Chapter 50

617 47 4
                                    

Langit berwarna jingga menghiasi Pulau Amazon Lily. Di ufuk barat, terlihat matahari hampir menghilang dan digantikan suasana malam.

Disalah satu tebing dipinggir laut, terlihat Boruto sedang duduk sambil menikmati senja. Deru angin menerpa wajahnya dengan halus, ia lalu memejamkan matanya sambil menikmati suasana damai itu.

"Huft." Ia menghembuskan nafas panjang. Rambut pirangnya terlihat bergoyang pelan seeiring dengan terpaan angin yang datang.

TAP TAP TAP

Terlihat dari arah belakang Alexia berjalan menghampirinya.

"Ternyata kau disini Boruto?" Tanya nya. Boruto lalu menggeser tubuhnya agar wanita itu bisa duduk disampingnya.

"Hanya menikmati alam sejenak Nee-San."

Hampir satu bulan lamanya ia menetap dipulau itu bersama kedua sahabatnya. Ia juga diberi informasi tentang dunia ini oleh Cid dan Alexia. Awalnya ia sedikit terkejut saat mengetahui kebenaran tentang dunia ini. Seolah-olah dunia ini adalah manifestasi dunia shinobi yang telah hancur. Itu terbukti dengan adanya nama-nama bangsawan yang mirip dengan orang-orang dari dunia Shinobi.

Walaupun begitu, perbedaan paling mencolok adalah kekuatan yang dimiliki. Jika para Shinobi menggunakan Cakra sebagai sumber kekuatan, didunia ini menggunakan mana. Walau secara penggunaan hampir sama tapi tetap saja ada kekurangan dan kelebihan tersendiri antara dua jenis kekuatan itu.

Dalam satu bulan ini, ia mulai dekat dengan orang-orang yang ada di Pulau Amazon Lily. Ia bahkan sekarang sudah mulai memanggil Alexia dengan sebutan kakak. Karena dilihat dari manapun mereka memiliki ciri yang hampir sama, hanya telinga mereka saja yang berbeda.

Selama ini pula Alexia yang sering membantunya dalam beradaptasi dengan dunia ini. Boruto juga pernah diajak mengenal langsung wilayah-wilayah Kerajaan Alvarez oleh Alexia. Selama seminggu penuh ia diajak berkeliling benua itu sambil menggali informasi lebih luas.

"Sore hari memang waktu yang pas untuk melihat laut. Selain anginnya yang tidak terlalu kencang, pemandangan senja yang indah membuatku betah berlama-lama menikmatinnya." Ujar Alexia sambil duduk disamping Boruto.

"Kau benar Nee-San, entah kenapa memandangi alam seperti ini membuat pikiranku tenang."

Mendengar itu Alexia tersenyum, entah kenapa mengingatkannya pada seseorang.

"O iya Nee-San, sebenarnya apa hubunganmu dengan Paman Naruto? Kulihat kalian sangat dekat, apa jangan-jangan kau ini?"

Alexia tertawa pelan mendengar pertanyaan Boruto. Ia lalu memandangi langit yang perlahan mulai gelap.

"Soal itu ya? Aku tidak bisa menampik jika kami memiliki kedekatan yang err.. tidak biasa. Tapi jauh sebelum itu kau harus tau masa laluku. Dulu aku hidup disebuah desa di daerah timur Kerajaan Alvarez. Aku dan para elf selama bertahun-tahun hidup dengan damai. Namun, kehidupan damai kami mulai hilang saat desa kami diserang oleh sekelompok orang."

Tangan Alexia terkepal mengingat kejadian itu, sorot matanya menajam menahan gejolak amarah yang tersimpan di hatinya.

"Banyak dari kami yang tewas karena serangan itu. Elf di desa kami memang tidak dibekali kekuatan yang mumpuni untuk melawan orang-orang itu. Sampai akhirnya desa kecil kami hancur, hampir setengah warga kami dibantai termasuk kedua orang tuaku karena berani melawan mereka. Anak-anak di culik, para wanita dipaksa menjadi budak sexs bagi mereka.

Aku dan kakakku lalu dibawa oleh mereka untuk dijadikan budak. Kala itu, umurku baru 5 tahun sementara kakakku berumur 10 tahun. Selama 5 tahun kami di tawan sebagai budak. Namun naas, kakakku yang saat itu berumur 15 tahun harus tewas karena tidak kuat menahan beban siksaan yang terus ia alami. Orang-orang biadap itu memperkosa kakakku yang masih berumur 14 tahun. Setiap hari ia dipaksa melayani hasrat para bajingan itu.

Reink4rnasi Penuh FantasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang