Chapter 46🔥

13K 1K 53
                                    

Thor lama...

Silahkan pindah ke lapak lain karena aku bukan orang yang punya banyak waktu buat nulis seharian setiap waktu. menulis adalah hobiku untuk re-charge moodku, mumetku dari pekerjaan.

Aku sangat berterima kasih untuk kamu yang sabar menunggu lanjutan cerita ini. semoga sehat selalu semuanya.❤️☺️

*Republished

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Republished


"Aah! Sakit Pak!"

"Oh, maaf." Zaid kelepasan akibat terbayang kembali soal hubungan masa lalu sang istri dengan keponakannya. Lantas melepaskan kulumannya dari puncak dada berwarna coklat yang kini ukurannya membesar. Selanjutnya hanya meremas dan melakukan pijatan saja.

Jadi, selesai berdamai, tiba-tiba saja Mika mengajaknya untuk berhubungan intim. Bukan karena horny dan lagi 'kepengen', tapi Mika berinisiatif sendiri karena berharap jika dengan bercinta akan melepas segala kepenatan dalam pikiran suaminya. Padahal tetap saja, hanya mungkin menurun beberapa persen saja.

Tak semudah itu bagi Zaid karena saat membayangkan bagaimana sang istri dulu berpacaran dengan si keponakan saja membuatnya jadi lepas kendali. Hingga Mika meringis kesakitan ataupun perih.

"Aah!! ZAIIIIDD!!!"

Mika memekik kencang saat mendapat gelombang dahsyat. Kemudian memuntahkan banyak cairan hingga membanjiri sprei. Wanita itu sudah menyerah, padahal ini baru pemanasan saja. Tapi merasa ada sedikit perubahan dari gaya bercinta suaminya. Padahal selama hamil selalu lembut dan santai tapi malam ini malah seperti awal-awal, saat belum hamil. Oh ada apakah ini? Apakah memang sang suami menginginkan gaya bercinta brutal dan merasa bosan dengan gaya bercinta selama masa kehamilan?

Semoga saja si baby dalam perut baik-baik saja.

"Kamu pake mulut sama jari aja udah gini," Zaid malah meledek sembari memamerkan jemarinya yang mengkilap basah.

"Hahh... hahh!" Mika hanya terkekeh sembari ngos-ngosan. "Pelan-pelan dulu ya Papa, nanti kalo Dedeknya udah lahir, Mama selesai nifas, baru boleh brutal lagi," ucapnya manja dengan tatapan sayu diliputi gairah. Tangannya mengelus rahang berjambang sang suami yang terlihat tegas. Bulu-bulu ini yang tadi membuatnya tak terkendali hingga mendapat pelepasan yang dahsyat.

Cupp

Zaid mencium sekilas bibir Mika lalu turun mengecup lembut perutnya. "Maaf ya, Papa gangguin Dedek bentar. Papa pelan-pelan kok, biar Dedek tetap nyaman." Ujarnya berkomunikasi pada sang calon anak. "Sorry babe," lanjutnya pada sang istri diiringi kecupan di kening dengan lembut.

Setelah itu dia memundurkan tubuhnya dan menurunkan kepalanya, melihat dengan senyuman jumawa pada liang senggama sang istri. Dia melirik sebentar ke arah wanita itu yang terlihat pasrah.

Dan mereka pun melakukannya dengan ritme santai namun tetap menggairahkan.

❤️❤️❤️

Minggu depan kehamilan Mika akan memasuki bulan ketujuh. Karena dia ada keturunan suku Jawa dari sang papa jadi akan diadakan acara mitoni—tujuh bulanan. Selama ini keluarga Al-Rashid belum pernah menggelar acara seperti itu. Karena berdarah Arab, jadi selama ini hanya cukup menggelar tasyakuran dan pengajian saja. Seperti saat Salsa masih dalam kandungan ibunya. Dan acara mitoni ini menjadi pengalaman pertama bagi keluarga sultan Arab itu.

Sang Pewaris Al-RashidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang