Chapter 44

12.9K 1.1K 63
                                    



*Republished

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*Republished


"Mika!!"

Zaid berlarian dengan penampilan kacaunya. Terlalu panik mengkhawatirkan keadaan sang istri.

"Mika kamu kenapa?"

Dia tak peduli walau keadaan capek, keringatan dan kehausan sehabis motoran keliling Jakarta demi mendapatkan buah lobi-lobi. Baginya, yang paling penting adalah keadaan sang istri. "Kita ke rumah sakit ya?"

"Dokter bentar lagi kesini Zaid." Sang mami menenangkan.

Wajar karena ini hal pertama bagi Zaid dalam menghadapi istri hamil. Dan semua orang pun memakluminya.

"Kayak gini suka dialami ibu hamil, Zaid. Apalagi kalo kecapean, angkat yang berat-berat ataupun stres." Ucap sang mami lagi agar Zaid tidak terlalu mencemaskan istrinya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

"Wa'alaikum salam, silahkan masuk Dok," ujar sang Baba menyambut ramah kedatangan dokter obgyn.

"Dokter tolong istri saya!" Rasa panik Zaid belum mereda. Dia bahkan tak mau beranjak dari ranjang, senantiasa menemani sang istri di sana.

Dan satu-persatu orang yang berada di dalam kamar tamu di lantai satu itu pun mulai melimpir keluar. Menunggu hingga dokter selesai memeriksa. Hanya Zaid dan mami yang menemani si bumil.

"Bu Mika apa sering mengalami ini atau baru kali ini saja?"

"Pernah satu kali Dok." Jawab Mika yang kondisinya membaik setelah mendapatkan penanganan.

"Iya, pernah Dok! Pas waktu acara nikahan rekan bisnis, konsepnya standing party. Mana pas mau salaman antriannya panjang banget. Udah dibilang jangan ikut, eh dia malah ngotot, jadi deh tumbang!" Serobot Zaid gemas.

Semenjak hamil, istrinya ini malah mendadak curigaan. Kadang menuding dirinya CLBK dengan mantan tunangan, si Alya. Macam mana pula! Mengapa istrinya ini sampai berpikiran jauh ke sana sih?! Dasar bumil.

"Ya habisnya takut ada si Alya. Mantan tunangan dia, Dok. Ya kan kita perempuan apalagi lagi hamil gede bawaannya was-was mulu, ya Dok?" Mika meminta pembelaan dari si Dokter.

Dan dokter itu menanggapinya dengan kekehan seraya mengangguk, memaklumi kondisi si pasien. Karena hal seperti ini tidak hanya terjadi pada Mika saja, banyak bumil yang bereaksi demikian yang pernah ditanganinya.

"Ya tapi 'kan saya gak gitu. Mana ada pernah genit. Bawaannya curigaan mulu," balas Zaid lagi mengadu. Dia tak mau disalahkan. Lagi pula mana ada kepikiran selingkuh. Tiap bekerja selalu memikirkan istrinya apakah baik-baik saja di rumah.

"Mohon dimaklum ya Dok. Hamil anak pertama," ucap sang Mami menengahi.

Dokter itu pun tersenyum dan pamit undur diri setelah memberikan resep obat.

Sang Pewaris Al-RashidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang