Bab 10

10.4K 972 20
                                    

Sadar bahwa pria yang berada di atas pentas tersebut adalah Emre, Sena buru2 menundukkan kepala nya

" SEMUANYA DIAM " teriakan seorang pria sangar berbadan besar disisi Emre menggelegar ke seluruh penjuru

" Ketika pangeran Tristan berbicara, tidak ada yang boleh menyela perkataan nya, jika tidak, aku sendiri yang akan memenggal orang itu " Ancam pria sangar tersebut dengan suara besarnya

Jangankan untuk menyela, bernafas saja sudah sulit untuk orang-orang yang berdiri didekat pentas

Untung saja, Sena dan teman-temannya berada sedikit jauh dari pentas

Jadi dia bukan Emre tapi pangeran Tristan?? Selama ini aku ngerayu pangeran dari negara musuh? Jangan2 plot ceritanya berubah gara2 aku?

" Mungkin beberapa dari kalian sudah pernah melihat atau bertemu denganku sebelum nya, aku menyamar sebagai penjual benang di kota ini, dan anehnya bahkan tidak ada yang menyadari bahwa aku sedang memata2i situasi negara kalian, pangeran Harza yang kalian banggakan itu bahkan sibuk mencariku keluar pusat kota, bagaimana lagi aku mendeskripsikan kebodohan nya? Hahaa, baiklah aku akan mengatakan yang sebenarnya, aku sudah membunuh mereka semua, anggota keluarga kerajaan, mungkin kalian bertanya2 dimana prajurit negara bevin, mereka semua juga sudah dipenggal, ku harap itu sudah menjawab rasa penasaran kalian hahaa " Dia mengatakan kata2 mengerikan itu dengan wajah dingin namun tetap tertawa ketika ada hal konyol yang di ungkapkan, benar2 terlihat seperti seorang psycho

Itu Emre yang aku kenal? Jelas bukan, jadi selama ini dia cuma nyamar jadi penjual benang? Sambil mata2in negara bevin? Trus apa untungnya pacaran sama aku? Pengetahuanku ga lebih banyak dari dia kalo tentang negara bevin kan, jangan2 dia cuma iseng? Dan aku selama ini suka sama dia kaya orang bodoh?

Begitu pangeran Tristan selesai bicara, orang2 mulai gaduh karena mengetahui bahwa anggota kerajaan telah dibunuh

" Anggota kerajaan sudah di eksekusi? " Kerumunan mulai gaduh

" Mereka semua di bunuh? "

" Prajurit negara juga sudah tidak ada, bagaimana dengan nasib kita sekarang? "

" DIAMM " pria sangar tadi kembali mengambil alih pentas

"Kalian semua akan berjalan kaki ke negara kami, lagi pula kita bertetangga itu hanya butuh waktu 12 hari dengan menunggangi kuda, jadi jika berjalan kaki, kalian bisa menghitungnya sendiri hahaha" Ucapnya tanpa perasaan

***

Dilihat dari segi manapun para prajurit ini sangat kejam, mereka tidak peduli bahkan jika kami harus menyeret kaki kami ditanah, kami harus terus berjalan menuju negara Evrin

Semua orang masih memakai piyama nya karena mereka dipaksa pergi saat tengah malam

Tanpa ada bantahan, mereka memulai perjalanan panjang itu, semua orang hanya dibolehkan berhenti ketika para prajurit berhenti untuk makan, setidaknya mereka masih membagikan roti kering pada ribuan pejalan kaki, jika ingin minum, para pejalan kaki diminta meminum air sungai atau rawa yang mereka temui karena para prajurit tidak membagikan air sama sekali

***
Dipenginapan Bulan

" Kau yakin tidak ada gadis yang datang kemari dalam dua hari belakangan? " Tanya seorang pria dengan wajah kesalnya

" Benar pangeran, kami sudah berjaga disini selama berhari-hari, tidak ada gadis dengan ciri2 yang pangeran sebutkan, bahkan gadis dengan ciri berbeda pun tidak ada, ku dengar mereka semua sudah tidak diizinkan keluar dari pusat kota sejak kita menyerang " Ungkap prajurit itu

" Lalu dimana dia sekarang, dalam kawanan orang-orang itu? "

***

Baru 6 jam mereka memulai perjalanan tersebut, sudah banyak yang pingsan dijalanan

Yang berpura-pura pingsan akan dibunuh ditempat sedangkan yang benar-benar pingsan akan diikat dan diseret disepanjang jalan

Sena dan teman-temannya lansung merasa merinding ketika melihat hal itu terjadi, jangan kan pingsan, mereka bahkan takut untuk berjalan lamban walaupun kaki sudah merasa keram

" Ini perjalanan yang mustahil " Bisik Sena pada Rosa

" Apa kamu punya ide? "

" Kita akan mati bahkan sebelum keluar dari negara kita sendiri, siapa yang sanggup berjalan kaki sejauh itu "

" Bagaimana jika kita kabur saja? " Saran Rosa

" Teman-teman, ayo menyelinap pergi saat waktu makan malam mereka tiba " Ajak rosa pada teman-temannya yang lain

Mereka berjalan bersama teman sekamar yang berjumlah 20 orang itu

Begitu waktu makan malam tiba, kelompok kamar Sena pun melancarkan aksi mereka

Walaupun ada begitu banyak prajurit yang mengawasi dengan obor ditangan nya, tapi mereka pasti tidak akan sempat mengejar orang yang kabur sekaligus

" Sekarang bagaimana? "

" Tunggu, pancing salah satu prajurit yang mengawasi di area ini agar menjauh " Ucap Sena

" Kalian tau kan resiko kabur adalah dipenggal? " Tanya Rosa

" Iya kami tau "

" Setidaknya kita harus mencobanya kan"

" Memang siapa yang sanggup berjalan kaki ke negera lain "

waktu itu aku bilang aku bahkan sanggup jalan kaki ke benua lain kalo bareng Emre, sekarang tiba-tiba dia jadi Tristan dan beneran nyuruh aku jalan kaki ke negara lain

" Sena, bagaimana kita akan memancing mereka agar menjauh? "

" Aku akan melempar batu ini ke pohon didekat prajurit itu, dia pasti setidaknya akan mengarahkan obornya kesana untuk melihat apa yang terjatuh, saat itu kita harus bergegas lari tapi jangan menimbulkan suara apapun "

" Bagaimana jika penduduk lain mengadukan kita pada mereka "

" Mereka tidak akan setega itu rasanya "

" Baiklah ayo lakukan "

Sena pun mengambil sebuah batu dan melemparnya ke sebuah pohon

Begitu suara batu jatuh terdengar, sesuai rencana Sena, prajurit tersebut mengarahkan obornya ke arah pohon dan mencari sumber suara

Mereka pun mengendap-endap pergi dalam kegelapan, sedangkan penduduk lain yang melihat hal itu hanya membiarkan nya saja, setidaknya ada yang selamat dari perang ini

Jarak pemegang obor cukup berjauhan mengingat begitu banyak orang yang harus di kawal

Beruntung nya penduduk dan penghuni asrama lainnya mengerti dengan situasi yang terjadi, begitu mereka melihat kelompok Sena dan teman-temannya keluar dari barisan, mereka lansung mengisi barisan kosong tersebut sehingga tidak terlihat ada kesenjangan disana, sebenarnya mereka juga ingin melarikan diri, namun moment tersebut telah hilang karena itu hanya terjadi beberapa detik saja saat kelompok Sena berjongkok dan menghilang dalam kegelapan

Ketika para prajurit lainnya sedang sibuk makan malam , tiba-tiba pangeran Tristan tiba disini

" Pangeran belum kembali ke Ervin? " Tanya pimpinan pasukan

" Aku meninggalkan sesuatu disini " Ucapnya datar

" Apa itu pangeran? , aku akan segera mencarikan nya untuk mu "

" Gadis ini " Katanya sambil menunjukkan sebuah lukisan, dimana wajah Sena tergambar disana

Author kualat : masuk kedalam wattpadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang