Chapter 54🔥

4.7K 603 35
                                    

Malam sebelum pulang ke Indonesia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam sebelum pulang ke Indonesia...

"Jadi, Abang yang buat si Arkan kapok?" Tanya Barie saat mereka sedang ngopi bersama di balkon hotel. Menikmati malam Kota Tokyo.

Ya, sebelum kembali ke tanah air, Zaid mengajak sang istri beserta rombongan untuk liburan di Tokyo. Main ke Dineyland, Shibuya dan Harajuku dan tempat wisata yang ikonik juga terkenal di Jepang. Semua itu dia berikan sebagai reward pada mereka semua yang telah membantunya menemukan Mika. Juga sebagai refreshing dari segala kemumetan selama tiga bulan ini.

"Iya. Karena udah melewati batas kesabaran Abang," jawab Zaid seraya menyeruput kopi hitamnya.

"Telat, kenapa gak dari dulu coba? Lagian nanggung banget. Jadinya begini kan, keburu ketahuan orang."

"Bisa aja kalo orang lain. Tapi Abang masih mikir karena dia keluarga kita. Dia juga keponakan. Tapi gak tahunya malah mancing emosi Abang. Yaudahlah, toh semua masalah udah kelar." Ucap Zaid final dan sudah tidak mau mengungkit-ungkit masalah itu lagi.

Sang adik pun tidak membahas itu lagi dan memilih membahas topik lain agar tidak membuat suasana hati kakaknya menjadi buruk.

Drrtt... Drttt...

Telepon masuk dari Mika. Pertanda jika Zaid harus segera mengakhiri sesi obrolan serius antara lelaki.

"Iya, sayang. Bentar lagi ke sana."

"..."

"Oke, sayangku. Bye."

Sang adik yang mendengarnya tak kuat menahan tawa. "Pfftt.... Jadi suami takut istri hahaha!" Tawanya berubah menggelegar begitu sang kakak memutus panggilan. "Gila ya, Abang gue yang seriusan, tegas dan galak berubah ciut di depan istrinya. Hahaha..."

Zaid terlihat santuy saja tidak merasa tersinggung. "Nanti juga ngalamin. Udah ah, Abang mau balik. Kasian Mika sendirian."

"Hahaha... alibi doang, palingan Abang aja yang udah gak tahan."

"Kampret lo!" Umpat Zaid seraya memasang wajah galak. Lalu pergi keluar kamar adiknya.

❤️❤️❤️

                Perasaan Mika begitu berdebar-debar, kedua tangannya terasa dingin saat digenggaman Zaid. Atmosfirnya terasa lebih menegangkan dari pada 2 tahun yang lalu saat dirinya pertama kali ke rumah megah tersebut. Akankah dia mendapatkan penolakan lagi dari kedua mertuanya? Mika masih meragu meskipun sang suami sudah memberi tahu bahwa mereka tidak akan memarahinya melainkan menyesal dan ingin meminta maaf.

"Rileks Sayang, mereka udah nyesel kok. Mami juga sekarang gak ada tenaga buat marah-marah. Tenang oke? Ada aku. Aku yang hadapin kalau mereka menggertak lagi." Zaid mencium tangan sang istri dalam genggamannya. "Eh anak Papa udah bangun ternyata." Sambungnya melihat sang anak bangun dalam gendongan Mika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sang Pewaris Al-RashidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang