Chapter 24

26.5K 1.1K 72
                                    

Makasih  banget yg udah  baca spesial part di KK 😘🥰
Alesan kupisahkan part 21+ karna males baca komenan yg protes:  terlalu mature lah terlalu vulgar lah... jd aku pisahin aja😂

 jd aku pisahin aja😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Republished 


Dan di waktu dini hari itu kedua pasutri yang semula hanya berlandaskan hutang budi, akhirnya saling bersatu. Menjadi pasutri seutuhnya karena sudah saling memiliki. Keduanya sudah sama-sama dewasa dan mapan. Sudah tahu betul dan paham perkara hal-hal berbau 21+.

Apalagi Zaid.

Sudah pro player. Dan berpengalaman. Jadi dapat memberikan kesan terbaik untuk istri mudanya itu. Sehingga tidak ada adegan penolakan keras atau penyesalan atau pun tangisan lebay dari pihak wanita. Karena sejatinya, Mika betul-betul sadar saat melakukannya. Mika juga tahu betul konsekuensi before and after dari 'hubungan intim'.

Di samping itu, keduanya pun saling menginginkan dan membutuhkan. Bahkan Mika tak menolak saat Zaid memintanya lagi di lain waktu. Asalkan pria itu jangan memintanya hamil.

Mika tak mau jika kehamilan akan menghambat karirnya. Apalagi dia baru terjun di dunia modelling, baru seminggu dikontrak oleh dua desainer ternama di Indonesia. Ya, walaupun tadi dini hari, Zaid tidak memakai pengaman. Tapi Mika bisa lega karena sejak insiden mimpi erotis itu dia sudah mengkonsumsi pil KB lantaran takut hamil anak jin. 😂

Si Mika belum tahu saja jika pelakunya adalah Zaid, suaminya sendiri. Dan bukanlah jin.

🤍🤍🤍

"Lain kali pilih-pilih job. Sekiranya nyita waktu jangan ambil. Apalagi sampe larut malam. Masa suamimu ditemenin guling?"

Pagi-pagi Mika sudah mendapat sarapan spesial, teguran pedas dari ibu mertua.

Kalo kagak nyinyirin kapan hamil, ya omelin segala kesalahan gue. Dosa apa gue, kok dapet mertua gini banget? Monolog Mika dalam hati.

"Di kamar kami gak ada guling Mi." Balas si Mika menunduk, tidak berani menatap sang mertua.

"Itu perumpamaan Mika!" Geram sang mertua mendelik judes. Sedang berbicara ssrius malah ditanggapi nyeleneh. Lanjut beliau mengomel lagi. "Kedepannya, harus bijak memilih job. Kamu gak bisa sebebas waktu masih lajang. Inget, kamu udah punya suami. Zaid udah kasih izin kamu karir, jangan kecewain dia."

"Iya Mi," jawab Mika mengangguk patuh. Menyanggah, berarti sidang ini tidak akan kelar-kelar. Dan itu akan menyita waktunya untuk membuat konten salah satu brand pakaian lokal yang endorse padanya.

"Salsa berangkat dulu. Assalamu'alaikum." Ucap Anak ABG itu seraya sungkem pada nenek dan tantenya—aka ibu angkat.

"Wa'alaikum salam." Balas Mika juga sang ibu mertua beriringan.

Sang Pewaris Al-RashidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang