Chapter 1

35.1K 1K 5
                                    

*Republished 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Republished 


"Lu yakin ini beneran?" Tanya Mika pada sahabatnya. Sang sahabat memberikan kabar bagus terkait nasibnya yang hingga kini masih menjadi pengangguran.

Sudah dua bulan dia menganggur dan tak ada satupun lamaran pekerjaan yang memanggilnya wawancara. Meskipun cita-citanya menjadi supermodel, dia masih berpikir rasional dengan bekerja kantoran. Kalau saja insiden pelecehan itu tak terjadi, mungkin saat ini dirinya masih memiliki pemasukan bulanan. Tidak lontang-lantung tak jelas dan hanya mengandalkan sisa gaji selama dua bulan ini.

Selalu emosi jika mengingat kejadian sialan itu. Untung saja dirinya tak sampai trauma lantaran aksi pelecehan yang dilakukan atasannya gagal setelah dirinya berhasil melawan dengan menendang kemaluan orang tersebut hingga jatuh tersungkur. Ya itulah mengapa dirinya saat ini menganggur hingga tergiur dengan ajakan sahabat untuk mengikuti casting di sebuah agensi.

"Yakinlah! Nih lihat. Lu tahukan Stevy Agnesia aja di bawah naungannya." Seru sang sahabat meyakinkan.

"Ya tapi 'kan dia terkenal gegara viral gelut di club malam sama selebgram itu." Mika masih meragu.

"Ih, lo mah kebanyakan mikir Mika! Gas ajalah dari pada lo nganggur mulu ya 'kan?" telak sang sahabat menyindir keras.

"Sialan lo!" Mika menoyor kepala sahabatnya. "Masalahnya Bapak gue pasti gak bakalan izinin Rara!"

"Ck, Bapak lo tuh emang kuno, Mika. Gue sih terserah lo. Lo gak ikut, gue tetep berangkat ke Jakarta." Ujar Rara yang merasa jengah dengan cara pandang ayahnya Mika yang terkesan sangat otoriter dan kolot.

"Eee... jangan dong! Gue juga ikut Ra! Lo tahu kan gue 'war' mulu sama tuh emak-emak. Gue udah empet. Tuh orang nyari-nyari mulu kesalahan gue. Gue pengen bebas, gak nyaman gue tinggal di sana." Ujar Mika dengan nada bersungut-sungut.

Dan seminggu kemudian dia minggat dari rumah dengan hanya membawa pakaian dan barang yang penting saja dalam satu koper berukuran sedang. Dia bersama sahabatnya yang bernama Rara pergi meninggalkan Kota Semarang menuju Kota Metropolitan dengan tujuan yang sama, yakni menjadi supermodel.

🤍🤍🤍

Selesai casting, semua kontestan dibimbing menuju suatu ruangan tertutup. Dua orang pengawal yang menjaga mengatakan jika mereka semua diminta menunggu di sana sampai tim mengumumkan siapa saja yang terpilih. Nyatanya itu adalah jebakan. Sebanyak 30 gadis bergiliran dipanggil nama oleh seorang pengawal untuk pergi menuju ruangan khusus di mana akan melakukan sesi interview lanjutan. Nyatanya itu adalah jebakan kedua. Setiap gadis yang pergi ke ruangan yang disebutkan, langsung dibekap oleh para body guard hingga pingsan. Semua gadis itu diringkus dalam keadaan tangan diikat dan mulut dibekap lakban. Termasuk Mika dan sahabatnya, Rara.

Mika yang merasa ada kejanggalan sedari awal acara, sudah mencium ada hal yang tidak beres. Sehingga dia tidak betul-betul pingsan dan hanya merasakan lemas serta pusing saja. Efek dari obat bius yang sedikitnya telah masuk ke indra penciumannya.

Sang Pewaris Al-RashidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang