Chapter 20🔥

27.5K 1K 51
                                    

Makasih ya udah suka sama cerita ini😁❤️

Makasih ya udah suka sama cerita ini😁❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Republished 


Zaid terbangun di waktu subuh ketika alarm di smartphone-nya berbunyi. Namun dia belum menyadari keadaan dan posisinya sekarang. Juga keadaan sang istri dengan payudaranya yang terlihat sebagian.

"Apa ini?" Dia meraba dahinya lantas melepas plester demam tersebut. Lalu mencium bau bawang pada tubuhnya dan menoleh, "Mika?"

Dia mengingat lagi kejadian semalam. Memang kemarin sore badannya sudah tidak fit akibat kehujanan ketika memantau proyek. Dia pikir meminum obat akan langsung membuatnya pulih lagi. Nyatanya tidak. Pasti semalam dirinya demam tinggi dan sang istri yang merawatnya.

Zaid tersenyum beberapa detik sebelum senyumnya hilang digantikan keterkejutan luar biasa. Kedua bola matanya melotot sempurna. Tidak berkedip beberapa detik kala menyadari di depan matanya ada pemandangan aduhai sangat menggoda. Apalagi dalam jarak sangat dekat. Matanya dapat melihat dengan jelas bentuk gundukan itu walau yang terlihat hanya sebagian.

Hal itu terjadi karena posisi keduanya yang sudah berubah menjadi tidur menyamping, saling berhadapan. Tangannya tinggal menyingkirkan bra sebelah kiri maka kedua payudara istrinya itu akan terlihat sempurna.

Glupp

Zaid meneguk salivanya susah payah. Pandangannya tak lepas dari payudara putih mulus juga ni*** yang menggiurkan. Seperti memanggilnya untuk segera dijamah. Ditambah lagi kondisi alamiah yang terjadi pada setiap pria dewasa di pagi hari, yakni akan turn on sendirinya. Membuat dia tak tahan lagi ingin segera mewujudkannya.

"Kenapa pakai bra yang kaitannya didepan sih Mika? Kenapa pula kancingnya dibuka seolah sengaja menggodaku? Apa iya, kamu memang sengaja menggodaku, hmm?" Oceh Zaid pelan dengan nada serak.

Tangannya yang tak bisa tinggal diam kini mulai terangkat dan bergerak ke depan. Menyampirkan bra yang menutupi payudara gadis itu hingga terlihat jelas sempurna. "Salah kamu sendiri Mika. Jangan salahkan saya kalo tergoda." Ujarnya sembari menikmati sensasi dari aset bagian atas istrinya itu.

Anehnya, si Mika malah tidak terusik sedikitpun. Begitu tenang dalam tidurnya. Namun dia mulai gelisah dan mendesah dalam tidurnya mana kala Zaid menambah ritme gerakan remasan. Juga gerakan pijat gemas-gemas manja. Kadang pula menarik nip** tersebut. 🔥🔥

"Aaahh... aahh!"

Kaki Mika pun tak tinggal diam. Tubuhnya bereaksi seperi cacing kepanasan. Bodohnya dia belum sadar juga dan hal tersebut malah terbawa mimpi.

"Pak, jangan di sini. Ini Lake Como bukan hotel. Aahh!" Mika mengigau dalam tidurnya. Mendesah keenakan.

Zaid tersenyum menyeringai. Senang dan bangga jika gadis itu bermimpi having sex bersamanya. "Gak perlu di alam mimpi. Kita bisa wujudin itu di dunia nyata," ocehnya dengan senyuman jumawa. Tangan kanannya bergerak turun menerobos ke celah dalaman gadis itu. Lalu memainkannya dengan ritme yang santai namun lama kelamaan semakin brutal.

Sang Pewaris Al-RashidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang