Nabila dan paul duduk dikursi yang berada dipojok ruangan.
"Mau ngobrol apa powl" nabila memulai percakapan
"hah powl?" tanya paul yang sedikit heran karena panggilan asing itu
"iya powl, kak boy kan kalo manggil nama kamu powl, terus lucu aja" jawab nabila dengan ketawa kecilnya itu.
"Oohh, panggilan lucu jadinya ya"
"Mulai deh"
"Atau orangnya yang lucu?" Goda paul
"Ih udah ah. Cepet mau ngobrol apa keburu mulai latihan lagi" kesal nabila
"Cie salting"
"Ya udah aku pergi aja" Ucap nabila yang kesal karena paul menggodanya terus
Paul yang sedikit panik karena perkataan nabila yang seperti ancaman itu langsung berkata
"Eh jangan, iya iya becanda maaf"
"Mau ngomong apa powl?" Tanya nabila lembut
"Gimana? Udah bisa ganti status belum nih?"
Deg
Degup jantung nabila langsung berdetak dengan cepat
"Belum" jawab nabila dengan tenang meskipun jantungnya tidak bisa diajak berkompromi
"Oke, secepatnya aku bakal bikin jawaban belum kamu itu berubah jadi iya" Ucap paul dengan sedikit sombong meskipun dirinya sendiri tidak tau secepatnya itu kapan. Memang susah meluluhkan hati bocil satu ini. eh ralat, memang susah membuat bocil satu ini untuk tidak gengsi.
"Pede banget bang"
"Liat aja nanti" paul kembali menyombongkan dirinya.
Tiba-tiba nabila teringat satu hal. Sesuatu yang memang membuatnya kembali ragu untuk lanjut ke arah yang lebih dari teman. Ya, beda. Akhirnya nabila memberanikan diri untuk memulai pembahasan ini.
"Sebelum lanjut, aku mau nanya sesuatu"
"Apa tuh" jawab paul antusias
"Aku sama kamu, sama-sama tau kalo kita itu beda, tapi kenapa kamu mau lanjutin untuk sesuatu yang kita udah tau endingnya kayak gimana?" Ucap nabila serius
Ekspresi Paul yang tadinya antusias untuk mendengar pertanyaan nabila itu langsung berubah, kemudian ia tersenyum tipis sambil menatap nabila
"Apa ini yang bikin jawaban kamu itu 'belum'?" tanya paul
Nabila terdiam
"Kalo iya, aku cuma mau bilang"
"Gak ada yang bisa atur perasaan seseorang kecuali Tuhan. Meskipun Tuhan aku sama kamu itu beda, tapi tujuannya sama. Tuhan nyiptain cinta bukan sekedar pengisi hidup aja, tapi Tuhan nyiptain cinta buat bikin 2 hati jadi satu" Ucapan paul terjeda, kemudian ia melanjutkan
"Takdir Tuhan juga gak ada yang tau. Kalo misal kita ditakdirkan bersama oleh Tuhan kita, itu mungkin salah satu bukti bahwa gak ada yang gak mungkin di dunia ini dan bagi Tuhan. Aku sama kamu ketemu disini mungkin salah satu jalan buat kita nemuin takdir kita. Kalaupun bukan disini jalannya, aku pasti bakal nyari jalan yang lain untuk sampai ke takdir itu, yaitu kamu"
Ucapan panjang dari paul itu berhasil membuat perasaan nabila gelisah. Antara ia yang sedih dengan kenyataan, perasaan takut untuk memulai, atau memang belum siap jika endingnya tidak sesuai dengan harapannya dan tentu harapan paul. Entahlah, nabila tidak tahu.
Diwaktu yang bersamaan, salah satu coach memanggil mereka untuk melanjutkan latihan. Nabila yang memang bingung untuk menjawab apa akhirnya ada alasan untuk mengakhiri percakapan itu sementara
"Lanjut nanti ya, kita latihan dulu""Iya, aku cuma minta sama kamu buat yakin aja. Udah sana latihan, semangat" ucap paul dengan senyuman tipisnya.
"Aku bakal tetep nunggu kamu. Setinggi apapun benteng yang memisahkan kita, aku percaya takdir selalu punya cara untuk menyatukan kita." -P
"Bukan aku ragu karena ketulusan kamu, tapi aku ragu karena akhir yang belum tentu." -N
Duh duh udah mulai bau bau... bau apa hayohhh wkwk. Eitss jangan dulu tebak tebakan ending deh ceritanya masih panjang, nikmatin aja dulu alurnya yaaa. Seperti biasa kritik dan saran langsung komen ajaaa. Lanjut gak nih?
Btw nanti agak siangan Chat panal bakal ada lagi sebagai perayaan mereka lolos TOP 4😭💓
TUNGGUIN YAAA!!!
SALAM DAMAI
KAMU SEDANG MEMBACA
Komang [ SUDAH TERBIT]
Teen Fiction"Tasbihku dan Tridatumu sudah tidak bertaut, alhamdulillah dan astungkara sudah tidak bersaut, tapi apakah dalam sujudku dan muspamu masih terlantun doa yang sama? Kepada arca mu kau menitipkan Kepada Tuhan ku, aku menetapkan Di atas sajadah cintaku...