Chapter 33🔥

28.9K 1.2K 57
                                    

Aku kemarin absen karna belum selesai nulisnya🥲

Nulis cerita gak gampang lho... suka sedih kalo ada yg ngeremehin sama nyepelein sampe minta up tiap hari, double up dan lainnya🥲

 suka sedih kalo ada yg ngeremehin sama nyepelein sampe minta up tiap hari, double up dan lainnya🥲

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Republished 


Flashback dua hari yang lalu saat mengantar Barie ke bandara.

"Orang tua anda sudah pulang Mas Barie," sahut seseorang dari sambungan telepon. Pengawal Al-Rashid yang Barie tugaskan untuk misinya menyelamatkan kemaslahatan rumah tangga sang kakak.

Ya, pemuda yang sebentar lagi menginjak usia 23 tahun itu sudah mengetahui masa lalu antara sang kakak ipar dan sepupunya—Arkan. Insting pemuda itu sangat kuat kala menangkap kejanggalan dari gerak gerik si sepupu setiap kali menatap kakak iparnya.

Dan ya, beberapa hari yang lalu dia mendapatkan informasi jika Arkan adalah mantan kekasih sang kakak ipar ketika masih jenjang perkuliahan. Beruntunglah dia tidak menemukan hal-hal aneh dari semua jejak digital masa lalu sang kakak ipar dengan Arkan. "Kayaknya hubungan mereka dulu gak serius. Alhamdulillah, Kak Mika ternyata cewek baik-baik." Ujarnya bermonolog sendiri. Lantas menutup layar laptopnya. Kemudian segera pergi meninggalkan bandara. Bersama kedua pengawal Al-Rashid, dia menuju lokasi yang dituju. Ini adalah misi rahasia yang tidak boleh siapapun tahu di keluarganya. Termasuk sang kakak.

Satu jam kemudian Barie dan pengawalnya sudah tiba di lokasi tujuan.

"Ngapain lo ke sini!" Sungut Arkan dengan nada sinis saat kedatangan Om sepupunya ke tempat futsal. Tak sudi memanggilnya 'Om Barie'.

"Santuy Bro!" Barie begitu kalem dengan senyuman penuh makna. "Udahan kan futsalnya? So kedatangan gue gak ganggu lo kali." Lanjutnya dengan nada songong.

Arkan berdecak kesal. Tahu jika kedatangan Barie pasti ada maksud terselubung. "Langsung ke inti, gue capek. Gak ada waktu banyak buat ngebacot sama lo!"

Barie terkekeh sinis. Sikap Arkan masih tetap sama seperti dulu. "Jauhin Kak Mika. Jangan coba-coba ngerusak rumah tangga Abang gue. "

"Maksud lo apa ***jing!" Arkan langsung tersulut emosi. Jelaslah, karena ini menyangkut masalah Mika. Perempuan yang dicintainya.

Barie masih bisa tenang, belum terpancing emosi. "Gue udah tahu lo itu mantannya Kak Mika semasa kuliah."

Arkan menegang. Refleks kepalanya langsung menoleh ke samping, menatap tajam.

"Tegang banget muka lo Ba** kayak tiang listrik hahaha!" Barie tertawa puas, balas menghina Arkan.

Arkan semakin geram, sorot matanya menatap kebencian, amat murka. Kedua tangannya terkepal kuat, ancang-ancang memberikan bogeman mentah.

"Kasihan banget ya, gak banyak kenangan manis bareng kakak ipar gue hahaha. Cuman pernah pelukan doang ya? Kaciann...cuman dianggap cinta monyet. Hahaha gak berchandaaa.... Gak bercandhaaaa..." lanjutnya mengejek dengan memakai jargon kekinian yang sedang viral di media sosial, namun dia improvisasi. Barie, adik Zaid yang 180 derajat berkebalikan dari karakter kakaknya dan 11:12 kelakuannya persis dengan si Mika, walau slengan tapi emosi tetap terkendali.

Sang Pewaris Al-RashidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang