Chapter 13

24.1K 981 8
                                    

Cuma mau ingetin,  besok story Shafira-Pradipta (CLBK) akan dihapus sebagian ya!😄

Cuma mau ingetin,  besok story Shafira-Pradipta (CLBK) akan dihapus sebagian ya!😄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Republished 


Belum satu jam sejak kedatangan Alya yang digadang-gadang akan menjadi calon istri, Zaid sudah ditelepon oleh orang tuanya. Didesak agar segera datang ke kediaman Al-Rashid. Sudah pasti orang tuanya tahu kabar pernikahannya dari Alya. Jadwal bertemu klien dan rapat internal pun harus tertunda karena hal tersebut.

"Kamu siap-siap. Pakai pakaian yang formal dan sopan. Jangan pakai sneakers. Pakai heels yang tertutup jarinya." ujar Zaid membuat Mika mengerutkan dahi.

"Stilleto? Pump?" Tanya Mika memastikan.

"Iya, mungkin. Saya gak tahu jenisnya. Pokoknya yang suka dipakai sekretaris." Tutur Zaid lagi. Dia hanya tahu fashion pria saja mana tahu soal fashion wanita.

"Ck, iya stilleto atau pump namanya. Kenapa sih Pak? Pakai heels yang suka saya pake juga masih matching. Toh mau ketemu orang tua Bapak kan? Bukan mau ketemu menteri atau presiden." cerocos Mika panjang lebar.

Zaid berdecak. "That is our rules! Menjadi istri saya berarti kamu menjadi menantu Al-Rashid. Dan di keluarga kami ada aturan-aturan khusus baik dari tata krama, cara berpakaian maupun kegiatan-kegiatan rutin yang harus diikuti."

"What the hell! Di Indo ada keluarga seperti itu? Waww!! Mengalahkan keluarga cendana!" Mika menyindir terang-terangan.

"Leluhur saya masih satu kekerabatan dengan keluarga kerajaan Uni Emirat Arab. Kami keluarga bangsawan memiliki adat, kebiasaan dan aturan khusus. Tidak seperti keluarga pada umumnya." Jelas Zaid dengan nada serius.

"Iya saya tahu. Mas Dimas udah kasih tahu waktu di Italy. Tapi Pak, ini udah tahun 2022 lho?"

"Itu aturan kami. Kamu menikah dengan saya mau tidak mau harus mematuhi itu." Telak Zaid yang langsung membuat istrinya yang super bawel itu diam membisu.

Merasa tak ada yang perlu diperdebatkan lagi, Mika pun melengos masuk ke kamarnya.

"Baju gue gini-gini doang lagi, ck! Pake yang mana dong? Mana mesti rapi, sopan, formal lagi. Huh!" Cerocosnya seraya mengobrak-abrik lemari.

🤍🤍🤍

"Jangan dulu ngomong kalo belum ditanya. Bilang aja kita kenal udah lama waktu kamu masih kuliah di xx. Ortu saya pasti percaya kok karena kami tiap tahun kasih beasiswa." Peringat Zaid ketika dalam perjalanan menuju kediaman Al-Rashid.

" Peringat Zaid ketika dalam perjalanan menuju kediaman Al-Rashid

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sang Pewaris Al-RashidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang