45

5.7K 478 54
                                    

Waktu terus berlalu dan tidak terasa hari ini sudah hari minggu yang artinya besok adalah hari dimana keempat kontestan akan tampil. Minggu ini jadwal mereka benar-benar padat dan semakin jarang memegang ponsel. Hanya interaksi diwaktu senggang yang bisa mereka lakukan.

"Mau minum?" Paul menawarkan nabila minum diwaktu istirahat mereka

"Udah minum tadi, kamu aja"

"Semangat, lagi dikit" Ucap paul

"Dikit lagi" ralat nabila

"Aku cape" Nabila melanjutkan ucapannya

"Iyaa tau, ini kan lagi istirahat. Kamu mau apa?" Tanya paul

"Mau pulang"

"Jangan dulu, garis finish kamu udah didepan mata, lanjutin. Pokoknya kamu harus sampe grand final, dan aku yakin itu. Makanya kuat ya?" Ucap paul

"Kamu gak sih yang masuk grand final?"

"Besok juga aku pulang" Ucap paul dengan enteng

"Sembarangan. Ngomong tuh yang baik-baik" Omel nabila

"Aku serius. Diantara kita berempat, aku bener-bener ngerasa gak layak. Kalo besok bukan aku yang pulang, aku bakal ngerasa bersalah banget karena kalian bertiga yang layak" Ucap paul

"Sama, aku juga ngerasa gitu" Balas nabila

"Kamu jangan. Kamu emang layak sampe disini sekarang, makanya lanjutin ya. Semangat terus, aku bakal ada dibelakang kamu"

"Disamping aku" Ucap nabila sambil menatap paul

"Gak ah kamu pendek, nanti keliatan kayak tangga" Canda paul

"Ngeselin"

"Mau aku ada dibelakang atau disamping kamu, yang pasti aku bakal tetep nemenin kamu, dukung kamu, jadi jangan khawatir, aku gak bakal kemana-mana" Ucap paul sambil tersenyum

Entah mengapa paul memang merasa akan pulang besok. Dirinya sudah siap jika memang harus pulang, karena sesuai ucapannya tadi, kedua temannya dan kekasihnya memang lebih layak.

"Kalo aku pulang besok...."

"Diem deh, aku lagi gak mood sedih sedihan" Nabila memotong ucapan paul

"Emang gak bisa diajak serius" Kesal paul

"Idih, kalo lagi mood aku juga bisa serius ya!" Balas nabila

"Pinjem tangannya" Ucap paul kepada nabila

"Buat apa?"

"Siniin"

Paul menarik tangan nabila dan mulai menuliskan sesuatu ditelapak tangannya

"Se...ma...ngat"
"Ka..mu he..bat"

Nabila mengeja huruf yang dituliskan oleh telunjuk paul ditelapak tangannya

"Emang paling bisa" Ucap nabila

"Paling bisa apa? Paling bisa bikin salting?" Goda paul

"Paling bisa gombalnya" Balas nabila

"Orang aku serius"

"Udah ah aku gak mau overthinking. Pokoknya besok kita tampilin aja yang terbaik ya, gimana hasilnya nanti yang penting kita udah nampilin yang terbaik"
Ucap nabila

"Udah semangat belum sekarang?" Tanya paul

"Lumayan lah"

"Gak bisa beliin kamu matcha deh, hp nya lagi disita" Ucap paul mengingat saat ldr kemarin ia sering membelikan nabila minuman matcha untuk menaikkan mood gadis itu

"Iya ih pengen deh aku"

"Nanti kalo sempet kita beli yaaa"

Seperti biasa, paul akan mengusahakan apapun yang diinginkan oleh gadisnya. Meskipun ia tidak berjanji secara langsung, tetapi ia akan terus mengingat apa yang gadisnya itu inginkan hingga ia bisa mewujudkannya. 

"Aku cuma pengen aja, nggak yang pengen banget. Jadi kalo gak beli juga gak masalah" Ucap nabila

"Iyaaa tapi kan kamu tetep pengen" Balas paul

"Jangan maksain"

"Nggak, siapa juga yang maksain"

Disaat itu, mereka harus kembali melanjutkan aktivitasnya karena sudah dipanggil oleh salah satu crew.

"Kamu emang bisa nyembunyiin capek kamu didepan orang ya" Ucap paul saat melihat nabila berusaha tersenyum untuk kembali beraktivitas.

Ia tau gadisnya itu sangat lelah, namun gadis itu masih bisa tersenyum untuk menutupi rasa lelahnya agar tidak terlihat oleh orang lain. Tapi tidak didepan dirinya, paul tau mana senyuman tulus dan mana senyuman paksaan, nabila tidak bisa menyembunyikannya dihadapan paul.

"Suttt, kita lanjut dulu sampe selesai, nanti ngobrol lagi" Balas nabila

"Kamu boleh loh luapin semuanya ke aku, daripada dipendem sendiri kan. Aku sering bilang jangan pura-pura gapapa didepan aku karena aku tau apa yang kamu rasain, kamu gak bisa nyembunyiin itu didepan aku"

Nabila menghela nafasnya kasar

"Iyaa sayang, udah ya. Kita selesaiin ini dulu, nanti kalo ada waktu kita ngobrol lagi."

Akhirnya mereka melanjutkan aktivitasnya hingga selesai dengan nabila yang bisa menyembunyikan rasa lelahnya dihadapan orang, dan paul yang selalu memperhatikan nabila meskipun dari kejauhan karena ia khawatir dengan gadisnya.





KLARIFIKASI!

Sebelum pada nanya nih kenapa langsung maju ke part sebelum mereka tampil, gak diceritain pas latihannya dll.

Jawabannya adalah.....
Hehehehe authornya lebih pengen nyeritain pas mereka udah pisah dan saling dukung dari kejauhan. Pengen nyeritain nabila yang berkesah keluh ke paul gimana dan respon paul pas nabila cerita tu gimana makanya dicepetin alurnya soalnya kayaknya bakal agak panjang deh hehehehe. Jadi begitu ya gengs, trimsss.

Komang [ SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang