Chapter 41🔥

18.6K 1K 46
                                    


*Republished

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Republished


Selesai dengan rutinitas malam hari menjelang tidur, keduanya rebahan sambil mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Lampu sudah dimatikan dan hanya lampu temaram di nakas yang menyala. Si suami sudah mulai masuk ke dalam dunia mimpi tapi si istri masih melek dan belum merasa mengantuk. Dan akhirnya...

"Pak..." si bumil memutuskan mengajak ngobrol sang suami. Posisi tidurnya yang memunggungi kini berbalik ke arah sang suami. Tangannya yang iseng mulai mengganggunya dengan cara mengelus-elus jambang yang sering memberikan sensasi menggelitik ketika bercumbu mesra. Apalagi ketika beard itu menggesek buah dada ranum miliknya, sungguh sembriwing. Membuat si bumil ini belingsatan.🔥🔥

"Pak ih!" Ulangnya dengan nada manja. Rada kesal karena tidak direspon.

"Hm..." Zaid menggumam saja lantaran sudah mengantuk berat.

"Kayaknya Salsa perlu konseling dan terapi ke psikolog deh..."

Walau malas menanggapi, pria itu pun menjawab dengan nada pelan dan hampir berbisik. Antara mengantuk dan lelah tapi tak mau mengecewakan sang istri. " Dulu pernah waktu kelas 6 SD, tapi keburu anak itunya ngamuk. Risih katanya ngobrol sama orang asing."

"Ya mungkin itu waktunya kurang tepat Pak. Kurang pendekatan dari kitanya. Lagian usia SD 'kan masih kecil Pak, agak susah dikasih pengertian. Apalagi kalo kurang support dari orang-orang terdekatnya. Lagian konseling dan terapi itu mesti ada penerimaan dari orangnya. Kalo Salsanya udah mau dan kita juga selalu ada buat dia, support dia. Insya Allah berjalan dengan baik." Panjang lebar Mika menjelaskan. Bahkan posisi tidurnya bergeser semakin mepet pada sang suami. Tangannya mengelus pipi, hidung, semua wajah disentuhnya dengan lembut. Kadang juga diselingi kecupan.

Lalu bagaimana respon Zaid? Merasa terganggu?

Oh tidak! Dia malah senang sekali.

Zaid tersenyum lantas membuka matanya untuk melihat ke arah sang istri. Dibalasnya kecupan itu ke arah bibir dan melumatnya beberapa detik saja.

Mika tersipu malu walaupun dalam keadaan cahaya remang-remang. Padahal ciuman yang lebih hot dari pada tadi sudah sering dia terima. Melakukan yang lebih panas dari itu pun tak bisa dihitung karena juga sering. Tapi anehnya, masih saja sering salting dan tersipu malu.

Zaid terkagum-kagum sekaligus bangga atas sikap dan pemikiran sang istri yang begitu bijak dan dewasa serta begitu memperhatikan soal Salsa. Dia banyak bersyukur memiliki istri pengertian seperti Mika Aubrie ini. Walau usianya masih muda tapi pemikiran dan sikapnya begitu dewasa.

Ah rupanya si bapak brewokan ini sedang kesemsem, dan terMika-Mika!

"Makasih ya."

"Untuk?" Si bumil bingung, tetiba sang suami melemparkan senyuman manis padanya. Walau dalam cahaya temaram, dia masih bisa melihat jelas senyuman manis itu. Membuatnya hampir salah tingkah lagi.

Sang Pewaris Al-RashidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang