Chapter 37

21.2K 1.1K 57
                                    


Hey... tenang! ini belum tamat, kenapa banyak yang gagal paham😑

 tenang! ini belum tamat, kenapa banyak yang gagal paham😑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Republished


"Huft..." Mika mendengus frustasi, bokong dia daratkan di sofa panjang. Hidupnya seperti roller coster sekarang. Kehamilan ini sangat memberatkan baginya. Tak ada semangat secuil pun untuk mengabari keluarga yang berada di Semarang ataupun bestie-nya si Lyla juga asprinya—si Rani. Dia juga belum mau memikirkan setelah ini, akan bagaimana?

"Kamu kenapa mesti hadir sekarang sih?" Kepalanya tertunduk ke bawah menatap perutnya yang masih rata. Dia mendengus kecewa. Air mata kembali mengalir membasahi pipinya.

"Non Mika, permisi." Dua ART datang membawa nampan masing-masing. ART bernama Suci membawa bubur ayam sedangkan si Neni membawa susu juga buah-buahan potong dan segelas ramuan khas Arab, Lubian.

Buru-buru Mika menghapus air matanya sebelum terciduk oleh dua ART itu. Mika tak mau membuat orang lain khawatir.

"Maaf ya lama, tadi siapin buah-buahan dulu buat Non. Perintah Nyonya. Katanya Non Mika mesti banyak makan yang bergizi." Tutur si Neni seraya menyajikannya di samping bubur ayam.

"Emang kemaren gue kurang gizi apa?" Komentar si bumil sewot. Kesedihan dia sembunyikan berganti pada sifat aslinya yang ceplas-ceplos dan slengan.

Kedua ART itu hanya bisa tersenyum masam. "Hehe... dimakan ya Non. Kata Nyonya harus semuanya dimakan."

"Permisi Non."

Mika membalas dengan anggukan.

Ting!

Baru saja dibicarakan, ada pesan masuk dari sang mertua.

Bubur ayamnya dimakan. Walaupun gak nafsu makan dipaksain sedikit-sedikit.

Jangan sampai perut kosong.

Ingat, ada calon cucu Kami, pewaris Al-Rashid di perutmu sekarang.

Itu ada segelas air madu sama luban, bukan batu akik ya! Awas, diminum sampai habis. Jangan dimakan biji lubannya.

Susu hamil juga habisin.

Mika mendumel kesal, "Ck! Baru aja diomongin."

Merasa lapar dia pun lekas menyantap bubur ayam itu. Buah-buahan pun dihabiskan. Hanya bersisa susu hamil dan setengah gelas air madu dicampur luban. Dia agak eneg meminum susu hamil, rasanya tidak enak. Lalu dia mengetik pesan pada ART Neni.

Ni, besok ganti susunya. Gak enak yang itu. Yang rasa stroberi aja

Klekk

Zaid keluar dari kamar, arah matanya langsung tertuju pada sang istri. Lekas menghampiri dan duduk disebelahnya. "Saya udah nyuruh Neni beliin minyak angin. Biar gak mual-mual."

Sang Pewaris Al-RashidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang