengan Yoongi, suaminya itu sering sekali menelfon atau sekedar video call jika senggang. Suji juga masih menanyakan kabar cafe pada karyawannya melalui pesan singkat.
Kabarnya ada beberapa penggemar Yoongi memberikan Suji hadiah kecil ucapan selamat atas kehamilannya yang di titipkan pada karyawan cafe.
"Oppa, Yuri mengabari kalau ada beberapa Army yang memberikan kita hadian dan di titipkan pada mereka." Cerita Suji.
"Aku sudah mengambilnya, Jaewon menanyakan hal itu pada ku dulu. Mereka takut kalau hanya menerima dengan asal akan membahayakan mu, Beberapa sudah ada di rumah. Hyung yang bawakan." Suji tersenyum mendengarnya
Ia pun melangkah mendekati Yoongi yang masih berkutat dengan beberapa potong pakaian milik suji yang belum di masukkan ke dalam koper. Memeluk Yoongi dari samping, berusaha mengalihkan perhatian Yoongi dari pakaiannya. Sayangnya Yoongi hanya membenarkan pelukan Suji agar lebih nyaman.
Benar - benar sudah selesai mengemas koper Suji. Yoongi membalas pelukan Suji dan membawanya ke sofa. Mendudukan Suji di pangkuan Yoongi dan memeluknya erat, Hidung Yoongi menghirup pelan aroma tubuh Suji yang hampir satu minggu ini ia rindukan.
Seminggu kebelakang Yoongi menjadi lebih pendiam dan dia lebih sering bertanya pada Seokjin tentang menjadi orang tua. Yoongi mengkhawatirkan Suji yang akan kembali ke Korea tanpa dirinya.
Akan ada banyak yang menjaga Suji, tapi rasa khawatir tetap ada karena bukan dirinya sendiri yang memastikan. Yoongi juga tidak bisa langsung mendapatkan kabar Suji karena perbedaan waktu. Terlebih lagi Suji tipe orang yang tidak bisa diam di rumah. Yoongi hanya khawatir.