Di antara semua orang yang dikenal, kenapa Jaehyun harus bertemu Yoobin di tempat seperti ini? Entah untuk yang keberapa kalinya, Jaehyun lagi-lagi dibuat berdecak oleh tingkah Yoobin.
Kala kesabaran Jaehyun sudah berada di ambang batas, Jaehyun bergegas mendorong troli miliknya sembari menyuruh anak-anak untuk menunggu di dalam mobil.
Ah, tidak. Itu lebih terlihat seperti paksaan.
"Kamu ngusir anakmu? Cuma karena ada aku?" Yoobin memelotot. Tak terima dengan perlakuan Jaehyun yang seakan menjatuhkan harga diri Yoobin ke tanah. "Serius, Jaehyun? Kamu setega ini sama aku? Awas aja—"
"Iya, awas sana! Kamu ganggu!"
Hyeonsu dan si kembar yang masih belum beranjak, melongo menatap papa mereka yang baru saja melontarkan ucapan dengan nada suara yang begitu dingin. Sisi sang Papa yang seperti itu, baru kali ini dilihat oleh mereka.
"Bukannya Tante Yoobin itu temen Papa, ya, Kak?" tanya Suyeon pada Sumin dengan suara yang pelan.
"Tante Yoobin itu temen Papa sama Mama 'kan, Kak?" Akan tetapi, bukannya menjawab pertanyaan si adik, Sumin malah bertanya pada Hyeonsu.
"Ya. Tante Yoobin itu temen Papa sama Mama," jawab Hyeonsu seraya menatap bergantian pada si kembar. "Dan bukannya kamu akrab sama Haejun?" Alis Hyeonsu tampak bertaut sewaktu menatap Sumin.
Cha Haejun. Jelas bahwa Sumin kenal dengan anaknya Tante Yoobin itu. "Enggak. Sumin ga akrab sama anak nakal itu." Namun, mengakui Haejun sebagai teman Sumin, itu merupakan hal yang amat dibenci oleh Sumin.
"Kok, enggak? 'Kan kita memang akrab." Bagai makhluk tak kasat mata, sosok yang dibicarakan tiba-tiba saja muncul. "Halo, Om Jaehyun," sapa Haejun.
Tidak berbeda dengan Yoobin, mamanya, Haejun juga terlihat cukup arogan. Untuk anak yang baru duduk di bangku kelas 2 SD, Jaehyun benar-benar tidak senang melihat bocah laki-laki itu berdiri bersebelahan dengan putrinya yang manis.
Karena itu, Jaehyun langsung menarik Sumin dan Suyeon ke sebelahnya.
"Papa, Hyeonsu bawa Sumin sama Suyeon ke mobil, ya," celetuk Hyeonsu. Karena sudah tahu sang Papa akan memberi respons bagaimana, Hyeonsu langsung memegang Sumin dengan tangan kiri, dan Suyeon dengan tangan kanannya.
Melihat si sulung yang begitu siaga, Jaehyun amat merasa bangga. Namun, baru sesaat Jaehyun menyunggingkan senyuman di bibir, Haejun tiba-tiba berulah.
Hal itu membuat Jaehyun spontan menarik bagian belakang kerah baju Haejun. "Jangan mengganggu putri saya." Sungguh, Jaehyun tidak habis pikir dengan kelakuan Haejun yang hendak menjaili Sumin tepat di hadapannya.
"Jangan menyentuh putra saya dengan sembarangan begitu."
Jaehyun menoleh. Mendapati pria dengan setelan jas berwarna hitam tengah menatap Jaehyun dengan nyalang.
Tanpa merasa bersalah sedikit pun, Jaehyun langsung melepaskan Haejun. Sejujurnya, Jaehyun melepas Haejun karena ketiga anaknya sudah keluar lebih dulu. Jika anaknya masih berada di sana, sudah pasti Jaehyun tidak akan melepaskan Haejun begitu saja.
"Oh? Cha Iseul? Halo." Jaehyun menyapa dengan ramah remaja yang berdiri di sebelah pria yang baru saja memberi peringatan padanya.
"H-halo, Om ...," sapa remaja perempuan yang baru saja disapa Jaehyun.
Dapat dilihat dengan jelas, bahwa remaja berambut pirang itu terlihat tidak nyaman. Baik dengan Jaehyun, ataupun dengan atmosfer yang ada di sekeliling Iseul.
Alih-alih merengek pada Yoobin, Iseul terus menempel pada Cha Eunwoo, papanya yang terus menatap tajam pada Jaehyun.
"Papa, ayo pulang ...." Iseul berujar pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT; (Don't) Make Me Feel Better (Completed)
Fiksi PenggemarSetelah kejadian yang dialami Jiho tiga tahun lalu, Jiho memiliki tekad kuat untuk meninggalkan dunia yang kian terasa memuakkan. Akan tetapi tekad Jiho perlahan goyah tiap kali Jiho dihadapkan dengan berbagai hal yang membuat Jiho mau tak mau haru...