Assalamualaikum!
Happy reading!
Yang tulisan miring brrti pake bhsa isyarat 😽
Kecuali anuan cht!
.
.
.Aku berjalan seraya mendorong troli belanjaanku. Sekarang aku dan Kak Arsyi sedang berbelanja kebutuhan panti.
"Na, Kakak ke sana dulu, kamu pilih aja jajan yang kamu mau,"
Aku langsung menahan lengan Kak Arsyi. "Kenapa?" tanyanya.
"Nanti uang Kakak habis kalau aku yang di suruh pilih jajan," ujarku menggerakkan tangan. Dapat kulihat Kak Arsyi malah tertawa. Ah, tawanya sangat cantik. Aku sangat suka melihatnya.
"Kakak habis nerima gaji, santai aja. Ceritanya Kakak lagi neraktir kamu," aku langsung bertepuk tangan dengan riang mendengarnya.
Setelah Kak Arsyi pergi untuk membeli sesuatu, aku langsung memilih jajan yang aku mau. Tapi, rasanya aku tidak bisa memilih, karena aku hampir menginginkan semua makanan ringan yang ada. Astaghfirullah, setan memang sangat hebat dalam menggoda manusia agar boros.
Akhirnya aku memilih beberapa makanan ringan yang benar-benar aku inginkan. Tanganku ingin mengambil makanan yang ada di atas. Namun, belum sempat aku mengambil, sebuah tangan kekar terlebih dahulu mengambilnya. Aku langsung menatap orang itu.
"Hai bisu! Belanja sendirian?"
Aku langsung melemaskan bahuku ketika melihat orang tersebut. Kenapa dari banyaknya orang, aku harus bertemu dengan orang ini? Apa tidak cukup di sekolah saja? Astaghfirullah rasanya aku ingin sekali mencakar wajahnya yang menampilkan wajah sok tampan itu.
"Eh bisu! Orang nanya itu dijawab!" oke, aku lebih memilih mengabaikannya saja. Tanganku langsung mendorong troli belanjaanku. Tapi orang itu malah mengikutiku.
"Gue sekalian minta bayarin ya." ucapnya lagi. Dan aku tidak akan meladaninya. Karena percuma, dia akan semakin menjadi, jika aku terus memberontak. Dan pada akhirnya dia malah mengikuti aku berkeliling di rak makanan ringan ini.
Huh! Entah bersama siapa dia di sini. Kenapa aku merasa orang ini selalu mengikutiku? Apa hanya perasaanku saja?
"Wah, romantis banget, jadi pengen punya pacar kaya Abangnya." aku langsung melirik dua orang gadis yang baru saja berbicara tersebut. Dan dapat ku lihat, lelaki yang berdiri di sampingku itu tersenyum seraya menyugar rambutnya. Bukannya membuatku merasa terpana, malah membuatku merasa geli. Astaghfirullah!
"Lo berdua pengen jadi pacar gue?" tanyanya pada dua gadis tersebut.
"Kita masih sadar diri, Kak. Kakaknya udah punya pacar." jawab salah satu dari mereka. Aku memilih mengabaikan mereka, dan sibuk memilih makanan ringanku.
"Mana?"
"Lho? Bukannya Kakak yang pakai jilbab hitam ini pacarnya ya?" dapatku dengar suara tawa keluar dari mulut Kak Adrian. Yah, manusia yang mengikutiku sedari tadi adalah Kakak kelasku.
"Si bisu ini?" tahan Ameena. Hatiku sangat kuat bukan? Aku tidak boleh emosi.
"Eh? Kakaknya bisu?"
"Lah iya! Dia mah bisu. Dia babu gue,"
Dari pada sakit hati mendengar perkataannya, lebih baik aku tinggalkan saja. Aku langsung berjalan menuju kasir. Mengantri. Aku melihat kebelakang, berharap dia tidak mengikutiku. Namun, ternyata aku salah, dia langsung berdiri di belakangku.
"Nyari gue?" tanyanya percaya diri. Tapi, memang dia yang ku cari.
"Ameena, Ameena. Lo cantik, tapi bisu." dasar setres! Berbicara sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/337518470-288-k444526.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Diam yang terluka
SpiritualMemangnya salah jika kita terlahir sebagai tunawicara? Memangnya salah kalau kita dibesarkan di panti asuhan? Pertanyaan itu selalu hadir di benak gadis yang berusia enam belas tahun itu. Ameena Az-Zahra namanya. gadis yang memiliki keistimewaan ya...