"SINI! KUPUKUL KAU!"
Alerina tiba-tiba berteriak dan langsung berdiri, membuat Sage dan Er terlonjak kaget.
Sage yang tau dirinya akan terkena masalah pun langsung berlari cepat ketika Alerina sudah melayangkan tangannya di udara. Er yang bingung berusaha menahan gadis itu.
"Hey! Ada apa ini?" tanyanya menarik tubuh Alerina yang berusaha untuk memukul Sage.
Melihat Alerina ditahan, Sage malah menarik turun baju turtle neck hitam yang menutupi separuh wajahnya itu, kemudian menjulurkan lidahnya—mengejek Alerina, membuat emosinya semakin tersulut.
"KAU BENAR-BENAR, YA! AKU BENAR-BENAR AKAN MEMUKULMU!"
Alerina langsung menghempas tubuh Er kencang, membuat pemuda itu oleng ke belakang. Kemudian saat Er oleng dan melepaskan tahanannya, Alerina langsung berlari secepat mungkin menuju Sage yang mulai terlihat terkejut lagi.
Alerina mengepalkan tangannya di udara, benar-benar siap untuk menerkam Sage yang sangat menyebalkan ini.
"HEY! KEMARI KAU DASAR MENYEBALKAN!" teriaknya lagi dengan kaki yang masih berusaha berlari secepat mungkin.
Namun, saat Alerina sudah dekat untuk menerjang tubuh Sage, tiba-tiba Sage bersiul kencang dan detik itu juga, sebuah sapu tua langsung terbang ke arahnya, menabrak tubuh Alerina begitu kencang sampai membuat gadis itu terjatuh ke tanah, kemudian mengangkat Sage ke udara—khas seperti sapu terbang milik penyihir.
"AKKHHH!" erangnya sakit sembari memegangi dadanya yang ditabrak oleh sapu itu.
Er yang melihat sapu itu berulah pun langsung membulatkan matanya dan menghampiri Alerina, membantu gadis itu berdiri. "Hey, kau tidak apa-apa?"
Alerina tak memedulikan Er yang mencoba untuk membantunya. Ia langsung berdiri, mendongak ke atas. Wajahnya merah padam dengan bahu yang naik turun. "TURUN KAU! SAPU JELEK! KALIAN BERDUA JELEK!"
"Wlee!" ejeknya lagi. Wajahnya yang tidak ditutupi kain itu benar-benar sangat menjengkelkan sekarang.
Sage terbang di atas sana dengan gaya yang begitu angkuh dan menyebalkan di mata Alerina.
"TURUN, TIDAK!"
"APA? KAU MAU TERBANG?" teriak Sage balik dari atas sapu terbangnya. Sapu terbang itu seperti sapu lidi tua yang sudah usang. Warnanya hampir berwarna hitam rapuh.
"DASAR TULI! KAU SANGAT MENYE—AAA!"
Tiba-tiba tubuhnya terangkat, melayang di atas tanah. Sepantaran dengan tinggi Sage saat ini. Ternyata Sage membuatnya terbang menggunakan tongkatnya. Lihat, kikikan jahil pemuda ini sangat menjengkelkan.
"TURUNKAN AKU!" perintah Alerina sedikit takut, karena ia melayang bebas.
Kekuatan sihir milik Sage yang mampu menerbangkannya saat ini berbeda dengan serbuk peri milik Mavi. Kekuatan sihir Sage, membuatnya terbang, namun oleng kesana-kesini, seperti berada di dalam air yang dipenuhi ombak. Sedangkan serbuk peri milik Mavi itu membuatnya stabil. Tidak terombang-ambing.
"Hey, telur asin! Turunkan aku!" perintah Alerina lagi, namun jelas perkataannya sedang mengejek.
Mendengar kata hijau, alis hitam legam Sage mengkerut. "Apa? Telur asin? Apa maksudmu dengan telur asin—"
"Apakah kau tidak tau? Bahwa telur asin berwarna hijau? Namamu Sage adalah warna hijau HAHAHAH—"
"Apa maksudmu? Dasar gadis gila, Sage ya namaku! Tidak ada hubungannya dengan hijau telur asin—"
"Turunkan dia."
Er mencelutuk dari bawah sana dengan raut wajahnya yang datar dan tegas. Dua orang yang sedang berdebat di udara itu sontak menunduk ke bawah, dilihatnya Er menatap Sage dengan tatapan 'perintah'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fae Circle
Teen FictionBerawal dari mencari sebuah jamur melingkar saat sedang melaksanakan perkemahan, yang konon katanya merupakan jalur masuknya para peri ke dunia mereka. Alerina, gadis yang sama sekali tidak mempercayai mitos itu tiba-tiba masuk ke dalam dunia peri...