8. Gudang

1.2K 103 47
                                    


Assalamualaikum!

Happy reading!

.
.
.

Bugh!

Kak Adrian langsung mendorongku sehingga keningku terbentur di dinding. Aku yakin, darah segar mengalir dari keningku, karena saat ini, aku merasa ada sesuatu yang mengalir dari sana.

Mataku langsung membola ketika melihat Kak Adrian mengunci pintu gudang tersebut. Ya Allah, aku benar-benar sangat takut. Apalagi ketika melihat Kak Adrian mulai membuka kancing seragamnya.

Aku berdiri, mulai mundur. Kak Adrian saat ini terlihat sangat berbeda.

"Kenapa mundur, sayang?" tanyanya. Bahkan pria itu kini sudah berhasil melepaskan seragamnya. Hanya tersisa celananya saja.

"Gue cuman mau seneng-seneng sama lo, soalnya gue belum pernah nyobain cewek bisu." bibirku bergetar menahan tangisan. Mataku melihat ke arah kayu yang ada. Langsung saja aku mengambil kayu itu.

Tapi, Kak Adrian malah tertawa ketika melihatku mengambil kayu tersebut.

"Gak usah banyak gaya deh, nanti juga, lo bakal ngerasa nikmat."

Bugh!

Aku langsung memukul Kak Adrian. Dan kini, dia mengerang kesakitan. Aku langsung berlari menuju pintu. Tapi, pintu itu terkunci. Aku lupa Kak Adrian mengunci pintu itu. Tanganku langsung menggedor-gedor pintu tersebut, berharap mendapatkan pertolongan dari orang di luar sana.

Aku dapat mendengar suara kekehan Kak Adrian. Dia kini mendekatiku. Dan entah bagaimana bisa, kayu yang tadi kugunakan sudah berpindah ke tangannya.

Plak!

Darah segar langsung keluar dari mulutku. Tamparannya sangat kencang sekali.

"Gue cuman mau tubuh lo, anj*ng!" tangannya langsung membelai pipiku. Sedangkan tangan yang satunya, ia gunakan untuk menahan kedua tanganku. Kukungannya benar-benar kuat.

"Gue pengen nyicipin bibir ini." tangannya kini berpindah ke bibirku. Tubuhku bergetar dengan sangat hebat. Aku takut, sangat takut. Andaikan suaraku ada, aku pasti bisa berteriak meminta tolong. Aku hanya ingin berteriak kali ini.

Wajah Kak Adrian perlahan mendekati wajahku. Aku langsung menggeleng-gelengkan kepalaku, supaya bibirnya tidak menyatu dengan bibirku. Decakkan yang sangat keras tersebut keluar dari mulutnya.

Plak!

"Diam anj*ng!" dia kembali menampar pipiku. Ketika ia kembali mendekatkan wajahnya, aku kembali menggelengkan kepalaku dengan sangat kuat.

"Kalo lo gak bisa diam, gue bakalan main kasar." ia berbisik tepat di samping telingaku yang tertutup jilbab.

Dia mengendus leherku yang masih tertutup tersebut. Rasanya aku benar-benar sudah tidak suci lagi. Kak Adrian kenapa melakukan ini kepada ku? Apa sebenarnya salahku padanya?

"Tubuh lo harum banget." air mataku sudah banyak sekali terbuang. Mataku terpejam dengan sangat kuat ketika ia mengendus telingaku.

Brak!

"Bajingan!"

Aku langsung memeluk tubuhku sendiri ketika melihat Kak Adrian langsung di pukul oleh Ariel. Entah bagaimana bisa, Ariel tiba-tiba datang. Bahkan beberapa siswa dan siswi juga mengerumuni gudang ini. Aku dapat melihat Sella mencoba melerai mereka.

Napasku langsung naik turun, pikiranku benar-benar kalut. Aku menatap keributan di depanku dengan pandangan kosong, mataku bahkan terus mengeluarkan air mata. Aku mengerjap ketika pandanganku mulai memburam. Dan detik selanjutnya, aku tidak tau apa yang terjadi karena semuanya perlahan menggelap.

Diam yang terlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang