"Tante udah lama banget pengen ngajakin kamu main ke pantai kayak sekarang ini. Kamu suka 'kan, Nak?"
Jiho menoleh menatap Tante Aeri. Ia mengangguk dengan senyuman yang senantiasa dipamerkannya.
Angin semilir serta suara deburan ombak yang terus terdengar, membuat siapapun merasa rileks. Jika dipikir-pikir lagi, sudah lama sekali Jiho tidak datang ke tempat yang seperti itu.
Jiho melihat ke arah om dan tantenya yang tampak sibuk mengobrol. Tidak jauh dari sana, Jiho melihat Taeyong yang tengah beranjak ke arah pesisir pantai. Di sebelah kiri Jiho, ada Arin yang sepertinya hendak memamerkan keindahan alam ke sosial media. Terakhir, Jiho melihat ke sebelah kanan. Jiho tertegun. Tidak seperti biasanya, raut wajah Jaehyun terlihat cukup asing bagi Jiho.
Pelipis Jaehyun tampak mengeluarkan keringat. Wajah Jaehyun yang tadinya cerah pun kelihatan sedikit memucat. Jiho juga menyadari keadaan tubuh Jaehyun yang terlihat begitu kaku. Berbanding dengan hal itu, tangan Jaehyun malah bergetar cukup hebat.
"Arin, tolong beritahu Tante Aeri kalau saya ingin berjalan-jalan dengan Jaehyun sebentar. Nanti, saya mungkin akan segera kembali ke Villa," ucap Jiho dengan suara yang nyaris terdengar seperti bisikan.
Arin melirik sebentar ke arah Jaehyun lalu mengangguk.
Jika boleh jujur, Arin merasa sedikit tidak rela jika Jiho bepergian dengan lelaki yang mengaku sebagai teman Jiho itu. Akan tetapi karena Jiho yang meminta, Arin tidak punya pilihan lain selain menyetujuinya.
"Jaehyun, mau temani saya ke sana?" Jiho menggenggam tangan Jaehyun. Bahkan saat ini pun, Jiho dapat merasakan dengan jelas tangan Jaehyun yang masih bergetar. "Jaehyun?" Lagi, Jiho mencoba memecah lamunan Jaehyun.
"Eh? Kamu barusan bilang apa? Aku ga denger." Jaehyun gelagapan. Dan disaat itu pula, Jaehyun baru sadar bahwa Jiho saat ini menggenggam tangannya.
"Saya ingin ke sana," ucap Jiho seraya menunjuk ke arah berlawanan dengan keberadaan yang lain. "Temani saya ya."
Jaehyun mengangguk. Dan Jiho beranjak lebih dulu, membiarkan Jaehyun mengikuti langkahnya dari belakang.
Entah bagaimana caranya, ingatan-ingatan masa lalu yang tadinya menyerang pikiran Jaehyun lambat laun mulai sirna.
Perasaan tidak mengenakkan yang sempat mengganggu Jaehyun perlahan terganti sewaktu Jaehyun melihat tangannya yang bergenggaman dengan Jiho.
Dari belakang, Jaehyun dapat melihat tengkuk Jiho yang terekspos. Itu dikarenakan Jaehyun menyanggul rambut panjang Jiho. Seketika, Jaehyun merasa amat menyesal, harusnya ia membiarkan rambut Jiho digerai saja seperti biasanya. Tiba-tiba, Jaehyun terhenti. Jiho pun berbalik menatapnya. Ingatan Jaehyun tentang kejadian malam itu, dimana Jaehyun melakukan hal yang tidak-tidak pada Jiho ... baru saja muncul. Well, meski hanya sekilas.
Jaehyun mendadak teringat akan dirinya yang asyik menjelajahi bagian leher perempuan yang saat ini berdiri di hadapannya. Meski Jaehyun tidak dapat melihat bagaimana ekspresi Jiho malam itu, namun ia dapat merasakan dengan jelas ketenangan dari diri Jiho.
Dalam kondisi yang begitu, bagaimana bisa Jiho bereaksi dengan begitu tenang? Atau mungkin, ini hanyalah asumsi Jaehyun semata?
"Jaehyun, ada apa?"
Jaehyun beranjak menghampiri Jiho. "Gapapa," jawabnya. "Sanggulan rambutnya kurang cocok di kamu. Gimana kalau dilepas aja?" Jaehyun sudah menggerakkan tangannya. Ia berinisiatif melepas sanggulan yang telah ditatanya dengan sepenuh hati.
Namun dengan sigap, Jiho langsung mundur. Menghindari Jaehyun yang hendak merusak tataan rambutnya.
"Saya suka dengan hasil sanggulannya. Ini juga bagus dan rapi. Jadi saya tidak ingin merusaknya," ucap Jiho.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT; (Don't) Make Me Feel Better (Completed)
FanficSetelah kejadian yang dialami Jiho tiga tahun lalu, Jiho memiliki tekad kuat untuk meninggalkan dunia yang kian terasa memuakkan. Akan tetapi tekad Jiho perlahan goyah tiap kali Jiho dihadapkan dengan berbagai hal yang membuat Jiho mau tak mau haru...