"Jadi, karena Sumin yang berhasil nemuin gelang punya Mama, Mama bakalan kabulin apapun permintaan Sumin?" Sembari menyuapi keripik kentang pada Sumin, Juno sesekali melirik Hyeonsu yang terus menguap.
"Iya, Om," jawab Sumin. Raut wajah Sumin terlihat sedikit tidak bersahabat. Seolah, Sumin masih merasa belum cukup, meski memenangkan game yang diselenggarakan mendadak oleh Jiho, sosok yang paling dikagumi Sumin. "Tapi Sumin belum tau harus minta apa sama Mama," keluh Sumin.
Baru setelah itu, Juno langsung sadar akan alasan mengapa keponakannya yang berpipi tembam itu terlihat amat lesu.
"Sebentar, ya, Dek. Om mau ngomong sama kakakmu dulu," ucap Juno sembari beranjak dari sofa.
Juno tidak mengerti, mengapa Hyeonsu selalu ingin terlihat dewasa di hadapannya—di depan semua orang. Padahal, tidak ada satu orang pun di sekitar Hyeonsu yang meminta Hyeonsu untuk bersikap lebih dewasa.
"Kalau ngantuk, tidur aja, Kak. Suyeon juga udah dari tadi tidur, tuh," ucap Juno seraya menunjuk ke arah Suyeon yang tidur di sofa.
Hyeonsu menggeram pelan. Dalam hatinya, Hyeonsu terus merutuki adik bungsunya yang gemar sekali tidur itu. Mau ke manapun mereka dititipkan, satu-satunya hal yang akan dilakukan Suyeon hanyalah tidur saja.
"Hyeonsu ga ngantuk, kok—" Ucapan Hyeonsu langsung terhenti sewaktu bocah laki-laki itu kembali menguap.
Melihat hal itu, Juno langsung tertawa. Meski Hyeonsu ingin terlihat dewasa, tetap saja, di mata Juno, Hyeonsu hanyalah anak kecil yang butuh perhatian lebih saja.
Hyeonsu bersedekap, juga membuang muka sewaktu ditertawakan oleh omnya. "Hyeonsu ga mau tidur di sini," ujar Hyeonsu dengan suara yang amat pelan.
"Mau tidur sama Kakek aja, Hyeonsu?"
Hyeonsu dengan cepat menoleh.
Itu kakeknya!
Bocah kecil itu langsung berlari kegirangan menyambut kepulangan sang Kakek.
"Hyeonsu rindu Kakek!"
Kakek—sosok yang paling berjasa dalam hidup Juno, langsung memeluk cucu sulungnya.
Karena harus mengurusi istri yang terbaring di Rumah Sakit, Ayah jadi jarang sekali pulang ke rumah. Kalaupun pulang, itu hanya sebentar saja.
Seperti sekarang ini, Ayah sengaja pulang, dan meminta bantuan Kazuha, pacarnya Juno untuk menjaga sang istri.
Sebelum ini pun, keberadaan Kazuha sudah sangat membantu bagi keluarganya.
"Sumin mau dipeluk Kakek." Sumin membentangkan tangan lebar-lebar. Menatap sang Kakek dengan tatapan polosnya.
Dibandingkan dengan Grandpa dan Grandpa Yejun, Sumin lebih menyukai Kakek. Well, Grandpa memang baik. Sangat baik, jika harus disandingkan dengan Grandpa Yejun yang super galak itu, tapi mau dipikirkan bagaimanapun, Sumin tetap lebih menyukai Kakek.
"Manja," cibir Hyeonsu sewaktu Sumin dipeluk Kakek.
Sumin mencebikkan bibir. Kakaknya itu memang tidak pernah bersikap ramah kepadanya.
"Kakek, lihat Kak Hyeonsu," adu Sumin.
"Tukang ngadu!" Lagi, Hyeonsu mencibir perangai adiknya.
Kakek—ayahnya Juno langsung cekikikan melihat interaksi cucunya.
"Mama kalian ga ikut ke sini?" tanya Kakek.
"Enggak. Mama masih ada urusan," jawab Hyeonsu. "Tadi Hyeonsu sama adik-adik baru pulang dari rumah Tante Yerin. Grandpa sama Grandma yang ajak. Karena Papa sama Mama belum pulang, Hyeonsu sama adik-adik minta diantarin ke sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT; (Don't) Make Me Feel Better (Completed)
FanficSetelah kejadian yang dialami Jiho tiga tahun lalu, Jiho memiliki tekad kuat untuk meninggalkan dunia yang kian terasa memuakkan. Akan tetapi tekad Jiho perlahan goyah tiap kali Jiho dihadapkan dengan berbagai hal yang membuat Jiho mau tak mau haru...