"Apakah kau yakin Al terakhir kali berada disini?" tanya Jasver ketika Lowi—sahabat adiknya berhenti di sebuah pohon yang terdapat jamur melingkar di sampingnya.
Lowi, gadis berambut panjang bergelombang sepunggung itu mengangguk cepat dengan tatapan takut menatap kakak Alerina. Jasver Rune.
Sekarang pukul enam pagi dan mereka berdua berada di sebuah hutan untuk mencari tanda-tanda kehilangan Alerina. Masalahnya, ia sama sekali tidak menemukan titik terang kenapa gadis itu bisa hilang.
Jasver memicingkan matanya, menatap lingkaran jamur dan bergantian mendongak menatap pohon yang tinggi itu. Otaknya terus bekerja, matanya terus mencari-cari sebuah barang atau sesuatu yang bisa menuntunnya kepada adiknya.
"Tidak mungkin Al hilang disini—"
"Dia masuk ke dalam dunia peri!" Lowi secara spontan memotong ucapan Jasver. Gadis itu terlihat ketakutan.
"Berhentilah bicara omong kosong! Dunia peri itu tidak ada! Berhenti mengatakan dunia peri! Adikku hilang dan kau masih berfantasi dengan imajinasimu!?" Jasver memelototi Lowi yang terlihat semakin ketakutan.
Melihat dirinya digertak dan diplototi, Lowi menundukkan kepalanya, membuat rambutnya yang bergelombang menutupi sebagian wajahnya.
"Lalu mau kemana lagi dia kalau bukan dunia peri?" cibirnya pelan dengan kepala tertunduk.
Jasver yang melihat itu menggelengkan kepalanya tak mengerti. Ia berusaha untuk tidak marah kepada anak ini, tapi Lowi terus saja berbicara omong kosong. Dunia peri katanya, ck.
Jasver kemudian membuang pandangannya dari Lowi yang masih menundukkan kepalanya takut. Sebenarnya ia tidak takut dengan Jasver, hanya saja, kehilangan Alerina disebabkan oleh dirinya, jadi wajar saja jika Jasver memarahinya dan ia takut dimarahi oleh Jasver.
Jasver mendongak sekali lagi, memandangi tingginya pohon. Matanya kemudian memicing karena silaunya matahari yang mulai muncul ke permukaan. Karena hal itulah, kepalanya spontan ia tundukkan.
Ia menatap jamur merah yang melingkar itu. Tiba-tiba ia merasakan deja vu.
"Tepat di sekitar sini, lima temanku juga menghilang dan sampai sekarang aku belum bisa menemukan mereka. Mereka tidak pernah ditemukan—dan aku takut jika hal itu terjadi kepada adikku."
Lowi terdiam kaku. Ia sadar kenapa Jasver bisa semarah ini.
"Kira-kira, kemana mereka?"
Setelah bermonolog pada dirinya sendiri, Jasver berjalan mengitari area sekitar. Masih berusaha mencari tanda-tanda keberadaan adiknya yang telah hilang kurang dari 24 jam. Ia sudah meminta beberapa temannya untuk mencari adiknya, tapi akan dilaksanakan saat siang dan sore hari.
Jasver tidak bisa menunggu lama. Ia gelisah. Ia khawatir. Jadi ia mencari di pagi-pagi hari.
Perlahan Lowi mengangkat kepalanya yang tertunduk. Mencuri-curi pandang ke arah punggung Jasver yang sibuk menoleh kesana-kemari.
Setelah tidak melihat punggung Jasver lagi, Lowi memberanikan diri menggerakkan badannya. Kakinya kembali melangkah masuk ke dalam lingkaran jamur itu, berharap ia benar-benar bisa masuk ke dunia peri.
Namun nihil, ia tidak bisa masuk.
"Apakah ini memang benar hanya dongeng?"
•••
"Aku pernah membaca buku di perpustakaan sekolah, bahwa beberapa tahun lalu ada manusia juga yang masuk ke dalam dunia kita." Er, pemuda dengan tatapan setajam elang dan selalu memasang wajah marah itu mulai bercerita. "Juga, ada peri yang menetap di dunia manusia dan menceritakan seperti apa dunia peri itu—"
![](https://img.wattpad.com/cover/331907552-288-k680939.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fae Circle
Novela JuvenilBerawal dari mencari sebuah jamur melingkar saat sedang melaksanakan perkemahan, yang konon katanya merupakan jalur masuknya para peri ke dunia mereka. Alerina, gadis yang sama sekali tidak mempercayai mitos itu tiba-tiba masuk ke dalam dunia peri...