Chapter 28*

21.5K 1K 42
                                    

Ada seupil perubahan soal usia pernikahan mrk. Chapt sebelumnya 5bln, aku revisi jd 4bln ya. Terlalu kecepetan, bener kata kemarin siapa yg komen. Cung beb☝🏻 makasih 🥰

Buat semuanya juga makasih udah suka sama cerita ini🥰

Buat semuanya juga makasih udah suka sama cerita ini🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Republished 


Zaid masuk kamar lantas mengumpat berkali-kali. Rambutnya sudah tidak rapi lagi karena dia berkali-kali mengacak-acak rambutnya. Marah, kesal, bingung dan serba salah menghadapi istrinya itu. Sumpah dia hanya salah memilih kata saja. Sama sekali tidak bermaksud dan tidak ada niatan untuk childfree. Dia hanya ingin memiliki anak jika memang sudah benar-benar mencintai pasangannya. Tunggu...

Cinta?

Selama empat bulan dia sudah berbagi kehidupan dengan Mika bukan? Saling terbuka satu sama lain. Sudah tahu kesukaan dan ketidak sukaan juga kebiasaan masing-masing. Tapi apakah sudah ada perasaan pada wanita muda itu?

Lalu jika ada, perasaan seperti apa?

Zaid bimbang. Dilema dengan perasaannya terhadap Mika. Ya, perasaan apakah ini?

Zaid hanya merasakan kenyamanan, kehangatan, kebahagian, kelucuan dan perasaan menggebu ketika bersama Mika.

Rindu?

Dia kadang memikirkan Mika bila berada jauh dan beberapa hari tidak bertemu saat bertugas keluar kota atau luar negeri. Tapi tidak selalu setiap saat. Hanya ketika dirinya merasa kesepian dan ketika hendak tidur saja selalu teringat Mika Aubrie. Berbulan-bulan tidur satu ranjang, berbagi kehangatan, berbagi kenikmatan. Kebiasaan-kebiasaanya ketika hendak tidur dan bangun tidur terasa aneh dan tidak biasa bila tak ada istrinya di sampingnya. Apakah rasa ini sudah pada tahapan cinta? Zaid masih meragukannya.

Lama merenung memikirkan perjalan hidup berama Mika hingga di titik itu, lekas dia pun bangkit berdiri dan keluar dari kamar. Mencari istrinya yang entah kabur ke mana. "Liat istri saya?" Tanyanya pada ART yang sedang bekerja.

"Enggak Pak."

Begitu seterusnya hingga dia berjalan ke arah halaman belakang rumah. "Lihat Bu Mika?"

"Tadi jalan ke arah Mini Zoo, Pak."

Zaid mengangguk lalu pergi menuju hutan buatan. Mencari-cari di area sana ternyata tidak ada, lalu terus berjalan menuju kandang Azura. Zaid menyapanya tapi harimau putih itu sedang mondar-mandir tidak jelas. Akhirnya dia pun membiarkan si Azura yang entah galau karena apa lalu berjalan menuju kandang Zeno—leopard.

"Lu dari tadi mangap-mangap mulu. Dengerin kagak sih curhatan gue?"

Terdengar oleh Zaid suara Mika yang sedang mengomeli si Zeno. Dia terkekeh geli melihatnya.

Mika memang perempuan terunik dan terlangka yang pernah dia temui dan dia kenal. Jenaka, enerjik, periang, atraktif juga bawel adalah ciri khasnya yang unik dan membuat dirinya berubah lebih sering tersenyum dan tertawa.

Sang Pewaris Al-RashidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang