"Hufft, mereka sangat cerewet. Telingaku sakit," komentar Froze melihat keakraban Alerina dan Demetrius si duyung itu.
Mereka baruu saja berdebat beberapa detik yang lalu dan sekarang mereka tiba-tiba akrab dan saling menjelekkan Sage.
"Iya kan! Benar—" Tiba-tiba Alerina menghentikkan ucapannya ketika napasnya mendadak terasa berat. Dadanya mendadak sesak tanpa ia tau alasannya.
Froze yang diam-diam peka melihat keadaan Alerina pun bertanya, "hey, Al? Ada apa?"
Alerina menatap kedua tangannya karena merasakan ada hal yang aneh. Tangannya yang tadinya terasa menyatu dan berlendir pun perlahan-demi perlahan kembali menjadi tangan manusia normal pada umumnya. Leher bagian kanan dan kirinya yang tadinya terdapat sebuah insang pun hilang. Telinganya yang panjang menyerupai siren pun ikut hilang dalam sekejap.
Dan terakhir, ekor duyung hijaunya yang mendayung-dayung air seketika berubah menjadi kaki manusia.
Detik itu juga ia berusaha menahan napasnya. Pipinya mengembung menyimpan udara. Tubuhnya mendadak tenggelam semakin ke bawah walaupun kedua kakinya terus mendayung-dayung.
"AL!" teriak ketiga makhluk fantasi itu.
Dengan cepat Demetrius berenang menggapai Alerina yang nyaris tenggelam ke dasar laut. Meraih tangan mungil gadis itu yang mengarah ke atas. Mendekap tubuh gadis berambut cokelat itu, kemudian meniupkan udara dari mulutnya yang kemudian berubah menjadi sebuah gelembung yang terpasang di kepalanya.
Demetrius membuatkannya sebuah balon udara.
"Al! Kau tidak apa-apa?! Bagaimana bisa kau berubah seperti semula, padahal sisa waktu masih sekitar setengah jam lagi!" kata Demetrius panik sekaligus bingung.
Biasanya, dengan memakan tanaman Merwood, para peri dapat bertahan di dalam air menjadi duyung selama tiga jam. Tapi kenapa gadis ini malah dua setengah jam?
Alerina terbatuk-batuk setelah Demetrius memakaikannya sebuah gelembung udara, membuatnya mengeluarkan air dari mulutnya. Kemudian, air yang keluar dari mulutnya tertampung selama dua detik di dalam gelembung airnya, sebelum akhirnya keluar menyatu dengan air laut lainnya.
Froze, Valir dan para kuda laut memandangi Alerina yang ditahan oleh Demetrius dengan tatapan heran. Kenapa bisa?
"Apakah karena dia manusia?" tanya Valir dengan kepala dimiringkan karena ikut kebingungan.
Ia dan Froze masih setia dengan tubuh mermaid, sedangkan Alerina sudah kembali menjadi manusia.
"Uhuk! Uhuk! Apakah itu berpengaruh—pegang aku yang benar, duyung payah! Kau mau aku tenggelam lagi!" Alerina makin mengeratkan pegangannya di leher Demetrius, membuat duyung itu tercekik dan terbatuk-batuk.
"Hey! Jangan mencekikku, dasar manusia tidak tau terima kasih!" kata Demetrius mencoba melonggarkan cekikan Alerina.
Mereka kembali berdebat, membuat Froze, Valir dan para kuda laut jengah.
Froze mengambil alih Alerina yang terus berteriak kepada Demetrius. "Sudah. Jangan berdebat."
Merasa dirinya ditarik secara perlahan oleh Froze, Alerina akhirnya memindahkan diri ke tubuh Froze. Melingkarkan tangannya erat ke leher pemuda berambut putih itu dan kaki yang melingkar di pinggang licin ekor duyung Froze.
Froze menghela napas. "Sudah, sudah. Kita bisa kehabisan waktu jika terus begini."
Demetrius dengan bibir mengerucut, rahang mengetat. dan pipi mengembung pun membuang pandangannya dari Alerina ketika gadis itu memeletkan lidahnya. Dengan tangan terlipat di depan perut, duyung itu berenang dengan ekornya menuju kawanan kuda laut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fae Circle
Ficção AdolescenteBerawal dari mencari sebuah jamur melingkar saat sedang melaksanakan perkemahan, yang konon katanya merupakan jalur masuknya para peri ke dunia mereka. Alerina, gadis yang sama sekali tidak mempercayai mitos itu tiba-tiba masuk ke dalam dunia peri...