Chapter 36

17.3K 1.1K 61
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*Republished 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Republished 


"Maksud Dokter?"

Zaid masih tak percaya. Ini terasa mimpi. Sosoknya yang selalu terlihat wibawa dan tegas berubah seperti orang bodoh. Entah tertular telmi alias telat mikir dari istrinya atau emang kelewat senang lantaran doa dan harapannya terwujud.

Sang Mami pun menggeplak pelan guna menyadarkan keterkejutannya. "Mika hamil."

Si Dokter tersenyum geli dan mengangguk, membenarkan ucapan si kanjeng mami. "Benar Pak, Bu Mika hamil. Untuk lebih jelasnya kami sudah rujuk ke poli kandungan. Ada di lantai 3 di gedung ini. Setelah Bu Mika baikan, bisa langsung ke sana."

Zaid mengangguk terima kasih. Dia beserta sang Mami masuk ke ruang IGD menghampiri si bumil.

"Mika..." Sang Mami menghambur memeluknya. Ya karena tak menyangka juga bahagia, bahwasannya sang pewaris yang dinanti-nanti akan segera hadir. "Maafin mami ya tadi udah ngomel-ngomel. Mami gak tahu kalo kamu begitu karena bawaan hamil."

Mau gue hamil atau enggak, tetep gue bakal begitu kalo liat ketidak adilan, Kanjeng Mami. oceh Mika membatin.

Si bumil sendiri tampak murung tak bersemangat menanggapi ocehan sang mertua. Tidak punya mood untuk mendebatnya. Kabar kehamilan ini menjadi pusat perhatian dan pikirannya. Ini terlalu mengejutkan dan belum bisa diterima olehnya. Kehamilan ini benar-benar di luar dugaan. Dia sendiri sudah memastikan selalu rutin meminum pil KB. Tapi mengapa bisa kecolongan?

Oh tidak!!! Jangan sekarang!!! Dirinya masih ingin berkarir!

TIDAKK!!!!

"Nooooo!!!!" Mika memekik hingga membuat semua orang di IGD menoleh pada brangkar yang ditempatinya. Meski disekat gorden tetap saja orang tahu sumber suaranya dari mana.

"Mika, tenang. Hey..." Zaid bergerak cepat memeluk sang istri, menenangkannya.

Beberapa perawat juga dokter pun ramai-ramai menghampiri. Mempertanyakan apa yang sedang terjadi. Lalu sang mami dengan bijak menjelaskan jika menantunya hanya shock saja.

Sang Pewaris Al-RashidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang