Jika ingin egois, nabila sangat bisa melakukannya, apalagi disaat paul melakukan kesalahan. Tapi apalah daya, benteng yang ia bangun runtuh begitu saja saat mendengar jika berita paul tersebar. Apa yang ada dalam hatinya dan apa yang ada dalam pikirannya tentu bertabrakan dikondisi seperti ini. Antara hati yang terlalu memikirkan perasaan dan akal yang terlalu realistis. Namun untuk saat ini, apa yang ada dalam hatinya sudah menguasai dirinya sepenuhnya. Tidak bisa dipungkiri jika hatinya sakit jika melihat paul berada pada titik terendahnya.
Sudah terbayangkan oleh nabila bagaimana kalutnya paul saat ini, masalah dengan dirinya belum selesai sekarang kembali datang masalah yang baru meskipun akar permasalahannya tetap sama. Untuk kali ini, nabila mengakui dirinya kalah. Bukan karena ia melupakan masalah itu, tetapi ia ingin ada disaat paul berada dititik terendahnya, sama seperti apa yang sering paul lakukan untuk dirinya. Fakta tetap fakta, tidak bisa ditutupi oleh satu kesalahan besar saja. Pada kenyataannya paul memang selalu ada untuk nabila dalam keadaan apapun.
Nabila memasuki mobil putih yang terparkir didepan rumahnya. Ada sedikit rasa canggung saat mereka berhadapan, namun untuk seorang paul yang sudah tidak bisa menahan kerinduannya tentu rasa canggung tersebut seketika hilang.
"Aku boleh minta peluk?" Pinta paul dengan suaranya yang bergetar
Terlihat jelas oleh nabila jika mata lelaki didepannya ini sembab dan kemerahan. Keputusan ia untuk mengajak paul bertemu tidak salah, paul memang sedang berada dititik terendahnya.
Nabila merentangkan tangannya sebagai pertanda persetujuan. Tidak pikir panjang, paul dengan cepat merengkuh tubuh mungil yang berada didepannya itu. Keduanya memejamkan mata dan saling melepas rindu yang selama ini tertahan. Tidak ada yang membuka suara selain terdengar isakan kecil dari lelaki yang sedang memeluk nabila ini. Nabila membiarkan lelaki itu menangis dipelukannya sampai ia benar-benar lega.
Tidak bisa dibohongi jika hati nabila benar-benar sakit berada diposisi seperti ini. Melihat wajah kekasihnya dan melihat foto yang sekarang tersebar mengingatkan dirinya akan kebohongan yang telah dilakukan oleh paul. Posisi ini membuat dirinya seperti berada ditepi jurang yang jika tertiup angin sedikit saja ia akan terjatuh ke jurang dalam itu. Namun akalnya masih bisa berpikir jernih, apalagi ia mengingat alasan paul menemui wanita lain itu hanya sebatas prihatin, dan semoga memang benar seperti itu.
Paul membuka suaranya dengan posisi yang masih berada dipelukan nabila
"Semuanya ancur, perjuangan aku selama ini sia-sia ya. Perjuangan aku buat kamu sia-sia karena kebohongan yang aku buat sendiri. Karier yang lagi aku bangun juga bakal ancur gara-gara foto sialan itu. Hidup aku ancur, kamu layak buat dapet yang lebih dari aku. Aku sekarang gak ada apa-apanya dibanding banyaknya cowok yang suka sama kamu, idup aku udah ancur sekarang" ucap paul dengan penuh emosional diiringi dengan isakan yang semakin mengeras
Nabila mengeratkan pelukannya, ia memejamkan mata hingga benar-benar tidak ada cahaya yang masuk kedalam netra matanya. Tidak, ia tidak boleh menangis. Ia harus kuat dan harus bisa menguatkan kekasihnya. Persetan dengan orang-orang yang menyebut dirinya budak cinta, ia tidak peduli. Urusan hatinya tidak bisa dicampuri oleh orang lain, hanya dirinya sendiri yang boleh memutuskan semua urusan soal hati.
"Hey, dengerin aku ya. Lupain dulu soal masalah kita, aku udah gapapa. Sekarang selesaiin masalah yang satunya ya, semua gak akan ancur gitu aja, usaha kamu gak bakal berhenti disini aja, aku yakin ini bakal selesai. Aku minta sekarang kamu tenang dulu, dinginin kepala kamu, redain emosi kamu ya, jangan gegabah buat bertindak, aku gak bakal kemana mana, aku disini, disamping kamu"
Dadanya menahan sesak saat mengatakan itu. Nabila berbohong jika dirinya tidak apa-apa. Tetapi dirinya berusaha agar bisa menyalurkan kekuatannya untuk paul. Saat ini, support dari dirinya sangat berpengaruh untuk paul, ditambah paul yang sedang jauh dari keluarganya.
"Semuanya udah liat foto itu, orang-orang pastinya ngira pacar aku itu dia, bukan kamu. Kita belum publish hubungan kita yang sebenernya, tapi foto itu udah kesebar" Ucap paul
Nabila melepaskan pelukannya. Ia memperhatikan paul yang saat ini sedang menunduk.
"Semua pasti ada jalan keluarnya. Dari idol udah hubungin kamu?" Tanya nabila
"Udah, aku disuruh klarifikasi dan ceritain kejadian yang sebenernya, mereka minta buat masalah ini bisa selesai malem ini juga karena menurut mereka masalah ini bisa berpengaruh ke rating idol nanti" Balas paul dengan posisinya yang masih tertunduk. Saat ini ia tidak berani untuk menatap nabila, dan tentu nabila menyadari akan hal itu.
"Bisa sambil liat aku ngomongnya?" Pinta nabila
"Aku malu sama kamu, aku udah ngelakuin kesalahan besar yang bikin kamu sakit hati, bikin kecewa, bikin marah, tapi aku tetep butuhin kamu. Aku emang gak tau diri, tapi dihidup aku sekarang, aku emang butuh kamu dan akan selalu butuh kamu dalam keadaan apapun. Aku malu nyamperin kamu sekarang dan nangis dipelukan kamu, aku malu" Ucap paul
"Liat aku sayang" Ucap nabila dengan lembut
Entah terbuat dari apa hati wanita dihadapan paul saat ini. Meskipun paul menyakitinya, tetapi ia bisa merasakan ketulusan hanya dari sebuah kata yang wanita ini lontarkan. Dengan sedikit ragu, ia menatap nabila dan wanita itu sedang tersenyum kearahnya.
Nabila meraih tangan paul. Ia menggenggamnya dengan erat. Tidak ada gengsi saat ini, yang ia lakukan benar-benar sebuah gerakan yang mengalir begitu saja.
"Udah ya, masalah sama aku lupain dulu. Ayo urusin masalah kamu yang lebih berat, aku temenin" Ucap nabila sambil menatap paul
"Aku harus gimana?"
"Lakuin apa yang pihak idol minta. Ceritain sejujur jujurnya, jangan ada yang kamu tutupin. Dan soal kita, tahan dulu ya. Jangan kamu ceritain ke orang-orang sekarang atau bakal nambah masalah baru kalo kamu ceritain" Jelas nabila
"Kamu gapapa?" Tanya paul dengan sedikit berhati-hati
"Aku gapapa. Udah ya lakuin aja"
Nabila tetap berusaha tersenyum disaat ia harus mengatakan tidak apa-apa, padahal dadanya terasa sedang ditusuk jarum berkali-kali.
Senyuman palsu itu dapat paul lihat. Hatinya teriris dan ia merasa sangat bersalah membawa nabila kedalam masalah ini dan tentunya membawa kedalam hidupnya yang rumit.
Didalam mobil putih itu, sebuah langkah penyelesaian masalah sudah dilakukan. Dengan ditemani oleh nabila, paul mengklarifikasi apa yang sudah tersebar luas dimedia sosial.
HEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEHEEHEHEHEHEHEHEHHEHEHEHE PART 6 BENERAN
SUNGKEM DULU LO SEMUA SAMA GUE. GUE TURUTIN SEMUA MAU LOOOO. INI TERAKHIR, GAK ADA TAWAR MENAWAR LAGI, GAAKAN LULUH SAMA BUJUK RAYU BUAYA MACEM KALIAN. TRIMSSS
KAMU SEDANG MEMBACA
Komang [ SUDAH TERBIT]
Teen Fiction"Tasbihku dan Tridatumu sudah tidak bertaut, alhamdulillah dan astungkara sudah tidak bersaut, tapi apakah dalam sujudku dan muspamu masih terlantun doa yang sama? Kepada arca mu kau menitipkan Kepada Tuhan ku, aku menetapkan Di atas sajadah cintaku...