Chapter 17

1.6K 116 17
                                    

Naruto memandang kekacauan didepannya dengan tatapan datar. Ia lalu menurunkan Erza yang ada digendongannya dengan pelan. Diatap sekolah hanya tersisa Azazel, Tsunade serta Kushina.

"Khaos Bridge katamu? Siapa mereka bocah? Dan darimana kau tau tentang mereka?" Tanya Azazel penasaran.

"Aku tau tentang mereka karena aku pernah bertarung melawan salah satu anggota mereka"

DUAR DUARR DUARR

Ledakan demi ledakan terdengar menggema di Akademi Konoha. Tsunade nampak geram melihat itu.

"Grrr berani beraninya mereka menyerang sekolahku ini. Azazel cepat perintahkan para guru untuk bergerak mengusir mereka"

Azazel hanya menguap pelan membuat Tsunade kesal.

"Hoammm"

PLETAK

Sebuah jitakan mendarat mulus di kepalanya.

"Ini situasi genting!! Jangan main-main guru mesum. Cepat lakukan"

Azazel lalu mengelus kepalanya yang benjol. Ia melirik Naruto sebentar.

"Nampaknya kau punya rencana bocah?"

Tsunade lalu memandang Naruto dengan serius.

"Lingkaran sihir itu adalah sihir teleportasi yang menghubungkan tempat ini dengan tempat mereka berasal. Jika saja kita bisa menghancurkan lingkaran itu mungkin kita bisa menghentikan invasi ini. Dari pada kita fokus mengalahkan pasukan itu, bukankah lebih bagus jika kita mencoba menghancurkan nya?"

Azazel dan Tsunade saling berpandangan. Lalu mereka mengalikan pandangannya ke arah lingkaran sihir besar yang menjadi tempat bermunculannya ratusan pasukan penyihir itu.

"Dibutuhkan kekuatan yang sangat besar untuk menghancurkan nya, namun masalahnya bukan itu. Jika kita mengeluarkan kemampuan penuh kita, bukan tidak mungkin tempat ini akan terkena imbasnya, lebih-lebih kita bisa mencelakai murid-murid yang ada disini"

"Yang dikatakan Azazel benar bocah, guru-guru disini mungkin bisa menghindari kekacauan yang akan terjadi tapi bagaimana dengan murid-murid disini?"

Naruto menutup mata sebentar mencoba berpikir.

"Aku punya rencana untuk itu. Dengarkan aku sensei. Kumpulkan semua murid-murid di aula pertemuan secepatnya. Jangan biarkan ada yang tersisa satupun. Setelah itu perintahkan para guru untuk berjaga di sekitar akademi jangan biarkan mereka keluar dari wilayah akademi dan sampai ke kota. Kita mencoba untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa, lebih-lebih masyarakat sipil yang tidak bisa bertarung." Jelas Naruto panjang.

"Souka, lalu apa yang akan kau lakukan pada murid disini bocah? Jarak antara aula dan sumber kekacauan tidak lah jauh, mereka pasti akan terkena dampaknya"

Naruto hanya tersenyum mendengar ucapan Azazel.

"Kau tenang saja, aku punya rencana untuk itu"

Azazel memandang Naruto sekilas lalu berbalik.

"Baiklah aku percayakan padamu bocah"

"Tunggu dulu Azazel, kita tidak bisa langsung percaya pada bocah itu. Aku yang jadi pemimpin disini bukan bocah kurang ajar itu??" Tsunade nampak kesal saat kewibawaanya seolah-olah sedang dipermainkan disini.

Azazel lalu menatap Tsunade dengan serius.

"Lalu apa kau punya rencana yang lebih bagus dari rencana bocah itu, Tsunade? Jika iya maka katakanlah waktu kita tidak hanya"

Tsunade hanya diam bingung.

"Hah, waktu terus berjalan Tsunade. Kita tidak perlu berdebat saat situasi seperti ini"

Reink4rnasi Penuh FantasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang