Chapter 11 🔥

42.3K 1K 4
                                    

Mature content-nya bertahap dan berproses ya😂

Mature content-nya bertahap dan berproses ya😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Republished 


Setelah setengah jam lebih bersiap-siap, Mika pun akhirnya keluar dari kamar. Dia begitu cantik dan memukau dengan mengenakan dress berwarna merah. Dress mahal yang dibelikan Zaid saat berada di Italy. Mana ada uang dirinya membeli dress mahal. Adapun harganya tergolong standar saja. Dia pun berjalan malu-malu dan canggung menghadapi Zaid yang sekarang telah resmi berstatus menjadi suaminya.

 Dia pun berjalan malu-malu dan canggung menghadapi Zaid yang sekarang telah resmi berstatus menjadi suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayok." Zaid yang sedang membalas pesan temannya seketika menatap takjub pada penampilan gadis itu.

Memukau.

Sungguh cantik dan mempesona hingga dirinya terpana. "Ehm! Ayo kita berangkat."

Dia pun memalingkan wajah ke arah arloji. Tiba-tiba salah tingkah hanya karena kagum dan terpesona dengan gadis bar-bar yang malam ini berubah cantik, anggun dan elegan. Dia pun beranjak cepat demi menutupi jantungnya yang tiba-tiba berdetak cepat. Melangkah terburu-buru dan membiarkan gadis itu berjalan mengekorinya.

Apa gue keliatan jelek ya? Ucap Mika dalam hati. Kepalanya menunduk, menilai penampilannya sendiri. Bahkan sampai bercermin di layar smartphone tapi saat dicek sendiri tidak ada kesalahan apapun.

Gue malah ngerasa tampilan gue paling cetar dari pada sebelum-sebelumnya. Ah lagian biarpun gue udah jadi bininya. Tetep aja tuh bapak-bapak gak akan tergoda ama gue... jangan ngimpi Mika! Inget dia udah bapak-bapak. Jangan silau ama hartanya Mika Aubrie!

Lanjutnya lagi membatin. Dia sendiri masih bingung dengan status barunya sekarang. Kejadian demi kejadian terasa berjalan sangat cepat. Dia pikir, saat ini masih bersenang-senang, haha-hahi dengan mendiang temannya Rara. Ah, terkait temannya yang sudah meninggal itu, bagaimana dia mengabari keluarganya? Bagaimana dia menjelaskan pada mereka jika Rara sudah tiada? Mika bingung sendiri, ingin sedih tapi ingat bagaimana perlakuan Rara padanya.

"Kamu kenapa Mika?" Zaid menoleh mendapati istrinya yang sedang termenung entah memikirkan soal apa.

"Ha? Oh... gakpapa. Cuma keinget si Rara Pak. Gimana ya kalo orang tuanya nyariin?"

Sang Pewaris Al-RashidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang