Ameena Az-Zahra

5.3K 167 40
                                    

Assalamualaikum...

Apa ada orang?

Selamat membaca!

.
.
.

Hai, aku Ameena Az-Zahra. kata Umi, aku adalah gadis yang istimewa. Yah, Umi selalu bilang kalau aku adalah gadis yang istimewa ketika aku merasa insecure. Dan aku suka ketika Umi selalu bisa menenangkan aku dengan tutur katanya yang halus.

Kata orang, aku adalah gadis pembawa sial, aku benci kata itu. Kenapa aku disebut gadis pembawa sial? aku tidak pernah ingin mereka terkena kesialan. Lantas, mengapa mereka mengatakan aku pembawa sial? apa yang aku lakukan sampai mereka mengatakan aku pembawa sial? Apa aku melukai mereka? Aku rasa tidak.

Bahkan ada juga yang mengatakan bahwa aku adalah anak haram, sehingga orang tuaku membuangku ke panti asuhan. Apa salah jika kita di besarkan di panti asuhan?

Hahah, kadang-kadang aku bingung, mengapa mereka berkata seperti itu? padahal mereka juga manusia, kenapa mereka malah merendahkan manusia lainnya? Manusia begitu sombong, padahal mereka hanya tanah yang di berikan nyawa.

Kadang terlintas di pikiran ku, apa ketika aku bisa berbicara seperti mereka, mereka tidak akan mencaciku lagi? Bahkan aku sering sekali bertanya seperti itu pada Umi, dan Umi akan menjawab.

"Sayang, putri Umi yang cantik ini harusnya bersyukur, dengan Ameena memiliki keistimewaan ini, maka Ameena adalah perempuan beruntung karena telah di jaga oleh Allah. Allah tidak ingin mulut putri Umi ini digunakan untuk hal-hal yang tidak baik, seperti membicarakan keburukan orang lain, berbicara kotor, dan lainnya. Ingat sayang, setiap kekurangan pasti ada kelebihan."

Aku tersenyum saat itu, aku senang sekali ketika Umi menjawab pertanyaan ku dengan memuaskan. Aku bersyukur karena Allah memberikan aku keistimewaan ini. Dan aku tidak akan mengeluh kepada Umi dan Allah lagi.

"Ameena, ayo bantu Umi!"

Suara Umi langsung membuatku berhenti melamun, aku berdiri dari duduk ku lalu menghampiri Umi.

"Ada apa Umi?" tanyaku dengan menggerakkan tangan ku.

Ohya, aku tinggal di panti ini sejak-- entahlah, Umi tidak pernah menceritakannya. Dan aku juga tidak akan memaksa Umi untuk menceritakan hal itu. Aku paham, suatu saat Umi pasti akan mengatakannya.

"Kamu bisa hias kue ini kan sayang? Hari ini Umi ingin membuatkan kejutan untuk Arsyi." aku langsung menganggukan kepalaku. Aku sangat suka menghias kue, mungkin karena itu Umi meminta bantuan ku.

Ohya, mengenai Kak Arsyi, dia adalah putri Umi yang sekarang sedang bekerja. Kak Arsyi seorang perawat di rumah sakit. Dan mengenai suami Umi, beliau sudah lama sekali berpulang, saat aku menginjak umur delapan tahun. Dan sekarang hanya Umi dan Kak Arsyi yang mengurus panti ini, kata Kak Arsyi, aku juga harus turut andil membantu mereka, karena aku sudah seperti Adik bagi Kak Arsyi.

Setelah membantu Umi tadi, kini aku sedang menyiapkan buku pelajaran ku untuk besok. Aku baru kelas sebelas, di SMA Chakrawala. Dan setelah kalian membaca kisah ku di sekolah, mungkin kalian akan mengasihani aku.

Hahahah, kalian tidak boleh memberitahu hal ini pada Kak Arsyi, karena beliau jika sedang marah lebih mengerikan daripada Umi. Dan aku tidak ingin Kak Arsyi ngereog jika mengetahui apa yang terjadi dengan ku.

Dan selamat datang di kisahku, kisah yang sangat ingin aku beritahu kepada kalian. Dan semoga kalian tidak mengasihani aku. Aku hanya ingin kalian mengetahui kisahku saja. Semoga kalian tidak mengalami apa yang aku alami.

.
.
.

Selamat datang di cerita ku yang kesekian. Ini kali pertama aku ngerubah sudut pandang. Bukan tanpa alasan aku ngerubah sudut pandang ini, aku mau nyoba buat karakter Ameena ini lebih menderita--- errrr maksud aku, mau bikin karakternya lebih hidup lagi.


Dan cerita ini benar-benar keluar banget dari zona nyaman aku, tapi karena suatu alasan yang tidak bisa aku jelaskan, akhirnya aku memutuskan untuk membuatnya.

Dan semoga kalian suka dengan cerita ini. Assalamualaikum.

Diam yang terlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang