41. end

496 50 10
                                    

"Hey pendongeng! Lihatlah ke sini!"

Seorang perempuan dengan rambut dikuncir dua mengabaikan laki-laki yang terus berbicara kepadanya. Lebih tepatnya mengganggunya.

"Apa kau bertemu dengan peri?!"

Alerina diam, melanjutkan langkahnya dengan raut wajah tertekuk. Ia kesal karena laki-laki ini terus mengganggunya.

Semenjak ia dinyatakan hilang, teman sekolahnya mengkhawatirkannya. Namun saat ia kembali ke sekolah dan menceritakan kepada teman-temannya bahwa ia terjebak di dunia fantasi, teman-temannya malah mengolok-oloknya dan mulai menjauhinya secara perlahan.

Itulah kesalahannya. Seharusnya ia merahasiakannya. Ia sadar orang-orang mengatakannya gila sekarang.

"Hey! Jawab aku!"

"Akhhh!" Anak laki-laki itu menarik ikat rambut miliknya yang bergambar unicorn pink. Itu adalah ikat rambut pemberian Er. "Kembalikan!"

Alerina berusaha mengambil ikat rambut miliknya, namun laki-laki bernama Nathan malah meninggikan tangannya sehingga Alerina tidak bisa menggapainya.

"Kembalikan atau kau akan menyesal!"

"Kenapa? Apa kau akan memanggil teman perimu itu? Atau ahh? Teman penyihirmu?" Nathan kemudian tertawa mengejek sembari menjulurkan lidahnya keluar membuat Alerina semakin marah.

Alerina memejamkan matanya, berusaha menahan emosinya. Dengan seluruh kesabaran yang telah ia kumpulkan, ia menjulurkan tangannya, membuka telapak tangannya lebar-lebar, meminta ikat rambut itu untuk dikembalikan.

"Kembalikan saat aku masih memintanya secara baik-baik atau kau akan menyesalinya."

"Atau apa? Kau akan menyihirku—"

Ucapan Nathan terhenti. Mendadak tubuhnya kaku dan tegang saat ikat rambut yang ia ambil itu tiba-tiba melayang dan jatuh ke tangan Alerina. Alerina yang melihat itu membulatkan matanya dan langsung menatap sekitarnya.

Tidak ada siapapun.

"K-kau..." ucap Nathan terbata-bata. Tubuh anak laki-laki itu mulai bergetar.

"H-hey! Sungguh itu bukan aku—" Alerina menatap kedua tangannya dan mereka sama-sama semakin takut dan tegang.

Keduanya semakin terdiam kaku saat kedua tangan Alerina mengeluarkan elemen api dan es. Sebelah kanannya mengeluarkan aliran mistis berwarna putih kebiruan dan sebelah kirinya mengeluarkan api yang berkobar-kobar.

Mata Alerina membulat terkejut. Bagaimana ini bisa terjadi?

Alerina kemudian menatap Nathan yang sudah pucat pasih. Alerina berniat mendekati Nathan untuk menjelaskan bahwa ia tidak tau apa yang terjadi. Namun saat ia baru menjulurkan tangannya, Nathan terhempas ke belakang, jatuh di dekat tempat sampah dan kemudian anak itu berteriak dan berlari kencang.

"DIA PENYIHIRR! DIA PENYIHIR! TOLONG AKU!"

Sedangkan Alerina terdiam di tempat dengan bingung. Ia kemudian kembali membuka kedua tangannya dan menatapnya lamat-lamat. Tidak ada yang keluar. Bagaimana bisa?

Ia kembali menatap sekelilingnya untuk kedua kalinya, memastikan bahwa tidak ada orang di sekitarnya. Benar. Tidak ada orang sama sekali.

Gadis itu kemudian merasa takut. Apakah ia punya kekuatan?

•••

"Aku pulangg!" Alerina berlari memasuki rumahnya dengan tampang ceria.

Bau masakan sudah tercium dari dua blok rumahnya yang semakin membuatnya bersemangat untuk masuk. Ia kemudian melempar tasnya asal ke sofa dan berlari menuju dapur, masih lengkap dengan seragam sekolahnya dan kaos kaki.

Fae CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang