Bab 17

8.8K 738 8
                                    

Esok paginya pangeran Tristan buru2 membawa Sena ke halaman belakang istana

" Aku akan menunjukkan mu hasil buruanku " Ucap pangeran Tristan penuh semangat

Sena menurut dan mengikutinya dibelakang

Begitu dia tiba di halaman belakang istana, Sena sangat kaget melihat buruan yang masih bergerak itu

" Harimaunya masih hidup? Tanya Sena

" Ya, kami hanya memanahnya menggunakan racun agar dia pingsan sementara, aku berencana memelihara nya, bagaimana menurut mu? "

Ya jangan lahh, udah gila ya, kalo aku jawab gini, dia marah ga ya, mana ada bangsawan lain lagi yang ikut liat, udah ah, terserah dia aja

" Ide bagus " Ucap Sena yang tidak punya pilihan

" Cepat pindahkan harimau nya ke kandang itu " Perintah pangeran Tristan pada beberapa prajurit

Ketika mereka hendak memindahkan harimau nya dengan cara membuka pintu kurungan ke arah kandang yang besar, Tiba-tiba harimau tersebut mengamuk dan membuat prajurit menjauh karena kaget, karena prajurit yang kaget tersebut membuat pintu kurungan terbuka sedikit, harimau yang mengamuk mulai mendorong pintu kurungan yang sudah terbuka sedikit itu dan berlari keluar

Tanpa peringatan, harimau itu berlari ke arah Sena dengan sangat cepat dan hendak menerkamnya

Karena keadaan mengerikan itu terjadi dengan tiba-tiba, semua orang tidak sempat bereaksi, bahkan pangeran Tristan hanya bisa menghadang Sena dengan badannya ketika harimau itu hendak melompat

Namun, sebuah panah beracun terbang begitu saja ke arah harimau dan menancap dilehernya

Harimau buas tersebut seketika ambruk di depan pangeran Tristan dan Sena

Sena gemetar ketakutan dibelakang pangeran Tristan

" Sepertinya kau memang ingin membunuh istri mu ya? " Sarkas pria yang memanah harimau tersebut

" Tutup mulutmu " Ucap pangeran Tristan

" Terima atau tidak, fakta bahwa aku sudah menyelamatkan nyawanya dua kali tidak akan pernah berubah, aku tau kau menyukai hewan buas karena makhluk itu paling mirip denganmu, tapi pikirkan juga keselamatan orang disekitar mu " Ujar pangeran Erlan sebelum akhirnya pergi dari sana

Barusan aku hampir tinggal nama kan?? Ya ampun, nyaris aja, diliat dari mana pun, kayanya emang pangeran Erlan yang waras sejauh ini

Setelah kejadian mengejutkan tersebut, Sena buru2 kembali ke kamarnya tanpa menunggu pangeran Tristan lagi

***

Didalam kamar Sena memilih untuk berbaring ditempat tidur, lagi pula memang tidak ada yang bisa ia lakukan walaupun ia butuh hiburan

Pangeran Tristan juga sudah masuk ke dalam kamar, buru2 ia berjongkok di sisi tempat tidur dan menghadap pada sena

" Sena, kamu baik2 saja kan? " Tanyanya dengan nada khawatir

" Iya, aku cuma kaget "

Jantung aku hampir copot sebenarnya

" Aku akan menguliti harimau itu agar kulit nya bisa kita gunakan "

Sehari ga ngomong hal2 ngeri kayanya mulut dia bakal gatal yah

" Tidak usah, aku tidak suka " Jawab Sena yang sudah terlanjur takut

" Kalau Erlan yang menguliti nya apa kamu akan suka? " Tanya nya sinis

Author kualat : masuk kedalam wattpadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang