"Silakan untuk beristirahat. Ada beberapa kamar di dalam rumah ini. Kalian bisa tidur dimana saja."
Cyrus membuka pintu rumahnya. Bau kayu lapuk dan tanah kering tercium dari rumahnya. Rumah-rumah yang dikelilingi dengan jamur dan beberapa tanaman merambat lainnya karena tidak pernah dibersihkan.
Pemuda itu mengambil sebuah korek gas dari kantung celananya yang terbuat dari bahan karung goni, membakarnya pada lilin-lilin yang ada di dalam rumahnya.
Seketika rumah yang tadinya gelap gulita itu berubah menjadi rumah yang terang. Alerina dan lima anak laki-laki lainnya bisa melihat perabotan-perabotan rumah yang berdebu dan dililit dengan beberapa tanaman liar.
Mereka yakin, rumah ini sudah cukup lama tidak ditinggali.
"Kau tinggal sendiri?" tanya Daniel sembari menatap tiap sudut rumah Cyrus yang terlihat seperti rumah terbengkalai.
Cyrus yang sibuk menyalakan lilin tampak tak mengidahkan pertanyaan Daniel. Cyrus sibuk menyalakan lilin yang berada di tiap rumahnya.
"Kenapa banyak jamur disini?" tanya Alerina dan sesekali mengibas-ngibaskan tangannya di depan hidungnya karena debu-debu yang beterbangan.
"Jamur subur di tempat yang tidak terkena matahari setauku dan lembab. Kau ingat, Cyrus adalah peri Bulan. Di tempat ini juga aku tidak melihat ada matahari," jelas Leon. Laki-laki berambut pink muda itu.
Alerina mengangguk paham, kemudian kembali mengitari rumah Cyrus yang tampak tidak terurus.
Dengan langkah yang pelan, gadis itu berjalan-jalan tenang di dalam rumah Cyrus. Menatap tiap inci barang yang ada di ruang tamu Cyrus.
Lantai bawah Cyrus tidak seperti rumah pohon milik Mavi yang terbuat dari kayu. Lantai bawah rumah milik Cyrus hanya tanah datar dan padat. Wajar debunya menumpuk sangat banyak ketimbang rumah pada umumnya.
"Maaf rumahku berantakan. Aku akan membereskannya. Kalian bisa pergi ke lantai atas. Di atas ada beberapa kamar untuk kalian tiduri," kata Cyrus yang sibuk membenarkan letak benda-benda pada rumahnya.
Jujur, rumah Cyrus terlihat seperti kapal pecah.
Alerina mengangguk paham, namun bukannya pergi ke lantai atas bersama lima anak Cassius lainnya, gadis itu malah pergi ke sebuah rak kayu. Matanya terkunci pada bingkai-bingkai berdebu yang ada di atas sana.
Alerina memegangi satu bingkai foto itu, membersihkan debu yang menempel pada bingkai tersebut dan bibirnya terulum ke dalam ketika melihat foto keluarga Cyrus yang sangat bahagia.
Foto tersebut menunjukkan Cyrus kecil dan satu saudara laki-lakinya yang sedang dipeluk oleh kedua orangtuanya. Sangat harmonis.
"Al?" Cyrus yang sedang sibuk membersihkan itu baru tersadar bahwa gadis itu masih berada di lantai bawah, bukannya naik ke atas dan beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fae Circle
Teen FictionBerawal dari mencari sebuah jamur melingkar saat sedang melaksanakan perkemahan, yang konon katanya merupakan jalur masuknya para peri ke dunia mereka. Alerina, gadis yang sama sekali tidak mempercayai mitos itu tiba-tiba masuk ke dalam dunia peri...