"Matilah kalian berempat di pulau ini..."
Badan Alerina bergetar hebat ketika Aprilla mulai menatapnya. Mata hijaunya menatap Alerina seakan-akan sedang haus darah.
"Haruskah kau kubunuh duluan, gadis kecil? Agar tidak ada lagi biang masalahnya—"
BUGHH
Sapu terbang milik Sage langsung menghantam leher Aprilla, membawanya terbang ke belakang sejauh dua puluh meter. Tongkat sihir milik Aprilla terlempar ke dalam laut, namun belum sampai tongkat itu mengenai air, sebuah tangan muncul dari dalam air menangkap tongkat itu.
"ER!" teriak mereka berempat terkejut saat Er keluar dari dalam air sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, meminimalisir air pada rambutnya yang basah dan berat.
Er muncul dari dalam laut sambil mengangkat tangannya ke atas. Tangannya menggenggam tongkat milik Aprilla.
"BERANI-BERANINYA KALIAN! HABISKAN MEREKA!" Entah kenapa Aprilla jadi memerintah Ores, namun Ores malah menurutinya.
Er yang sedang membantu Sage untuk berdiri seketika menoleh ketika Aprilla berteriak. Para bajak laut itu kembali berlari ke arah mereka, dengan Ores berada paling depan.
Dengan cepat Er mengarahkan tongkat Aprilla ke arah Ores. "Stupefy!" Para bajak laut itu seketika terlempar jauh kala Er melayangkan sekali tongkat sihir Aprilla.
Kemudian, ia kembali membantu Sage untuk berdiri. Sedangkan Froze, ia kembali tercengang dengan aksi Er barusan.
"Er, kali ini darimana kau mempelajari sihir itu—"
"Aku membaca semua jenis buku di perpustakaan, Froze. Aku harap ini terkahir kalinya kau bertanya. Cepat! Kita tidak punya banyak waktu!" Er membanti Sage berdiri dan membantu anak itu membersihkan pakaiannya yang terkena pasir.
"Ayo, cepat! Sage, cepat buka kembali portalnya!" kata Valir tergesa-gesa. Anak berambut merah itu kembali takut ketika melihat Aprilla berdiri di tengah-tengah bajak laut yang terbaring kaku.
Aprilla berjalan dengan kedua jemari yang terbuka lebar-lebar. Tepat di atas tangannya yang terbuka, bola api berputar di atas tangannya. Matanya yang hijau seperti batu permata kini berubah menjadi merah api. Matanya mengeluarkan api-api yang berkobaran. Rambutnya yang bergelombang terangkat seperti sedang berada di dalam air dan ikut mengeluarkan api-api yang membakar.
"BERANI-BERANINYA KALIAN MEMBUAT KERIBUTAN DI PULAUKU—"
"STUPEFY!" Sihir Er berhasil ditepis hanya dengan tangan Aprilla.
Mereka semua seketika berjalan mundur, sedangkan Er terus melempar-lempat mantra sihir yang pernah ia baca beberapa kali di perpustakaan sekolah.
"STUPEFY!"
"RICTUSEMPRA!"
Er melebarkan tangannya, memasang badan paling depan untuk empat temannya yang berada di belakangnya sembari berjalan mundur.
"AKU BILANG BERANI-BERANINYA KALIAN MENGACAUKAN PULAUKU!"
Tepat setelah teriakan Aprilla itu, sebuah angin panas dengan percikan-percikan api menghantam ke arah mereka, membuat badan mereka terdorong ke belakang, namun masih bisa mereka tahan sebisa mungkin.
Jelas. Aprilla murka.
"Ke belakangku!" perintah Froze yang membuat mereka semua bersembunyi di belakang Froze yang telah membuat sebuah perisai dari es.
"KALIAN TIDAK AKAN BISA KELUAR DARI PULAU INI—"
"PEGANG YANG ERAT!"
Perisai es nya perlahan meleleh karena api dari kekuatan Aprilla. Namun, Froze terus berusaha membekukan dan memperkuat perisai es-nya sekuat yang ia bisa. "ARGHHH!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fae Circle
Teen FictionBerawal dari mencari sebuah jamur melingkar saat sedang melaksanakan perkemahan, yang konon katanya merupakan jalur masuknya para peri ke dunia mereka. Alerina, gadis yang sama sekali tidak mempercayai mitos itu tiba-tiba masuk ke dalam dunia peri...