Bab 2

19K 1K 19
                                    

Ohh aku ingat, ini kan lambang yang ada di cover wattpad yang waktu itu aku baca,
Tunggu, kenapa lambang cover wattpad ada disini? Random banget kan, didesa ini bahkan yang ngomong bahasa Indonesia aja belum ketemu tapi malah pada baca wattpad?

Belum sempat sena menyelesaikan teka-teki yang ia hadapi, pak petani tadi sudah mengisyaratkan nya untuk melanjutkan perjalanan

Sena kembali melanjutkan perjalanan nya, beberapa saat kemudian, dilihatnya sebuah perkampungan padat penduduk yang tadi ia lihat dari atas bukit

Kini semuanya semakin nyata, pakaian mereka, cara bicara, bahkan dagangan yang diperjualbelikan di kedai pinggir jalan, semuanya terlihat sangat asing

Sekeras apapun Sena berfikir, belum pernah ia melihat pakaian yang mereka kenakan didalam buku sejarah, ini jelas bukan pakaian daerah dari Indonesia, bahasa yang mereka gunakan juga sangat berbeda, tak ada satupun diantara orang yang berlalu lalang yang berbicara bahasa Indonesia, mau itu pria atau wanita, baik anak2 maupun orang dewasa, seakan-akan Sena berada di negara yang berbeda

Kenapa semuanya terasa asing ya? Aku yakin banget tadi kita di hutan kota, tiba-tiba dibelakang taman kota malah ada desa dibawah bukit, ini nyata ga sih?

Walaupun dalam keadaan bingung, Sena tetap terus mengikuti langkah pak petani

Akhirnya mereka tiba didepan sebuah rumah dengan gaya arsitektur sangat berbeda dengan perumahan pada umumnya

Pak petani bicara dengan seorang penjaga , kemudian Sena dan pak petani diizinkan masuk

Didalam rumah tersebut, terlihat banyak anak2 yang bermain, seperti nya umur mereka mulai dari 10-16 tahun

Sena yang tidak mengerti sama sekali percakapan pak petani dengan salah seorang ibu2 yang ada disana hanya diam saja mengamati keadaan sekitar

"(Saya menemukan gadis ini sendirian di atas bukit saat hendak pulang, kasihan sekali walaupun terlihat sehat, tapi seperti nya ia dibuang oleh keluarga nya karena memiliki kekurangan ) " Kata pak petani pada ibu pengurus tempat penampungan

Sambil menutup mulutnya karena terkejut, ibu pengurus penampungan mulai memberi respon iba "( ya ampun, kasihan sekali, bagaimana bisa keluarga nya tega meninggalkannya dibukit hanya karena hal itu, dia terlihat sehat dan sangat manis, malang sekali nasibnya) "

"( Saya juga sangat kasihan melihat nya, maka dari itu membawanya kemari, walaupun dia terlihat sudah seperti gadis dewasa tapi dia tidak mampu bicara dengan baik, saat kami mencoba bicara dengannya, dia sama sekali tidak mengerti, tolong rawatlah ia setidaknya sampai pihak kerajaan mengambil alih tugas ini, saya tau penampungan ini hanya menerima anak2 saja, tapi lihatlah kondisinya, dia memiliki kekurangan, jadi saya harap ibu pengurus bisa memaklumi nya ) " Pinta pak petani sepenuh hati

Dengan tatapan iba, akhirnya ibu pengurus setuju untuk menampung Sena, karena ibu pengurus sudah setuju, akhirnya pak petani pun hendak pergi dari sana

Sena yang melihat pak petani pergi tentu saja mulai mengikutinya lagi dari belakang, namun baru beberapa langkah ia mengikuti pak petani, ibu pengurus menahannya untuk pergi

Sena keheranan

Ibu2 ini kenapa malah nahan aku? Aku harus nyari kantor polisi terdekat setidaknya, yang aku kenal juga cuma pak petani tadi, ya ampun, si ibu gamau ngelepas lagi

Sena sudah mencoba melepaskan diri dari genggaman tangan ibu pengurus, Sena yang tidak mengerti isi percakapan pak petani dan ibu pengurus tentu saja kebingungan

Pak petani sudah pergi jauh meninggalkan nya didalam rumah penampungan itu

Sena yang tidak tahu apa2 kini kebingungan ditempat ia berdiri

Ibu pengurus lansung mengajaknya pergi ke sebuah kamar, ada beberapa kasur yang dilentang kan berjajaran disana

Dengan cekatan, ibu pengurus menambahkan satu kasur lagi di sudut paling ujung, setelah mempersiapkan kasur itu , ia menepuk-nepuk nya seakan meminta Sena berbaring disana

Sena yang bingung hanya mendekat dan duduk di sisi kasur

Ibu pengurus menunjuk2 ke arah kasur seakan-akan memberitahu Sena jika ia akan tidur dikasur itu

Kayanya mereka salah paham deh sama aku?

Karena aku ga paham cara bicara mereka, jangan2 aku dikira anak nyasar trus di bawa ke panti sosial, ini panti sosial kan harusnya, aku loh udah segede ini, mana pantes lagi tinggal bareng dede2 kecil

Sena adalah sosok yang pantang menyerah, begitu ibu pengurus lengah, ia mengambil kesempatan itu untuk keluar lewat pintu depan

Bahkan penjaga sekalipun tidak sanggup mengejarnya yang lari begitu cepat

Aku harus nyari kantor polisi terdekat, setidaknya mereka bisa nelfon polisi area lain kan, iya tempat paling tepat didatengin klo lagi nyasar itu memang kantor polisi

Sena mencari ke segala arah, menerka2 yang mana sekiranya yang mirip dengan kantor polisi, atau setidaknya seseorang yang mengenakan seragam polisi

Setelah berputar kesana kemari, Sena masih tidak menemukan apapun, bahkan orang yang mengenakan seragam sekali pun tidak terlihat

Karena lelah Sena pun beristirahat sejenak dan kemudian melanjutkan pencariannya hingga sore hari

Sudah berjam-jam Sena habiskan untuk mencari kantor polisi, rasanya ia sudah mengitari semua jalan di area ini

Jangan-jangan kantor polisinya di desa lain atau di kecamatan lain?? Eh tapi kantor polisi harusnya ada perkecamatan kan, jadi ga mungkin di satu kecamatan gada kantor polisinya

Hari sudah mulai gelap, Sena sudah lelah mencari kesana kemari, pergi ke desa lain pun ia tak tahu arah, dengan berat hati Sena kembali ke tempat penampungan

Sesampainya disana ibu pengurus terlihat buru2 membawanya masuk, ia terlihat cemas

"( ya ampun kasihan sekali, gadis manis seperti ini justru dibuang oleh keluarga)" Walaupun ibu pengurus sudah simpati padanya sedemikian rupa, Sena tetaplah tidak mengerti, yang ia lihat hanyalah sorot mata iba

Berhubung ibu pengurus panti sosial ini mau menampungnya, setidaknya Sena akan menginap dulu disini sampai ia menemukan kantor polisi

Telfon, iya kenapa ga dari tadi sih kepikiran sama telfon, kan aku bisa pinjam HP ibu2 yang tadi, haduh, karena panik jadi oleng deh

Sena kembali bangkit setelah berbaring di kasur nya

Ia pergi keluar kamar dan mencari keberadaan ibu pengurus

Begitu ia melihat ibu pengurus sedang mempersiapkan makan malam didapur, ia lansung memperagakan cara menelfon, namun berkali-kali ia melakukannya ibu pengurus tetap tidak mengerti, lelah mencoba berkomunikasi dengan isyarat, akhirnya Sena pergi ke laci terdekat dan mencari2 sesuatu disana

Ia bahkan tidak bisa menemukan secarik kertas dan pulpen

Aku ga nyangka kalo tempat ini juga kekurangan uang kayanya, kertas sama pulpen pun ga ada

Dari perspektif ibu pengurus, tentu saja Sena sangat terlihat seperti memiliki kekurangan karena memperagakan tangan secara acak, membuka lemari seperti anak2 yang penasaran, akhirnya ibu pengurus membiarkan nya saja selama itu tidak membahayakan

Sena sudah mencari ke semua lemari yang dan laci yang terlihat, ia tidak menemukan yang ia cari

Hingga waktu makan malam tiba, Sena akhirnya menurut saja untuk ikut makan, makanannya terasa sedikit manis dan asin, seperti bubur anak2, berhubung Sena lapar, ia makan tanpa mengatakan apapun lagi selain merasa kasihan pada anak-anak lain yang ikut makan bersamanya

Malam itu berhasil ia lewati dengan baik, besok ia berencana pergi ke desa lain untuk mencari kantor polisi lagi

Author kualat : masuk kedalam wattpadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang