Chapter 33

1.3K 101 7
                                    

Tiga Hari Kemudian.

'Hampir sepuluh hari ya, tidak terasa juga. Kehidupan yang dulunya suram kini semakin lama semakin membaik' batin Naruto yang saat ini sedang tiduran di kamarnya.

Waktu sudah menunjukkan jam makan siang, namun rasanya dia sangat malas untuk keluar kamar. Mungkin dia akan menyuruh pelayan untuk mengantarkan makanannya ke kamar.

Ngomong-ngomong soal pelayan, hampir 3 hari ini dia tidak melihat Samui setelah apa yang mereka lakukan dimalam itu. Para pelayan yang ia tanyai hanya bilang bahwa Samui sedang demam dan ijin masuk kerja. Entah dia sedang sakit atau ada hal lain yang sedang ia lakukan, ia tidak terlalu memikirkannya.

CEKLEK

"NII-SANNNN!!!"

Lamunan Naruto buyar setelah mendengar suara anak kecil yang memanggilnya. Ia lantas bangun dan menoleh ke arah pintu. Terlihat disana seorang anak laki-laki berumur sekitar 8 tahun memiliki rambut berwarna merah dan memiliki mata biru seperti nya sedang berlari kearahnya.

Namikaze Menma, adiknya sekaligus anak terakhir. Terlihat dengan riang anak itu menghampiri Naruto.

"Nii-san... Nii-sann lihatlah pedang yang kau suruh untuk mencari sudah aku dapatkan" Ujarnya dengan girang sambil memperlihatkan sebuah pedang kayu kecil ditangannya.

Beberapa hari ini untuk mengisi kesibukan di rumah dia lebih memilih untuk menemani adik kecilnya itu bermain. Sekian lama ia pergi dari rumah atau lebih tepatnya diusir, dia bahkan tidak tau kabar kalau ibunya melahirkan anak ketiganya. Bahkan saat pertama kali bertemu, keduanya nampak tidak saling kenal. Namun seiring berjalannya waktu, ia dan adiknya mulai akrab.

Naruto lalu memperhatikan pedang kayu yang di pegang oleh adiknya itu.

"Benda itu kau sebut pedang? Terlihat rapuh sekali"

Mendengar jawaban kakak laki-lakinya itu, Menma langsung cemberut dan kesal.

"Rapuh katamu? Aku bahkan bisa memotong boneka jerami ditempat latihan kemarin kau tau?" Sahutnya.

"Hohoho benarkah? Kalau begitu tunjukkan padaku. Jika kau berhasil aku akan memberikan hadiah padamu"

Mata Menma langsung berbinar mendengar itu.

"Yoshhhhh akan buktikan padamu kalau aku berhasil melakukannya dengan benda yang kau sebut rapuh ini".

Setelah itu dua kakak beradik itu bergegas pergi ke tampat yang disebutkan tadi. Saat akan keluar dari kediaman dan menuju tempat latihan, terlihat keduanya berpapasan dengan Iris yang berjalan kearah mereka.

"Kalian mau kemana?" Tanya nya.

Kedua reflek langsung menoleh kearah Iris.

"Ohh Nee-san, aku akan pergi ke tempat latihan untuk menunjukkan hasil latihanku pada Nii-san. Katanya jika berhasil memotong boneka jerami aku akan diberikan hadiah olehnya"

Iris sedikit mengernyitkan dahinya.

"Hadiah? Memangnya apa yang akan diberikan olehnya?" Tanya Iris sambil melirik kearah Naruto.

"Sesuatu yang pantas didapatkan atas kerja kerasnya, hanya kaum laki-laki yang tau" Bukan Menma yang menjawab melainkan Naruto.

"Cih, awas saja jika kau memberikan sesuatu yang aneh-aneh padanya"

Naruto hanya terkekeh pelan mendengar itu.

"Bilang saja kau iri Nee-san, selama ini kan kau tidak pernah diberikan hadiah" Kata Menma sambil cengar-cengir.

TWICH

"Jangankan hadiah, pacar saja kau tidak punya"

TWICH TWICH

Reink4rnasi Penuh FantasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang