Chapter 34🔥

25.1K 1K 59
                                    

Makasih buat kamu yang sabar nunggu, support aku di komen dan obrolan di profil❤️

Makasih udah suka sama cerita ini. Maaf ya aku gak bisa rutin update tiap weekend kayak dulu karna rutinitas pekerjaanku sekarang bertambah. 🙏🏻❤️

Aku kasih chapter ini ceritanya panjang, happy reading😊

Aku kasih chapter ini ceritanya panjang, happy reading😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Republished 


"Saya mau punya anak." Ulang Zaid lagi dengan menambah kekuatan remasannya di payudara kanan Mika.

Dan Mika yang semula terpejam langsung membuka matanya lebar-lebar. Rasa kantuk pun hilang 100%. Juga kedua matanya terjaga pasca mendengar pernyataan dari suaminya. Sebuah permintaan horror baginya. Tidak! Ini permintaan yang di luar prediksi.

"Ba—bapak pasti ngantuk banget sampe ngigau begini. Udah tidur ya, adzan subuh masih lama kok," ujar Mika sedikit gagap. Masih dilanda keterkejutan. Dengan pelan dia melepaskan tangan sang suami dari payudaranya. Untungnya si suami tak menolak.

"Saya gak ngigau, 100% sadar. Saya berubah pikiran Mika, soal nunda anak. Sekarang, saya mau punya anak." Jelas Zaid seraya mengubah posisi dari berbaring lalu terduduk menghadap istrinya.

Deg!

Jantung si Mika rasanya copot mendengar pernyataan suaminya tadi. Ekspresi matanya berkedip-kedip tanda pikirannya tidak karuan. Mengapa rasanya horror sekali, tiba-tiba sang suami celetuk ingin mempunyai anak. Padahal jelas-jelas pria itu seperti memiliki trauma atau ketakutan jika memiliki anak—menurut kaca mata Mika. Namun mengapa? Mengapa mendadak berubah pikiran?

"Hmm..." Mika hanya bergumam dan tersenyum. Dia bingung harus menjawab apa. Sumpah ini terlalu mendadak baginya. Dia sendiri hingga saat ini masih rutin meminum pil KB. Jika saja sang suami mengatakannya lebih awal, lusa kemarin minimal mengatakan demikian. Mungkin kemarin siang, dia tidak menerima penawaran menjadi host acara gossip yang tayang setiap siang senin-jumat. Program acara tersebut memang melarang hamil selama menjadi host karena wardrobe yang akan digunakan selalu memakai gaun atau dress. Juga selama airing para host harus berdiri sambil membawakan acara. Inilah mengapa program tersebut melarang para host wanita untuk hamil. Takut dress dari sponsor tidak muat. Juga berdiri satu jam di depan kamera akan rentan untuk ibu hamil.

Dan Mika sudah terlanjur menerima kontrak tersebut. Karena sudah jelas sang suami belum menginginkan anak walau dirinya sendiri sudah ada keinginan. Sejak bestie-an dengan si Lyla, ada rasa iri. Ingin memiliki bayi yang lucu dan menggemaskan seperti anaknya Lyla. Di samping tuntutan keras dari sang mertua, tentunya.

Tapi kalau sudah begini, bagaimana? Bagaimana jikalau di tengah jalan, atau di awal-awal karir barunya sebagai host harus berhenti begitu saja jika dirinya dinyatakan hamil? Untuk membayar denda walau 20% dari pendapatan, dia tidak memusingkan hal itu. Suaminya kaya, dia tidak akan rugi bandar. Yang membuatnya rugi nanti adalah karir sebagai host harus pupus. Bagaimana jika itu terjadi?

Sang Pewaris Al-RashidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang