22. sea

329 65 5
                                    

"Kau tidak apa-apa?" Suara Froze terdengar dari balik gelembung air.

Alerina, gadis itu masih sedikit shock. Ia hanya terdiam sembari memandangi Froze yang tampak mengkhawatirkannya.

"Kau tidak apa-apa kan, Al?" Kini Demetrius berbicara dengan kedua tangan yang memegangi siku Sage yang sedang ia gendong.

Alerina mengangguk pelan. Entah kenapa, jantungnya masih berdebar kencang. Kakinya terasa sangat dingin, seperti hampir beku. Seluruh tubuhnya bertumpu pada tubuh Froze. Posisinya seperti Froze sedang menggendong Alerina di punggung.

"Benar kau tidak apa-apa? Wajahmu terlihat pucat?" Kali ini Sage bertanya untuk memastikan. Kedua kakinya ia dayung-dayung walaupun tidak bisa berenang.

"Kalau begitu ayo pergi—"

BYURRR

Lima pasang tubuh terjun bebas masuk ke dalam air, membuat Froze yang membawa Alerina dan Demetrius yang membawa Sage itu seketika menyingkir dari tempat dengan cepat.

Alerina, Sage dan Demetrius membulatkan mata terkejut melihat lima orang laki-laki yang tenggelam, berusaha untuk berenang naik ke atas.

"JADEEDD!" Demetrius berteriak.

Detik itu juga, rombongan kuda laut berwarna hijau muda datang. Ada sekitar puluhan, nyaris mencapai ratusan kuda laut datang secepat kilat entah darimana. Kuda laut-kuda laut itu langsung berenang cepat mendekati Demetrius.

"Iya, Tuan!" kata salah satu kuda laut yang berdiri paling depan dengan badan yang palinh besar di antara kuda laut-kuda laut lainnya.

Alerina membulatkan mata. Terkejut melihat ada begitu banyak kawanan kuda laut yang kini berdiri tepat di depan Demetrius, seakan-akan mematuhi perintahnya.

"Selamatkan mereka!" perintah Demetrius, mengarahkan pandangannya ke arah lima anak laki-laki dari pulau Cassius itu.

"Baik, Tuan!"

Detik itu juga, puluhan bahkan ratusan kuda laut hijau itu berpencar, menyelamatkan lima anak dari pulau Cassius itu.

"A-apa? K-kau memerintahnya? A-apa yang baru saja mereka katakan?" Alerina bertanya. Ia makin terkejut. Ia tidak mengerti apa yang baru saja kuda laut itu ucapkan.

Sungguh, Demetrius seperti sedang berbicara dengan kuda laut itu. Namun ia tidak dapat mendengar suara sedikitpun dari kuda laut.

"Dia baru saja menyuruh kuda laut itu menyelamatkan mereka. Kuda laut itu menjawab iya," terang Froze menjelaskan dengan nadanya yang datar dan dingin.

Sekali lagi Alerina dibuat terkejut. "APA!? KAU JUGA MAMPU MEMAHAMI BAHASA BINATANG!?"

Froze memejamkan matanya ketika Alerina berteriak tepat di telinga sebelah kanannya. Walaupun suaranya agak teredam akibat gelembung air, tapi tetap saja suaranya besar dan cempreng.

"Semua peri mampu berkomunikasi dengan binatang," jelas Froze lagi dengan telinga yang terasa sedikit sakit.

Tak lama kemudian, sebuah suara sengau terdengar tak jauh dari sekitar mereka. Mereka semua sontak menoleh, dilihatnya anak laki-laki berambut merah menyala dengan ekor duyung yang terus mendayung ke arah mereka. Itu Valir.

"Hey! Apakah kalian tidak apa-apa—"

BYURR

Satu badan kembali terlempar dari atas. Laki-laki dengan separuh sayap yang telah robek itu terjun secara bebas, namun Valir dengan cepat menangkapnya.

"ER!" teriak mereka semua bersamaan melihat Er yang tampak terbatuk-batuk.

"Dia tidak dapat bernapas, bodoh!" Itu Sage yang mencoba memperingati Demetrius, pemuda yang sadar bahwa Er tidak dapat bernapas.

Fae CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang