Bab 20

8.6K 654 3
                                    

" Kau yakin? " Tanya Erlan

" Aku yakin " Ucap Sena mantap

Realistis aja, aku ga mungkin ngabisin waktu disini bareng orang yang ngetreat aku kaya hewan, bucin itu bukan gayaku

***

Keesokan harinya

Begitu Sena membuka matanya, dia mendapati Tristan yang duduk di dekat tempat tidur sedang mengamatinya

Mereka saling menatap, hingga beberapa detik kemudian Tristan mulai membuka pembicaraan

" Aku minta maaf " Permintaan maaf yang diluar perkiraan Sena itu keluar begitu saja dari mulut Tristan

Ga salah denger? Dia minta maaf?

Sena terlalu kaget untuk memberi respon

" Soal kemarin, itu salahku, aku tidak bisa mengendalikan emosiku dengan baik " Sambung nya lagi

Hmm sayang sekali, tempramen buruk itu susah hilang, aku juga bukan remaja labil yang mudah luluh hanya dengan permintaan maaf

Sena bangun dari tidurnya dan duduk diatas tempat tidur

" Aku sudah memaafkanmu " Ujar Sena dengan tenang

Mata Tristan lansung berbinar begitu mendengar jawaban Sena, senyumnya mulai merekah dengan sempurna

" Benarkah? " Tanya Tristan gembira

" Ya, jadi lebih baik kita bercerai saja, aku tidak akan menyimpan dendam padamu" 

Senyum Tristan lansung memudar seketika

" Apa maksudmu? " Ekspresi Tristan mulai mengetat

" Bukankah kamu juga ingin bercerai? "

" Hanya aku yang boleh mengucapkan kata-kata itu, siapa yang memberimu hak untuk memutuskan?? " Teriak Tristan yang beberapa saat lalu tersenyum lebar karena dimaafkan oleh Sena

See? Tempramen buruk itu ga akan hilang dalam semalam, apapun yang terjadi aku harus pisah sama Tristan dan cari cara untuk balik ke dunia asli

Tristan yang sudah terlanjur marah besar akhirnya meninggalkan Sena dikamar, ia bahkan meninggalkan kamar dalam keadaan terbuka kali ini

Sena yang melihat hal tersebut tentu saja tidak akan menyia2kan kesempatan baik ini, setelah beberapa saat sejak kepergian Tristan, Sena buru2 mengganti baju dan pergi keluar dengan terburu-buru

Ia lansung menuju ke kearah kamar pangeran Erlan

Begitu sampai ia lansung mengetuk2 pintu kamar pangeran Erlan tanpa malu-malu, bahkan para penjaga dan pelayan keheranan melihat perilaku Sena , beberapa di antaranya meminta Sena untuk berhenti melakukan hal tersebut, karena itu tidak sesuai dengan etika kerajaan, namun Sena sama sekali tidak berniat untuk berhenti

Akhirnya pangeran Erlan pun muncul, dari belakang Sena, ternyata sejak tadi Sena mengetuk pintu kamar yang kosong

" Ada apa?, apa terjadi sesuatu? "

" Aku ingin bercerai dari Tristan tapi dia justru marah besar, jadi lebih baik aku meninggalkan istana ini tanpa menunggu persetujuannya lagi " Kata Sena dengan tergesa-gesa

Pelayan dan penjaga yang masih berada disana sangat terkejut mendengar penuturan Sena yang tanpa filter itu, salah satu dari mereka juga buru-buru pergi mengabari hal tersebut pada sang ratu

" Jangan mengatakan hal seperti ini dikeramaian , lebih baik kita bicara ditempat lain " Tawar Erlan yang lansung disetujui Sena

Mereka berdua pun pergi menjauh dari keramaian

Author kualat : masuk kedalam wattpadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang