Assalamualaikum!
Aku terpantau rajin update😽
Happy reading!
.
.
.Ameena POV
Sudah satu minggu semenjak Kak Adrian kecelakaan. Kini aku kembali berkunjung ke rumah Daddy. Ariel hanya mengantar, karena ia ada urusan dengan ayah. Aku sudah terbiasa memanggil Pak Gibran dengan sebutan ayah. Yang belum bisa ku ubah hanya panggilan untuk dokter Willy, aku agak canggung dengan beliau.
"Daddy sedang rapat, ya?" aku bertanya pada Pak Lim yang berlari menghampiriku.
"Iya Nona. Silakan Nona menghabiskan waktu di kolam ikan, saya akan mengantar berkas penting ini sebentar."
"Pak Jess kemana?"
"Di kantor, bersama Tuan." aku ber oh ria.
"Lo anterin aja berkas itu, Lim. Gue gak bakalan ngapa-ngapain Ameena kok. Gue aja masih pakai tongkat." aku langsung menatap Kak Adrian yang berdiri di depanku.
Ahya, salah satu alasan Daddy selalu menyuruh bodyguard mengikutiku di rumah ini, karena takut Kak Adrian melakukan hal buruk padaku.
"Sana masuk! Di gazebo dekat kolam ada teman gue, gak usah kesana!"
"Oke, Kak!" aku langsung berjalan masuk ke dalam rumah. Bu Karin tidak ada, kata Daddy tadi, Bu Karin pulang ke Singapura, nenek Kak Adrian menetap di sana, makannya Bu Karin ke sana. Tapi kata Ariel, Bu Karin di pulangkan oleh Daddy, entahlah.
Aku tersenyum kecil saat melihat taman yang ada di belakang. Bunganya bermekaran, aku senang sekali melihatnya. Kakiku langsung berjalan menuju taman tersebut. Aku mencium bau bunga mawar yang sedang bermekaran itu. Wangi sekali.
Aku mengambil handphone ku, aku ingin menyuruh Ariel segera kesini. Pasti menyenangkan piknik di taman kecil ini.
Husband😽
Ariel, aku ingin menunjukkan sesuatu.
Hanya ceklis dua. Ariel pasti sedang berbincang dengan ayah. Aku kembali menatap bunga tersebut. Bunyi notifikasi langsung membuatku kembali menatap benda pipih yang ada di tanganku.
Husband 😽
Nunjukin apa, sayang?
Bunga mawar di taman kecil yang ada di belakang sudah bermekaran. Ayo piknik di sini!
Ohya, kamu selesainya kapan?
Bentar lagi aku otw, tunggu ya cinta❤️ loveyou😘
Pipiku langsung memanas. Aku memilih untuk tidak membalas pesan dari Ariel. Aku dibuat salting hanya karena membaca pesan darinya. Ariel sangat romantis.
"Wah, si Adrian benar-benar nyembunyiin cewe cantik di sini." aku langsung berbalik. Mataku mengerjap saat melihat satu orang pria dengan tato singa yang ada dilehernya mendekatiku.
"Kakak tersesat, ya?"
"Iya nih, tapi gak papa kalo tersesatnya ke tempat cewek cantik kaya lo." aku tidak ingin menanggapi celotehan tidak bermutunya.
"Kakak ingin kemana? Biar saya antar."
"Kita senang-senang di sini aja gimana? Kebetulan para pembantu di rumah ini lagi di suruh Adrian buat ngelayanin kami. Lo kok nggak?" aku hanya menatapnya dengan bingung. Dia pasti mengira aku pembantu karena aku hanya mengenakan daster lengan panjang serta jilbab instan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam yang terluka
SpiritualMemangnya salah jika kita terlahir sebagai tunawicara? Memangnya salah kalau kita dibesarkan di panti asuhan? Pertanyaan itu selalu hadir di benak gadis yang berusia enam belas tahun itu. Ameena Az-Zahra namanya. gadis yang memiliki keistimewaan ya...