Terima kasih sudah menyukai cerita ini 🥰
Ayo ajak temen satu server, satu frekuensi untuk ikut gabung ke lapak ini, biar makin rame😁
*Republished
Selesai membeli pakaian ganti, Mika pun lanjut diajak membeli sneakers. Zaid merasa kasihan melihat kaki gadis itu yang lecet dan sering pegal-pegal karena selalu memakai sepatu hak tinggi.
"Pilih sepatu yang nyaman, yang gak bikin kakimu lecet dan pegal-pegal lagi." Tukas Zaid ketika sampai di outlet sepatu merek terkenal.
Mika sampat takjub, menganga lebar saking tak percayanya dia dibelikan barang-barang branded. Bahkan sekarang pria itu mengajaknya ke toko sepatu brand terkenal. Dia tak enak hati karena terlalu banyak merepotkan pria itu. Bagaimana dia membayar hutangnya?
"Ayok masuk!" titah Zaid dengan laga songong-nya.
"Makin banyak dong hutang saya. Tadi aja habis berapa kalo dirupiahin." Mika enggan masuk ke dalam. "Cari toko lain ajalah Pak. Yang murah." Pintanya memelas. Sumpah dirinya memang bersyukur telah ditolong pria itu. Tapi sama sekali tidak ada niatan buruk untuk menjadi seorang gold digger.
"Udah cepet masuk. Kamu berhutang nyawa bukan uang. Uang saya masih ada." Ketus Zaid seraya menggiring paksa gadis itu masuk ke dalam toko.
Mika memaklumi atas sikap angkuh bin songong pria itu. Orang kaya mah bebas, Mika! Ocehnya membatin
🤍🤍🤍
Selesai berbelanja, lanjut Zaid mengajak gadis itu makan siang di kafe yang tak jauh dari toko tersebut.
"Kamu mau jalan-jalan dulu sebelum balik ke Indo?" Tanyanya ketika sedang menikmati santapan. Kadang dia terkekeh melihat Mika yang begitu lahap menyantap hidangan pasta dan pizza.
Mika mengangkat wajahnya dengan senyuman berbinar. Ah sedari tadi dirinya ingin sekali jalan-jalan. Tapi apa daya dirinya tak membawa identitas dan tak punya uang. Smartphone pun lenyap saat dibius sebelum diseludupkan ke dalam kapal.
Saya pengen banget, difotoin di sana, di patung itu, dibangunan itu. Ucap mika membatin seraya matanya menunjuk ke arah objek-objek yang dimaksud dalam benaknya.
"Mika?"
"Hemm..." Mika tersenyum canggung lalu menggeleng pelan. Segan karena tak mau banyak merepotkan pria itu.
"Beneran? Mumpung masih di Italy. Mumpung saya lagi santai." Tawar Zaid lagi, merasa ragu dari mimik gadis itu.
Mika tersenyum lagi. "Saya terserah Bapak aja, ikut aja. Kan saya sekarang kacung Bapak." Ucapnya merendah.
Zaid mengangkat bahu acuh. Yasudah jika gadis itu tak ada permintaan. Toh dirinya hanya menawari, mumpung masih berada di Italy. Takut gadis itu menyesal jika sudah pulang kembali ke tanah air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Pewaris Al-Rashid
Storie d'amoreMika Aubrie adalah gadis lajang yang nekad kabur dari rumah demi mewujudkan mimpinya menjadi supermodel. Sayangnya agensi yang menawarinya tersebut adalah agensi abal-abal alias sindikat penculikan dan perdagangan manusia. Mika sangat beruntung kar...